kembali bertemu saya lagi di postingan hari ini..terima kasih untuk kalian yang sudah menyempatkan waktu untuk membaca blog ini, meskipun identitas kalian hampir 90 % tidak terungkap..haha..you guys are my gosh reader. Gag masalah, sepanjang saya tau kalau tulisan saya ada yang baca *bisa dilihat di grafik pengunjung personal yang hanya bisa saya akses*. Sebenarnya toh kalau gag ada yang baca juga gag apa-apa, karena niat awal blog ini dibentuk almost 4 tahun yang lalu *saya mulai bikin dan nulis blog tahun 2009* adalah cuma untuk gallery pribadi. But alhamdulillah, makin ke sini saya makin berani buat publish. Sekedar untuk berbagi apa yang bisa saya bagi.
Oke ngomongin tentang baca blog, saya cukup salut untuk kalian yang suka baca. Budaya membaca di kalangan orang Indonesia masih rendah. Berdasarkan hasil sebuah survey, indeks membaca kita *Orang Indonesia* hanya 0,001. Artinya dari 1000 penduduk hanya 1 orang saja yang minat membaca tinggi. Bandingkan dengan indeks minat baca di Singapura yang mencapai 0,45, dari seratus penduduk ada 45 orang yang minat membaca.
Hal demikian terbentuk dari tingginya minat anak-anak Indonesia pada ngegame. Saya personal gag bilang kalau ngegame itu salah, hanya saja kurang bijak. Karena oke kalau dari ngegame kita bisa belajar berpikir cepat dan strategis, tetapi apa pengetahuan dan ide yang kita dapatkan ? coba saya bandingin nih ya, anak-anak yang lebih suka ngegame itu punya minat belajar yang relatif rendah di kelas, dibanding anak-anak yang suka baca.
Bagi sebagian orang, membaca itu bikin ngantuk. Ngantuk karena bosen liat tulisan-tulisan hitam putih monoton, apalagi teks book. Sama, saya juga bosen kalau baca teks book. Tetapi tenang saja, kalau pembaca sekalian update ke toko buku, sekarang bisa dilihat kalau para penulis dan penerbit sudah semakin kreatif dalam bikin buku. Pengecualian untuk buku kuliah ya, saya rasa sekarang banyak buku *selain komik* yang punya tampilan (lay out) menarik dan gag ngebosenin.
Budaya membaca yang saya maksud di sini gag termasuk budaya membaca komik ya. Karena jujur harus saya akui *maaf buat kalian-kalian penggemar komik*, baca komik itu kayak nonton opera sabun. Kalian cuma dapet 'wangi' nya, dont get anything setelahnya. Cuma dapat hiburannya, tapi gag dapet pengetahuan apapun dari itu. Kecuali kalau komik yang dimaksud adalah komik-komik seri pengetahuan yang sekarang lagi populer di toko buku. Seri sejarah atau biografi tokoh dunia yang dikemas dalam tampilan komik.
Tapi manfaat membaca buku sebenarnya lebih dari sekedar mendapat keterampilan memahami, tetapi juga menulis. Rata-rata mereka yang pandai menulis, pasti mereka yang hobby baca. Saya terbiasa menulis cerpen, berawal dari sering baca roman. Karena ketika membaca, saya dengan sendirinya mengerti bagaimana merangkai kalimat demi kalimat. Apa yang kita baca sangat mempengaruhi gaya penulisan kita. Kebiasaaan saya baca roman *angkatan balai pustaka khususnya*, membuat gaya penulisan saya bagi sebagian orang mengharu biru alias mellow.
Saya sangat berterima kasih sekali kepada kedua orang tua saya yang sangat mendukung lahirnya kegemaran membaca buku. Sejak umur 4 tahun, Ibu saya suka langganan majalah Nova, yang membuat saya sudah akrab dengan tulisan dan kertas sekalipun saya belum bisa membaca saat itu. Dari kelas 1 SD saya sudah langganan baca majalah BOBO. Favourite saya adalah rubrik "Apa Kabar, Bo ?" *dari situ juga saya memulai aktivitas sahabat pena*, Dongeng "Oki & Nirmala" *tokoh favourite saya justru bukan mereka, Tetapi Hans Si Raksasa*, dan...uji titi teliti * kuis yang tidak pernah absen saya kirimkan, tetapi saya gag pernah menang barang sekalipun !*.
Saya juga masih ingat, bagaimana saya lebih memilih beli buku ketimbang beli baju lebaran..haha...
Bagi saya, tanpa bermaksud berlebihan..a book is window of the world ...
Tanpa harus berpindah fisik, saya bisa merasakan sensasi pergi ke negara lain, dunia lain, dan bahkan era lain.. Inilah esensi dari the time machine. Meskipun mesin waktu itu tidak benar-benar ada, tapi saya yakin bukulah mesin waktu itu. Saya bisa "kembali" ke era perang revolusi perancis, hanya cukup dengan duduk membaca ensiklopedi. Saya bisa "menjadi" ratu inggris hanya duduk dengan membaca buku sejarah ratu-ratu inggris. dan masih banyak lagi sensasi-sensasi lainnya..
Jadi tunggu apa lagi ?
Membaca lah sepuasnya. Karena salah satu toko buku ternama dan *mungkin* terbesar di Indonesia memberikan fasilitas baca di tempat sepuasnya :D :D. Trust me, saya sudah berkali-kali menerapkannya.
Selamat Membaca dan Rasakan "berkeliling " dunia dengan sebuah balon udara bernama...BUKU,,,
Ponakan perempuan saya_Fathia (usia 4bulan) yang tengah asyik "membaca" :D
0 komentar on "A Window of The World"
Posting Komentar