Ada cinta di namsan. Beginilah yang
saya rasakan ketika pertama kali menginjakkan kaki di pelataran
halaman puncak bukit namsan.
Bukit namsan adalah bukit kebanggan
masyarakat kota seoul. Bukit yang begitu terkenal dan menjadi
landmark seoul, merupakan bukit yang sering kita lihat di drama-drama
maupun video klip idol kpop. Kalau anda mengikuti kpop, anda pasti
tau opening scene music video S.E.O.UL miliknya super junior dan
girls generation. Video yang ditujukan untuk promosi kota seoul ke
dunia internasional ini sukses menjadi “kitab” video saya selama
di korea. Hampir semua tempat di mv tersebut berhasil saya kunjungi,
kecuali satu...The cursed night banpo. (akan saya ulas di cerita
berikutnya).
Untuk mencapai namsan, saya menempuh
subway dan berhenti di dekat pemberhentian bus yang memang menuju ke
bukit namsan. Meskipun secara topografinya, kota seoul merupakan
wilayah yang berbukit-bukit, tapi tetap saja, sensasi naik bus di
sepanjang perjalanan menuju namsan tetaplah yang paling indah menurut
saya. Terdapat satu komplek universitas swasta yang populer di seoul
yang terdapat di dekat kawasan namsan. Berbeda sekali dengan
indonesia, kawasan menuju bukit namsan tidaklah sepi , sunyi dan
menyeramkan. Semuanya hijau, asri, bersih dan tertara rapi. Meskipun
di dalam bus, kami harus umpek-umpekan, karena banyaknya penumpang
yang hendak menuju namsan, tapi tetap saja perjalanan ini tak terasa
membosankan sama sekali.
Ketika tiba di pemberhentian
terakhir_bus kemudian akan turun kembali ke bawah lewat jalan yang
berbeda_ kita tidak lantas tiba di areal namsan towernya. Ada dua
pilihan untuk mencapai sana, naik cable car atau berjalan mendaki.
Pilihan kedua adalah yang saya pilih. Selain hemat biaya, hampir
kebanyakan pengunjung_karena memang orang korea doyan
trekking_jadilah saya ikut juga mendaki jalanan menanjak. Selain
panjang, dan makin menanjak, alhasil begitu nyampe dia atas, saya
merasakan kelelahan yang amat sangat. Butuh waktu leha-leha dulu
sebelum benar-benar mengitari namsan tower.
Awal mulanya saya kira, cable car
berfungsi membawa penumpang hingga sampai atas puncak namsan tower.
Ternyata tidak. Penumpang diturunkan ditempat saya beristirahat.
Namsan tower sendiri adalah menara
yang terletak di bukit namsan.di menaranya, terdapat dua pilihan
kunjungan, menara observatorium atau museum teddy bear namsan. Karena
budget yang (lagi-lagi) terbatas, saya hanya mampu membeli tiket
masuk museum teddy bear seharga 8000 won.
Dan ternyata, tanpa perlu naik ke
puncak menara, saya sudah bisa menemukan pohon gembok cinta namsan.
Ikon khusus namsan yang sering kita temukan di drama-drama korea.
Rasanya gag afdhol ke korea, kalau gag ke bukit namsan, dan...gag ke
gembok cintanya. Itu juga kenapa, saya sedikit menyesal tidak membeli
dulu gembok sebelum pergi ke namsan, karena begitu liat harga gembok
yang dijual di namsan.....mahal banget ! untuk ukuran dompet saya.
Saya lebih baik beli souvenir saja daripada “hanya” beli gembok
di sini. Tapi saya gag ketinggalan akal, karena tradisi
gembok-menggembok ini udah lama..jadilah saya cari gembok yang ada
karet berwana-warni berbentuk love yang sisi belakangnya gag
ditulisi. Jadinya saya “numpang” nulis di gembok yang gag lain
dimiliki oleh wisatawan thailand (saya tau dari tulisannya). Dan mau
tau apa harapan saya ? saya pengen balik lagi ke tempat ini dengan
pasangan hidup saya. (waktu ke sana, status saya masih jomblo dan
sampai saat ini pun tetap jomblo..wkwkwk).
Mengacu ke kalimat awal saya di atas,
memang ada banyak cinta yang saya temukan di namsan. Cinta yang
universal. Cinta yang mengandung harapan, cita-cita dan impian. Cinta
yang nunjukkin_dari negara manapun kita berasal, apapun warna kulit
kita, bagaimana kita berbahasa, kita semua berkumpul di tempat ini
dengan satu kesamaan ....kita semua punya tujuan hidup untuk saling
bahagia.
Di namsan pula, saya juga mendoakan
kerabat,teman dan kenalan saya di indonesia agar suatu hari nanti
mereka bisa merasakan apa yang saya rasakan saat itu.
0 komentar on "Suddenly Love at Namsan"
Posting Komentar