Kamis, 06 Desember 2012

Rendezvous








Pelataran halaman sebuah sekolah taman kanak-kanak tampak lenggang. Lalu lintas mobil penjemput berbaur dengan riuhnya sorak sorai murid-murid TK , kini mulai berkurang. Berganti dengan rintik air hujan yang tiba-tiba jatuh, butirannya sebesar biji jagung menimpa kelopak bunga matahari yang tertanam di taman kecil depan pintu kelas. Setelah itu, guyuran air hujan yang tertimpa bagai air bah mengisi siang tengah hari yang suasananya seperti menjelang sore.


“oke,aku jemput ya” ucap sebuah suara dari seberang sana.


rafa hanya mengucapkan kata “ya”, dan lantas menutup ponsel flipnya dengan sekali dorong, menimbulkan bunyi “flip”. Hujan turun dengan derasnya, terlihat dari balik jendela. Dia adalah orang terakhir yang tertinggal di gedung ini.Oxford Kindergarten.


“bu guru...aku takut hujan..”


Tiba-tiba sebuah suara membuyarkan lamunannya. Suara yang kerap dikenalinya, selaku “rival”nya sebagai penunggu terakhir saban hari. Lucy. Lucy william horan. Nama yang kerap diingatnya, karena seringnya anak perempuan berumur 5 tahun ini menghadap meja kantornya. Di sela-sela istirahat makan siang.Hanya sekedar untuk mengumpulkan diary hariannya.


Rafa tersenyum, berjalan menuju lucy yang tampak ketakutan.


Ctarrrrrr...


Refleks mendengar suara kilat, lucy sontak mendekap tubuh rafa yang hanya mampu dijangkaunya tak pernah lebih dari sepinggang. 


“papamu belum datang ?” tanya rafa.mendekap hangat tubuh lucy yang masih menggigil. Lucy sangat tidak suka dengan hujan, dan apapun yang berkaitan dengan hujan. Contohnya ketika anak seumurannya akan berlari-lari di genangan air ketika hujan baru tiba, lain halnya dengan lucy. Dia akan berlari menjauh_tak ubahnya seperti anak kucing yang takut kena air.


Lucy melepaskan pelukan eratnya. Dan gantian menatap ibu gurunya. Ekspresinya masih sama.
“daddy bilang kalau dia akan telat lagi ke sini....” ucapnya.nyaris menangis.Rafa kembali memeluknya erat.
“dont worry little lucy..ada ibu guru rafa di sini” ucapnya sembari mengelus punggung lucy.
Bersama mereka berjalan menuju bangku yang terletak di dekat pintu keluar. Rafa mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Beberapa buah kertas origami berwarna warni berbentuk persegi.


“don’t you afraid to heavy rain ?” tanya lucy.tangannya tak lepas dari melipat-lipat kertas yang entah dibentuknya menjadi apa.


Rafa menggeleng. “i love the rain. We can get the fresh air, the flower blossom, and we dont feel hot on the summer.everythings going smoothly in the rainy day” ucap rafa.


Lucy mendengarkan tiap-tiap kata rafa,sementara matanya entah menatap ke mana. Ia membayangkan, suara ibu gurunya bercerita sama halnya seperti suara pengasuhnya saat membacakan dongeng pengantar tidur.

“you look alike my nanny...” ucapnya pelan. Matanya tak bergeming , “dia selalu membacakan dongeng setiap malam padaku..” lanjutnya lagi.

Rafa baru tersadar. Lucy adalah salah satu muridnya yang telah lama ditinggal oleh ibunya. Bukan karena perceraian, tapi karena ibunya meninggal saat lucy berumur satu tahun. Dan ini yang pertama kalinya diketahuinya ketika tepat beberapa bulan yang lalu, lucy pindah ke sekolah ini.

“tidakkah kau merasa kesepian ketika hujan seperti ini ?” tanya lucy lagi.

Rafa menggeleng, “ not at all. Because i have you.you always stay by myside, lucy”

Dan kata-kata ini membuat rafa kangen dengan murid-muridnya yang lain.

“lucy !” sebuah suara berasal dari pintu masuk tiba-tiba membuyarkan obrolan mereka berdua. Sesosok tubuh menyembul setengah dari balik pintu masuk.

“daddy !!!!”

Serta merta lucy berlari menuju sumber suara tak lain adalah ayahnya.Berdua mereka berangkulan. Lucy sangat senang sekali ketika ayahnya datang menjemput. Bukan supir pribadi suruhan ayahnya, atau pengasuhnya yang akan mengajaknya pulang naik bus atau subway seperti biasanya.

“you keep your promise, daddy” ucapnya. 

Menyadari bahwa ada orang lain selain dia dan anaknya, yang dipanggil daddy segera berdiri dan membungkuk ke arah rafa. Guru dari anaknya.

“hello, ms. Rafa, nice to meet you again”

“hello mr.niall, nice to meet you”

Ada kekikukan yang terjadi saat ini, sampai akhirnya lucy menunjukkan hasil prakarya kepada ayahnya. “she taught me this one” ucapnya riang.

“owh,welldone lucy..”ucap niall. “ms. Rafa..terimakasih untuk semuanya..” ucapnya pelan.

Rafa membalasnya dengan sebuah senyuman “ you are great father, mr.niall. Lucy always tell me about you everytime..how kind you are...” balasnya.

“by the way...mm, maukah kau ikut bersama kami. Kebetulan hari ini...”

“today was daddy’s birthday” sambung lucy. Betapa senangnya ia bisa bertemu dengan ayahnya. Ayahnya telah berjanji untuk menjemputnya hari ini.

“mm...i’m sorry mr niall.saya sudah dijemput..lain kali, saya bisa bertamu ke rumah anda” ucap rafa.
Ada raut sedih terpancar di wajah lucy. Betapa sangat diinginkannya ibu gurunya ikut bersamanya merayakan ulang tahun ayahnya. Mereka berencana akan makan bersama di mc.donalds. Lucy sangat terobsesi sekali dengan ronald. Laki-laki bermuka jenaka, dan berambut merah kribo, yang selalu menyapanya di pintu masuk mc.donalds. Tapi anehnya ronald hanya duduk, sembari menyisakan satu tempat di bangkunya, tanpa berkata apapun. Belakangan rafa tau kalau ronald yang selalu diceritakan lucy tak lain tak bukan adalah karakter ikon restaurant cepat saji itu.

“rafa...here i...co...”

Sebuah suara menyusul dari balik pintu. Suara dari seorang laki-laki berkulit putih dan berjambang, menggunakan kaca mata hitam.

“hi dan..kenalkan ini lucy, muridku. Dan ini...mr.niall horan. Ayahnya lucy”

Danny menyalami niall. Entah mengapa, rafa merasa suasana ini begitu akward. Kecuali lucy, yang selalu tampak riang.

“hi, i’m danny...danny O’donoghue”

...

Rafa mengelap rambutnya yang basah terkena air hujan. Danny baru saja pulang dari rumahnya. Tangannya memegang suatu dari selembar foto yang tak sengaja terjatuh dari tumpukan baju di lemarinya, saat dia mencari handuk kering.

Rafa mengamatinya. Sudah bertahun-tahun lewat. Meskipun berubah, tapi baginya tak ada yang pernah berubah.

Rafa mengamati foto itu. Dua orang yang tersenyum ke arah lensa kamera selca dalam jarak yang sangat dekat. Dan ada sebuah tulisan di sana . Rafa n Niall. Forever.

Entah mengapa hujan kini terasa berpindah ke pelupuk matanya.



The End

0 komentar on "Rendezvous"

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez