Faza melipat dress dan beberapa peralatan dasar ke dalam
koper yang sudah gembung dengan barang bawaanya.Kalau tidak karena saran dinta,tentu
koper itu sudah dari beberapa jam yang lalu memuntahkan isinya.
“lo yakin mau backpacker ke korea bareng dia ??” dinta
bertanya penuh selidik.Mengambil posisi duduk di sebelah faza yang masih sibuk
dengan kerjaan yang sama sejak dua jam yang lalu.
“Menurut lo ?? yaiyalah..kalau gw gag serius..gag bakal ada
ini” faza mengeluarkan sesuatu dari dalam tas ransel mininya. Tiket pesawat
jakarta-KL-incheon.
“faza...faza...gw gag habis pikir sama lo.mau-maunya lo
backpackeran sama orang yang...bukan muhrim lo” dinta geleng-geleng kepala.
Sebagai sahabat sejak masuk kuliah,dinta yakin banget kalau faza bukan tipikal
easy woman yang dengan gampang kena jerat cowok yang punya niatan gag
bener.Meskipun secara tampilan, faza gag sereligius anak kost-an yang laen.
“mana lo gag kenal sama sekali sama dia lagi ?!...mm..maksud gw,lo
gag pernah blas sama sekali ketemu dia dalam kehidupan nyata.Cuma lewat fb
trus...lo...” dinta kehabisan kata-kata. Sudah seminggu terhitung sejak faza
mengutarakan niatnya untuk melakukan trip dengan seseorang bernama..
“tenang aja dint.emang gw kimchil-kimchil yang gitu mudah
kepincut sama orang yang gag jelas asal muasalnya ??Nih ya,si jepang ini,udah gw dapetin semua datanya.
Kuliah dimana, tinggal di mana,teman-temannya siapa aja.yaa...meskipun di real
life, kita gag pernah..”
“Kopi darat ??” cerocos dinta.disertai dengan anggukan
mantap dari faza.
Dinta masih aja sama gusarnya. Bahkan di H-1 keberangkatan
faza seperti ini.Kegelisahannya makin menjadi-menjadi.
“Dint..kalau aku pengen macem-macem sama nih orang,...gag
perlu sampe jauh-jauh ke korea” ucap faza pelan.menggenggam erat tangan sahabatnya.Memberi keyakinan bahwa dirinya akan kembali dengan baik-baik saja.
“Please lo jujur ke gw za,lo gini...bukan karena dimaz kan ?”
...
Terminal 3 Keberangkatan Luar Negeri,Soekarno-Hatta The
International Airport,Indonesia
“paspor lo ?tiket ?Hape ? gag ada yang ketinggalan kan ?”
tanya dinta nyerocos.Memastikan bahwa
kebiasaan sahabatnya yang teledor ini gag
kumat lagi.
“Beres....semuanya udah masuk ke sini kok” tunjuk faza pada
ransel mini merahnya.
“Nih,habisin minumannya.Gag boleh bawa cairan ke dalam
pesawat lhoo...”
Tanpa pikir panjang,faza menenggak habis minuman air
mineralnya.Setidaknya,meskipun hal ini berkemungkinan menyebabkan
beser,seenggaknya faza gag susah-susah mecahin won (mata uang korea) hanya
untuk sebotol kecil air mineral.Perjalanan dua jam menuju KLIA (Kuala Lumpur
International Airport) tentu bukan perjalanan yang singkat.
“Bakal gempor nih pantat gw duduk di hot seat,benar-benar
hot seat” gerutu faza.
“yaa..namanya juga backpacker.Mesti siap dengan kemungkinan
terburuk sama sekali dong.Sayang banget ya za,gw gag bisa ikut bareng
lo.Padahal gw pengen banget ke sana.Impian gw sejak SMA coba”
Faza tertawa ringan.
“Udaaahhhh...kamu fokus sama hari besarmu.Lagian kalau lo
ikut bareng gw,yang ada lo jadi obat nyamuk gw lagi.Hahahaa..”
“Dasar...modus lo,za” timpal dinta.
“dint, sorry ya..gw gag bisa datang ke acara tunangan lo”
faza memeluk erat dinta.Minggu depan adalah hari specialnya seorang Dinta.
Sementara,kepergian selama sebulan ke korea tentu membuat faza gag bisa hadir
di hari tersebut.Tapi sepenuh hati,faza janji ke dirinya sendiri kalau dia akan
datang di hari pernikahan Dinta.Apapun yang terjadi.
“gag apa-apa..lo jaga diri di korea.Jangan kepincut sama
cowok-cowok sana.Susah buat di ajak ke indo.Mendingan lo samaaaaa....”
“Apaan sih,dint.Udah deh..jangan mulai-mulai lagi.”jawab
faza setengah gusar.
Keduanya tertawa bersama.Berbarengan dengan teriakan dari
petugas imigrasi yang memanggil semua penumpang pesawat tujuan malaysia yang
akan berangkat sebentar lagi. Penerbangan malam adalah penerbangan favorit
faza. Setidaknya, seberapa lama waktu tempuhnya,faza bisa menghabiskan tidurnya
di dalam pesawat.
“Jangan lupa ngabarin gw kalau lo udah nyampe
korsel.Dan...salam ya buat...”
“Iaaa...tar gw salamin.Hahaha...”
...
Faza memandan ke arah luar kaca jendela pesawat. Hitam gelap
di sana. Pikirannya tertuju pada kondisi gelap langit. Dalam hitungan beberapa
jam,sebuah petualangan baru akan dimulai.
Korsel adalah pemberhentian pertamanya.Satu bulan tentu
bukan waktu yang lama ataupun singkat. Diam-diam sebuah nama dituliskannya di
kaca jendela pesawat.Nama dari sesorang yang akan ditemuinya begitu mendarat di
Incheon International Airport.
Membayangkan ini,setengah beban dan kekhawatirannya sedikit
terangkatt.
0 komentar on "Summer in Incheon (Episode 1)"
Posting Komentar