Jumat, 25 Januari 2013

One Love (Part 1)


One love 
(Part 1)
 
Story By : Resita Dwi A'yuni







“Hei, Rin-ah, kau kenapa?” seru Hye yon. Aneh. Berkali – kali ia memanggil sahabatnya tapi seolah – olah ia tidak berkata apa2. “Choi Hae Rin, kau melamun” serunya lagi sambil mengguncang – guncangkan bahu Hae Rin.

“Eh, ada apa Yon-ah” jawabku yang tersadar dari lamunan

“Kita baru tiba di café ini 10 menit yang lalu, dan aku dengan semangat bercerita tentang kencanku dengan yesung oppa, tapi aku seperti orang gila yang hanya berbicara sendiri sedangkan kau dan pikiranmu entah kemana.” Hye yon mengomel, dengan dahi di kerutkan ia bertanya “kamu tadi ngelamunin apa Rin-ah?”

Aku hanya tersenyum melihat kelakuan Hye yon. Aku sedikit bingung dengan pasangan ajaib ini, Hye yon dengan Yesung. Yesung aku rasa orangnya cukup tidak bisa diam dan banyak tingkah, bahkan cenderung aneh (maapin elf) dan Hye yon yang cerewetnya minta ampun. Mungkin sifat usil mereka yang bikin mereka cocok “Aniyo, hanya kepikiran Sungmin oppa aja.” seruku tak bersemangat

“Hei, kenapa dengan Sungmin Oppa? Bukannya dia sudah pulang dari shownya yang di Singapura itu, yesung aja sempet – sempetin jalan sama aku kemaren, apa sungmin ada jadwal lain di sini?” tanyanya heran
Aku hanya mengangkat bahu “Entahlah, dari kemaren aku mengharapkan dia setidaknya menghubungiku, tapi sampai detik ini, mengirim sms pun tidak,” ujarku dengan menghela nafas

“sudahlah, hari ini kita bersenang-senang saja, mungkin Oppa-mu terlalu sibuk sampai melupakan sahabatku yg paling manis ini, dan mumpung aku dapat libur pagi ini dari managerku” kata Hye yon menggodaku

Aku tersenyum menatap sahabatku ini, meski dia sibuk dengan kegiatan groupnya (baca : SNSD) dia masih menyempatkan jalan denganku saat aku katakan aku sedang suntuk. “ah kamu itu, baiklah, apa rencana hari ini?” tanyaku



Tampak dua sahabat asyik mengelilingi mall yang terletak di pusat Daegu, untuk sementara melupakan oppa mereka. “yon-ah coba lihat sweater coklat itu, bukankah sangat manis?” seruku dengan mata berbinar – binar, sementara melupakan sungmin oppa.

“eh kau benar Rin-ah, matamu sungguh sangat jeli melihat barang bagus. lihat ada yang warna abu2 jugah, bagaimana kalau kita beli. Kita jarang punya baju yang sama, aku rasa sweeter ini sangat manis, dan cukup membantu di musim dingin seperti ini” seru yon-ah bersemangat.

“Ne, aku tanya dulu harganya. Ahjumma, berapa harga sweeter ituh?” tanyaku sedikit berteriak
“yang mana?” jawab ahjumma sambil melihat ke baju yang aku tunjuk, “ah yang itu, penglihatan kalian bagus rupanya, itu model baru, hanya ada 2 pasang, harganya 25.ooo won, tapi kalau mau ambil 2 sekaligus aku beri kalian penutup telinga yang sesuai dengan sweeter itu sepasang, bagaimana?” kata ahjumma itu sambil tersenyum.

“jeongmal? Kamsahamnida ahjumma, ne, kita ambil 2” seruku bersemangat.

“baik, aku bungkus dulu yah. Nah ini belanjaan kalian.” Kata ahjumma sambil memberikan kantong belanjaan kami.

“Kamsahamnida ahjumma.” Seru kami berdua, lalu melanjutkan berkeliling mall. Tiba – tiba mata Hae Rin tertumbuk pada keramaian di tengah mall tersebut. Ia menangkap sesuatu. Hae rin dapat melihat sosok oppa-nya sedang berjalan dengan seorang –entah siapa itu– wanita. Langkahnya terhenti, ia tampak berpikir. Hye yon yang sedang asik melihat gerai – gerai yang ada, tidak melihat gerakan Hae rin, dan menabrak sahabatnya itu.

“Ya ! Hae Rin ! kenapa kamu berhenti begitu saja” seru hye yon, karena tidak ada tanggapan, ia menoleh kearah mata hae rin menatap. Tanpa sadar ia mendesis “bukannya itu sungmin oppa? Tapi ia sedang bersama siapa?” karena sadar sahabatnya pun tidak tahu, ia hanya terdiam.

“hye yon, kita pulang saja, aku sudah lelah” seru hae rin

Tanpa bertanya Hye yon mengikuti langkah sahabatnya. Selama di mobil, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing – masing.

“Rin-ah kau sedang menyetir, jangan melamun, kau mau membuat kita celaka?” kata hye yon hati – hati. Tadinya ia ingin dia yang membawa mobil, tapi hae rin menolak.

“eh, mianhe yon-ah. Aku hanya sedang berpikir” jawab hae rin dengan terbata-bata.

“sudahlah, pasti ada alasan dibalik itu, aku tau kau tipe pencemas dan selalu sibuk memikirkan segala sesuatu. Tapi ada baiknya kau melupakan sementara dan bertanyalah langsung padanya. Kalau kau seperti ini hanya menebak-nebak saja, hanya akan membuat cepat tua” ujar hye yon sambil bercanda

“ya, kau benar yon-ah. Mungkin aku harus bertanya langsung.” Putusku. “kau mau antar kemana?”

“aku mau ke studio KBS, oppa menunggu disana, katanya ada yang ingin dibicarakan soal jadwal show kami. Kau tahu, lagu Hoot kita masuk chart. Wow, amazing, aku bersyukur punya fans yang sangat mendukung kami.” Serunya bersemangat

“aku turut bahagia yon-ah, sampaikan salamku buat member yang lain. Mereka telah berusaha keras. Kau mau ke KBS? Kebetulan, aku sedang ada kegiatan disana. Hari ini aku akan siaran bersama Haechul oppa, menggantikan taeyon unnie. Ah aku jadi tahu alasan mengapa taeyon unnie tidak bisa siaran hari ini, Rupanya kalian harus rapat.” Cetusku

“Ne, kau benar. Wah karirmu juga semakin menanjak Rin-ah, sekarang saja kau sudah menjajaki dunia siaran. Mengapa kau tidak mencoba untuk bernyanyi?” tanya hye yon

Aku tersenyum mengingat kerja kerasku, Dulu Hae rin hanya model yang tidak diakui. Namun mata mister Kim lebih jeli. Sang master desainer terkemuka di korea melihat adanya bakat yang dimiliki oleh seorang choi hae rin. Setelah mengikuti fashion show yang diadakan oleh mister kim, beberapa pemuka design melirik hae rin untuk model design mereka. Tak jarang ia mendapatkan tawaran CF(re:iklan), dan sudah beberapa kali ia menjadi model MV oleh beberapa artis boy band terkemuka. Salah satunya super Junior, ia menjadi model di MV mereka yang berjudul “marry me”. Dan dari situlah ia mengenal Lee Sungmin. 2 tahun pertemuan mereka, membuat mereka sangat dekat. Hae rin juga mengenal dengan baik semua member suju, karena mereka orang2 yg ramah dan tidak membeda-bedakan dalam berteman. Setelah hubungan mereka dekat, Sungmin mengungkapkan perasaannya pada hae rin, karena memiliki perasaan yang sama, iapun menerima dengan hati yang sangat berbunga-bunga. Ya dua tahun sudah berlalu. Keluarnya hangeng, nonaktif kibum, dan kangin yang masuk wajib militer membuat member yang tersisa bekerja lebih keras. Beberapa bulan terakhir membuat hubungan Hae rin dan Sungmin merenggang. Entah siapa dan bagaimana, hae rin sadar mereka tidak seperti dulu. Hae rin cukup dewasa memaklumi jadwal sungmin yang sangat padat. Tapi apa yang dilihatnya tadi, cukup membuat jantungnya mencelos dan bertanya- tanya apa yang sebenarnya terjadi.

