Saya yakin sekali bahwa setiap orang pasti punya ‘cinta pertama’.
Sebagian bilang kalau cinta pertama atau first love sama saja dengan pacar
pertama. Tapi bagi saya beda, justru cinta pertama adalah orang yang pertama
kali membuat anda setengah mati cinta atau let’s say..suka yang berlebihan.
Sampai 1x24 jam pikiran anda dibayangi dengan ‘satu nama’ tersebut.
Okee..postingan kali ini terinspirasi setelah nonton film yang pada
akhirnya...kelar saya tonton sampe habis :
“You are The Apple
of My Eye”
Sebenarnya awal tahun lalu, saya sudah sempat nonton film ini. Tapi pas
pertama nonton..karena sebelumnya tidak ada rekomendasi dari siapapun yang udah
pernah nonton_alhasil saya hanya menangkap ‘sisi-sisi joroknya’ dari film ini.
Baru awal film, saya langsung memutuskan untuk gag menonton. Toh lagian saya
kurang familiar dengan film selain film korea dan jepang pada saat itu. Tapi
ternyata pemikiran saya berubah setelah
untuk kedua kalinya..dan berkat dikompor-komporin oleh teman saya,Jamil,
akhirnya saya nonton lagi lah film ini...
Dan ! benar saja..film ini gag ‘sejorok’ yang saya kira pertama kali.
Beberapa adegan jorok ala anak remaja, merupakan gambaran yang sangat real
sekali dengan kehidupan di masa remaja,khususnya remaja laki-laki yang konon
katanya....setiap beberapa detik sekali selalu kepikiran sama hal-hal jorok dan
tabu (serta gag layak untuk diperbincangkan). Well, buat sekedar gambaran
sedikit tentang jalan ceritanya, berikut trailer resmi dari film taiwan yang
berhasil dapat penghargaan di Golden Horse Award ini :
Kalau anda pernah nonton film thailand “a little thing called love”,
sebenarnya tema yang diangkat hampir sama. Hanya saja (kalau boleh spoiler),
ending di dua film ini jelas berbeda.
Pada akhirnya..kita semua bakal sadar (mau gag mau) sama yang namanya
“JODOH”. Sesungguh-sungguh apapun usaha kita dalam mempertahankan, mengejar
seseorang yang menjadi “the apple of our eye”, tetap saja..ikatan takdir yang
bakal jawab.
Karakter tokoh utama di film yang semi autobiografi dari penulis
sekaligus sutradaranya ini, mengingatkan saya dengan apa yang saya rasakan di
masa remaja. Saya dulu pernah juga ‘selama tiga tahun’ di smp, mengejar
seseorang yang jadi ‘my first love’. Jadi kalau ditanya, siapa first love,
dipastikan saya gag bakal menyebut nama mantan saya satu-satunya_Febrian.
Tetapi satu nama, yang sebenarnya gag pernah jadian secara resmi sama saya. Ya
kayak di film ini, bedanya di kehidupan nyata justru saya karakter utamanya.
Saya pun ternyata menyukai orang yang (lumayan) di sukai banyak orang.
Hahah....kalau ingat zaman itu, saya mau ngacir saja. Kok bisa saya punya
keberanian, dan kepedean buat nyatain suka sama ‘kakak kelas’ saya itu. Ending
dari kisah saya pun nyaris sama seperti di dalam film ini.
Ya, cinta pertama saya adalah seseorang yang saya tunggu selama nyaris
tiga tahun. Pada akhirnya saya sadar bahwa dia hanya bisa jadi kenangan untuk
saya. Dia gag bakal tergantikan kok, selalu ada ruang khusus buat memory itu.(
Yasadddappp...saya jadi tiba-tiba mellow gini, hahaha..)
Dua Karakter Utama di "You are The Apple of My Eye" |
Film ini benar-benar sesuai dengan realitas. Realitas bahwa di
kehidupan nyata , sangat jarang kita temukan cinta pertama menjadi the last
love kita. Ada sih, tapi itu jarang sekali. Karena pada akhirnya kita bakal
nemuin orang-orang baru dengan kenangan yang berbeda tiap-tiap orangnya.
Setelah saya ngerasain cinta pertama itu, saya bertemu dengan orang-orang lain,
termasuk mantan saya dan beberapa orang yang menyatakan suka sama saya. Tapi
poin pentingnya adalah... Seberapa jauh cinta pertama itu tertinggal di
belakang, tapi tetap dia jadi part yang paling sering muncul saat sensasi nostalgia
hadir. Saya pribadi akui...saya gag bisa melupakan cinta pertama saya waktu smp
itu. Meskipun sejak lulus smp hingga saat ini, saya tidak pernah bertemu dengannya lagi.
Tapi pada akhirnya...seperti monodialog tokoh utama di ending part film
ini :
“Aku salah, ternyata ketika kamu sangat-sangat menyukai
seseorang, ketika ada seseorang yang mengasihinya, mencintainya..Maka kamu akan
benar-benar dari hati yang paling dalam mendo’akan dia bahagia selamanya”
Ya, dari lubuk hati saya yang paling dalam..saya akan selalu mendo’akan
yang terbaik untuk hidupnya. Meskipun di satu dimensi dunia lain, saya berharap
bahwa saya dan dia yang lain bertemu lagi. Ada atau tidak sebenarnya, saya
yakin ‘DIMENSI PARALEL’ itu benar-benar nyata. :)
Salah stau pemeran di film ini tak lain adalah Bobo Ho lho :) |
0 komentar on "Chai-Kian, The Apple of My Eye"
Posting Komentar