Minggu, 15 Desember 2013

Calon Ibu Seluruh Dunia




tren, eh..bukan ding, fenomena yang terjadi di wanita-wanita usia 23an ke atas, lebih tepatnya untuk mereka-mereka yang udah lulus kuliah adalah kebelet nikah. Ada untungnya sampai berita ini diturunkan, saya belum lulus sehingga alhamdulillah 'cukup tau diri'. Mungkin karena dua kakak-kakak saya udah menikah kali ya, jadi saya tau betapa menikah itu harus benar-benar siap. Pilihannya cuma dua : menikah karena taat ibadah dengan modal aqidah dan keberanian, atau menikah karena memang sudah siap secara mental dan finansial. Dua-duanya tidak ada yang salah.

Oke, saya yang menulis di sini memang belum menjalankan proses tersebut, tapi setidaknya saya mencoba share pengalaman-pengalaman dari orang-orang terdekat saya. Hasil dari mengamati, menganalisa dan bertukar pikiran.

Pertama menikahlah dengan orang yang tepat.
Tepat bukan karena maunya kita, tapi karena maunya DIA (baca : Sang Maha Kuasa). Ambil contoh seperti kakek nenak kita yang langgeng sampai akhir hayat, kebanyakan dari mereka menikah karena bukan maunya mereka. Maunya orang tua aja bisa langgeng kayak gitu, apalagi kalau maunya Tuhan, pasti sudah terjamin. Ibarat anologi baut di mobil. Baut yang tidak cocok, meskipun dipaksakan, memang bakal tetap nyantol di mobil. Tapi ketika mobil tersebut menghadapi goncangan di jalanan yang terjal, dipastikan baut tersebut bakal lepas. Karena pada dasarnya baut tersebut adalah baut yang dipaksakan.

Ada satu teman saya, Kia, yang pernah memasang DP (display picture) di BBM yang bunyinya kayak gini :

"Yakin saja, sesuatu yang sudah ditakdirkan menjadi hak kita, Allah tidak akan biarkannya menjadi milik orang lain"

Setiap personal sudah memiliki haknya masing-masing. Jauh dekat, cepat lambat, semuanya cuma bermuara pada satu hal "SABAR". Banyak yang menempuh proses tersebut dengan ketidaksabaran yang berujung pada "ketidakbenaran". Lewat cara-cara yang tidak benar dan ujung-ujungnya bisa merusak "nazab" (garis keturunan). Ibu saya selalu mewanti-wanti saya tentang paham keyakinan orang melayu (yang diturunkan oleh kakek saya), bahwa konon katanya (saya juga gag tau ini benar atau tidak) azab untuk mereka yang *maaf* hamil di luar nikah adalah di akhirat nanti akan meminumkan nanah pada ibunya. Benar atau tidak kebenaran keyakinan ibu saya tersebut, setidaknya hal tersebut menjadi warning untuk saya, dan alhamdulillah dan insyaAllah saya akan tetap memegang hal tersebut.

Kalaupun ada dari pembaca sekalian yang keburu 'tercebur', saya pribadi mohon maaf ,niat dari lubuk hati saya yang paling dalam tidak berniat untuk menyinggung. Saya sangat yakin, bahwa Allah akan menutup masa lalu buruk umatNYA, sepanjang umatNYA 'move on' ke arah kebaikan dan jalan yang lurus, serta tidak menzalimi dirinya untuk jatuh ke lubang yang sama kesekiankalinya. Allah Maha Pengampun.

Kedua, jangan berharap dan jangan mencari

Untuk hal ini, saya juga akan share tentang isi DP dari senior saya yang memang sudah menikah lewat jalan yang benar dan berkah (a'billy)

"Jika namamu yang tertulis di Lauhul Mahfudz untuk diriku,niscaya rasa cinta itu akan Allah tanamkan dalam diri kita. Tugasku bukan mencari dirimu, tetapi mensolehkan diriku..Wahai seseorang yang telah tertulis di Lauhul Mahfudzku, imamku, & ayah dari anak-anakku, engkau yang membersamai perjalanaku nanti..Aku percaya kau sedang memperbaiki dirimu, memantaskan dirimu tuk jadi imam bagi tulang rusukmu"

Subhanallah...
saya pribadi sangat respect terhadap senior saya ini. Dia tak ubahnya 'Yusuf' di masa modern. Sudah orangnya bagus, akhlak dan aqidah serta keikhlasannya juga sampai saat ini tak diragukan lagi.

Saya berdo'a semoga saya dan pembaca yang membaca tulisan ini bisa menemukan 'tulang rusuknya' dalam sebuah keikhlasan, kesabaran serta dalam proses yang benar dan berkah.

"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian mampu memenuhi (kebutuhan/nafkah) maka hendaklah ia menikah, karena itu akan lebih menahan pandangan dan lebih menjaga kemaluan (dari zina). Dan barangsiapa belum mampu maka hendaklah ia berpuasa, karena itu sebagai (obat) penawar baginya."
(Shahih - HR Bukhari-Muslim)

Bersabarlah dengan terus meningkatkan aqidah dan potensi diri. Terkhusus para wanita (termasuk saya), karena kita adalah calon ibu terbaik, mari kita sama-sama berproses menjadi calon ibu terbaik. Karena di tangan kita lah, calon penerus islam (layaknya ibnu sina, al khindi, al jabar dkk) akan dididik. Amien YRA.

0 komentar on "Calon Ibu Seluruh Dunia"

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez