Faza menggeleng, “dia gag bisa bahasa inggris” bisiknya
hati-hati di telinga rafa.
“apalagi bahasa indonesia ??” tanya balik rafa setengah
berteriak.Toh orang asing ini tidak akan tahu apa yang sedang
diucapkannya.batin rafa.
“namanya siapa sih ??” tanya kaka kepo,begitu melihat usaha
faza bernegosiasi dengan makhluk kece di depannya ini berakhir dengan tangan
kosong.Nihil.Tak ada hasil apapun.
“tadi sih...dia berapa kali bilang “danny” gitu. Yaaa...bisa
jadi itu memang namanya “ faza melipat ke dua tangannya. Mengamati bule
setengah tiang listrik yang lagi duduk bengong sembari menghabiskan jus mangga pesanannya. Satu jam yang lalu,
laki-laki ini datang ke kafe, beruntung saat itu rafa dan kaka lagi shift jaga.
Namun karena keterbatasan bahasa inggris yang mereka miliki sekarang,mau gag
mau mesti panggil faza.Dia gag jago-jago banget sih,tapi lumayan punya nyali.
Rafa berjalan ke arah bule yang mereka namai “danny”.
“hei mr.danny” sapanya.
Bule itu menujuk dirinya. Rafa mengangguk.
“where’s...your...home ?” ucapnya jelas.Memenggal tiap kata
agar si bule tau apa yang tengah diucapkannya.
Trial kesekian ini tetap saja gagal.Bule itu tetap memasang
tampang melongonya. Rafa nyerah dan frustasi. Dia berjalan menuju belakang
kasir. Mengambil selembar kertas dan bolpoin dan mencoret-coretkan sesuatu di
atasnya.
“this !” tunjuknya pada sebuah gambar yang tak lain adalah
rumah.
“oo...kheafdhavdhfar hjkapouaop;a;;” jawab bule itu
sumringah.
Rafa menoleh ke arah faza dan kaka yang sama melongonya.
Bule itu menggeleng.
“what ?? you don’t have a house here ??”
...
Seminggu kemudian...
“lagi di mana lo ?” tanya rafa,sembari kerepotan membawa
tumpukan buku. Les bahasa inggrisnya baru saja selesai.
“oke..jangan sampai hilang dari pandangan lho.5 menit lagi
gw kesana”
..
“bang danny..ini namanya toilet.to..i..let” ucap kaka
monyong-monyong.
“toill...et” tiru danny dengan setengah payah. Pelajaran
bahasa indonesianya makin bertambah. Sejak trio rafa-kaka-faza rutin memberikan
les gratis.Hitung-hitung melatih kemampuan bahasa asing mereka. Danny adalah
bule berkewarganegaraa rusia. Pantas saja di pertemuan mereka, bahasa tarzan
jadi bahasa pemersatu mereka. Tapi beruntung,lambat laun..danny jadi terbiasa
mendengar bahasa indonesia.
“kalau di sini nih bang, kalau cebok mesti pake aer..”tunjuk
kaka pada kran, dan lantas memutarnya.menimbulkan gemericik air.
“eitttttt...ajaran sesat nih.Eh ka,kalau mau learning by
doing, elo nunjuknya jangan air dari kran,tapi dari itu langsung” tunjuk faza
pada slang pembersih sehabis buang hajat.
Kaka nyengir.Bayangan bahwa danny bisa saja
missunderstanding nerjemahin kata-katanya tiba-tiba muncul dalam pikirannya.
Klekkk.Tiba-tiba lampu mati. Ruangan gelap.
“Guys,benerin skring listriknya dong !” teriak rafa dari
balik dapur. Dia baru saja menyelesaikan kerjaannya menyiapkan makan malam.
Kaka dan faza memutuskan untuk menginap malam ini di kediaman rafa.Pas banget
di saat kedua adiknya,bombom dan nozi lagi ada acara makrab kampus.
Hening.
“eh please banget...gw masih manasin supnya ini” teriak rafa
lagi.
Hening.
Gelap di sekitar.
“eh jangan pada becanda dooooong” rafa mulai gag
kerasan.Bayangan adegan-adegan film horor thailand melintas di pikirannya. Apa
jadinya kalau tiba-tiba di belakangnya,ada tangan yang menyentuh
pundaknya.Bukan tangan kaka,faza,apalagi danny !
...teng
..teng
..teng
Rafa nyaris meloncat dari tempatnya.Jam besar yang berada di
tengah ruangan tiba-tiba berdentang. Jam memang sudah menunjukkan pukul 12
malam.
“kikkkkikkkkkkkkkkk...”
Seringai tertawa tiba-tiba terdengar dari arah belakang.
Bentar-bentar lenyap.Entah mengapa ruang yang ada di depannya tiba-tiba terisi.
“dan...ngapain lo di situ ?” ucap rafa pelan. Begitu
tiba-tiba melihat danny berdiri mematung di samping kirinya.
“Yaaaaaahhhhh...ketahuan deh! Happy birthday...to you..happy
birthday...”
Lampu kembali nyala.Sebuah kue berhiaskan angka 23 menyala
terang. Faza dan kaka ada di depannya.
“nih tiup..yah gag asik deh,elo sih dan, pake acara ke
toilet dulu”
Entah mengapa rafa tiba-tiba merasa hawa di ruangan membuat
keringatnya mengucur.Tapi dingin.
..
Ruang studio desain..
“lima menit lagi gw selesai nih..” ucap kaka ogah-ogahan.
Setengah dari desain bangunan rumah sakitnya berhasil dikerjakan. Istilah “selesai”
kaka memang jelas beda dengan mahasiswa-mahasiswa arsitektur lainnya yang
sama-sama lagi lembur di ruang studio.
“lo mau bawa pulang ke kostan lagi ??” tanya faza,masih
tetap setengah sadar menggerakkan mousenya pada SKETCH UP-nya. Desain
digitalnya hampir jadi.
Kaka mengangguk.”eh si danny tumben gag ikut kita ke sini ?”
tanya kaka sembari menggulung kertas desainnya dan memasukkannya ke dalam
tabung gambar.
“eh,ia ya. Tuh bule ke mana fa ?” tanya faza,menghentikan
kerjaannya. Rafa terdiam. Mengamati luar jendela yang sudah gelap.Jam sudah
menunjukkan pukul 1 dini hari.
“Fa..ati-ati lo kesambet” ucap kaka,mengibaskan telapak tangannya
ke arag depan pandangan rafa. Rafa kaget.
“di sini ada wifi gag sih ?” tanya rafa seketika.Kaka dan
faza mengangguk.
“pinjem laptop lo bentar” ucapnya pada faza. Baik kaka dan
faza keduanya sama-sama bingung.Sejak maghrib mereka berada di sini, kertas
gambar rafa masih saja kosong.Belum terisi apa-apa.Beruntung besok bukan hari
ujian display studio desain semester ini.
“guys..kalian ngerasa ad sesuatu yang aneh gag sih ?” ucap
rafa nyaris berbisik.
“maksudnya ?” tanya faza lagi.
“kalau itu mah gag usah diomongin lagi.Semua mahasiswa
disini juga tau fa,kalau gedung arsitektur itu
jadi salah satu gedung yang paling serem di fakultas teknik.Percaya gag
?kalau anak semester atas pernah liat ada gerobak sate di lantai 2 ini ?”
“bukan itu dodol” ujar rafa.
“trus ??” tanya faza dan kaka berbarengan.
“mm..gw gag tau dari mana mulainya.Tapi..semalam pas kalian
kasih surprise ulang tahun ke gw, ada ngerasa yang janggal gag sih ??”
Faza dan kaka saling liat-liatan. Dan untuk selanjutnya
kompak geleng-geleng kepala.
“aduh,please fa,jangan bahas film horor lagi sekarang” faza
buru-buru mengemasi peralatan gambarnya ke dalam tas. Tanpa sadar di ruangan
itu hanya tertinggal satu mahasiswa lagi dan...mereke bertiga !
“gw gag tau dari mana ngenjelasinnya..tapi...yang gw liat
semalam, itu beneran.Nyata.Gw gag boong” ujar rafa pias.
“Sorry,otak gw tumben gag nyampe sekarang” jawab kaka.
Rafa melihat kedua temannya. Entah mengapa tiba-tiba hawa di
ruangan studio terasa dingin.Tapi rafa jadi berkeringat.
“kalian ...semalam yakin kalau ngasih kue ultah ke gw ?”
tanya rafa hati-hati.Sudut matanya mencuri lihat ke sekitar.
Faza dan kaka mengangguk.Gag kalah hati-hati.
“Ada berapa orang di rumah gw semalam ?” tanya rafa lagi.
Kaka mengacungkan jari telunjuk,tengah dan kemudian..jari
manisnya.
“salah dodol,empat orang sama danny...”faza buru-buru
mengacungkan keempat jari tangan kanannya.
“eh iya ding”
“Gag...kali ini kaka gag salah ,za”
Hening.
“ma...maksudnya ?” tanya faza dan kaka berbarengan.
Hawa ruangan semakin terasa dingin.
“Se...semalam...sebelum kalian ngidupin lampu dan nyanyiin
lagu ulang tahun ke gw...gw..gw liat danny di sebelah...gw”
Faza dan kaka bergantian liat-liatan.Muka keduanya
memutih.Pucat.
“pa...padahal..setelah itu..kita semua liat danny keluar
habis dari toilet..” suara rafa bergetar.
“trus..si..siapa yang ada di..sebelah lo sebenarnya ?” tanya
faza.
“Dan..pertanyaan lagi, siapa..siapa yang keluar dari toilet..”
“MA...maksudnya ??”tanya kaka makin ketakutan.
Rafa bergegas mengambil sesuatu dari kotak
pensilnya.Flashdisk.Ia kemudian membuka sebuah folder yang berisi halaman
pencarian dari mesin google.
Klik.Sebuah laman muncul.Dari sebuah situs berita berbahasa
indonesia.
“i...ini..liat ini” tunjuk rafa.
Bersamaan mereka membaca isi berita yang dipost berapa tahun
silam.
..Seorang turis asing ditemukan tewas overdosis di sebuah
penginapan.Turis yang disinyalir berkewarganegaraan russia itu tak lain adalah
mantan penyanyi terkenal di zamannya.Namun akibat depressi pasca popularitas,
dan travelling ke indonesia dengan maksud untuk berlibur,turis tersebut nekad
mengakhiri hidupnya dengan jalan menenggak obat-obatan penghilang stress dalam
takaran dosis yang melampui batas.Turis itu bernama...
“lho...guys, ini..inikan...penginapan yang ada di ujung gang
dekat..kafe kita .?!Dan foto ini..”
..Danny O’dono...Klekk.Lampu studio tiba-tiba mati.
“KYAAAAAAAAA !!!!!”
...
Pada waktu yang sama di kediaman rafa..
“bom,abang bule itu lagi dimana ? kok gag ada suaranya ?
ikut rafa ke kampus ya ?”
Nozi merebahkan badannya di sofa ruang tengah.Mengambil
remote,dan mengganti channel berita ke acara reportase tengah malam.
“tadi sih lagi di kamar” jawab bombom.
“Panggilan gih.Tuh gw bawain makan. Pasti belum makan kan
kalian dari sejak maghrib tadi gw tinggalin”
Bombom berjalan menuju kamar yang terletak di depan.
“Mr...Mr Danny...are you inside there ?” ketuknya.
Tak ada jawaban.
Diulangnya sekali lagi.
“makan bang,waktunya makan” teriaknya dalam bahasa
indonesia.
Tidak ada jawaban lagi.
Nozi menoleh ke arah bombom yang sedang mengetuk pintu
kamar.
“udah buka aja.Palingan gag dikunci”
Bombom menggerakkan gagang pintu kamar.
Kreeeetttt...Pintu bergerak.Ruangan gelap.
“ya ampun bang, tahan banget gelap-gelapan gini”
Bombom mencari sakelar lampu.
Klik.Lampu nyala.
“ayo bang,waktunya buat ma...”
Bombom terdiam.
Bergegas dia keluar kamar.
“zi...kok....bulenya gag ada di kamar ya ?” ucap bombom
terbata-bata.
“apaan sih.maksud kamu dia kabur gitu ??”
Bombom menggeleng.
"ta..tadi...sejak maghrib dia...dia..."
Belum sempat bombom melanjutkan kata-katanya.Tiba-tiba lampu
ruangan mati.
Hawa dingin pun menjalar di ruangan.Tapi anehnya bombom merasakan keringat mengalir di lehernya.
...SELESAI...
0 komentar on "Bang Danny"
Posting Komentar