“ya! Kau melamun lagi” bentak hye yon. “ kalau kau begitu aku tidak mau menemanimu lagi” ujar hye yon pura-pura merajuk

“eh, mian, mianhe, habis kau mengingatkanq pada karirku sih, dan atas pertanyaanmu aku jawab tidak. Aku tidak berniat menjadi penyanyi. Aku tidak punya bakat kau tahu. Bukankah kita sering ke noraebang? Dan kau tahu betapa kacaunya suaraku inih” seruku cepat. Bisa bahaya kalau hye yon ngambek. Ia bakal tidak punya teman bercerita lagi.

“ah nggak juga ah, kau cuman tidak tahu tekniknya, kalau kau tahu aku yakin kau bisa” ujar hye yon meyakinkanku

“terima kasih, tapi saya tidak berminat. Hahaha” candaku. “iya aku janji tidak akan melamun saat bersamamu yon-ah, jadi jangan merajuk, jelek tau” lanjutku

“yagsog?” balas hye yon sambil mengulurkan jari kelingkingnya. Aku berpikir sebentar dan mengulurkan jari kelingkingku sambil tersenyum dan berkata, “ne, yagsog!”

“bagus, sampai aku menemukanmu melamun, aku akan langsung keluar dari mobil dan tidak mengenalmu” tandas hye yon

“ne, ne, araso.” Jawabku sambil tersenyum lebar



“Annyeonghasaeyeoo…” seruku sambil membungkukkan badan 90derajat ketika memasuki studio KBS. Sebuah tradisi di Korea ketika bertemu dengan senior.

“Annyeong, ah kau Rin-ah, wah kau semakin cantik saja” seru Haechul dari balik meja sambil tampak sibuk menulis sesuatu.

“ah oppa, kau selalu saja membuat kepalaku membesar. Bagaimana kalau tempat ini penuh gara – gara kepalaku membesar?” candaku

“aigoo, aku sudah menyiapkan jarum untuk megecilkan kepalamu tau” jawabnya sambil tergelak, “sudah –sudah duduklah, sebentar lagi bintang tamu akan datang.”

“ne, mighty mouth ya kan yang akan mengisi acara hari ini kan oppa?” tanyaku sambil membaca skrip
“aniyo, aku lupa memberitahumu, mighty mouth tidak bisa hadir tapi sebagai gantinya Beast yang akan mengisi acara hari ini. Tidak masalah kan?” tanyanya

“gwenchana oppa, siapapun bintang tamunya tidak akan terlalu berbeda” balasku sambil menunjukkan rentetan gigi putih.

“nah itu mereka datang.” Seru haechul saat 5 orang memasuki ruangan.

“annyeonghasaeyeoo” seru mereka serempak.

“annyeonghasaeyoo” jawabku dan haechul oppa bebarengan

“halo, apa kabar kalian? Kalian tampak lelah tau, rileks saja disini. Kebetulan kalian ditemani oleh wanita cantik. Kalian tau betapa beruntung kalian?” lanjut haechul oppa dengan candaan khasnya.

“Ya, oppa !!” pekikku sambil mencoba memukul haechul oppa.

“gwenchana, apa yg dikatakan haechul hyung benar kok. Jadwal kami benar – benar sangat padat hyung akhir – akhir ini, apakah sangat terlihat? Tapi tenang saja, kita sangat senang bisa diundang ke radio show.” Ujar doo joon yang merupakan leader dari Beast. Aku merasa mukaku memerah mendengar kata – katanya.

“aku sudah mengira kau akan berkata demikian doo joon-ah. Yasudah enjoy the show, 5 menit lagi kita on air.” Lanjut haechul


Semua mengambil posisi masing – masing, diantara kesibukan tampak sepasang mata menatap lurus pada sesosok satu – satunya makhluk berjenis kelamin perempuan di ruangan itu, Hae rin.


“akhirnya selesai juga.” Seruku sambil menelantangkan tangan.

“Ya !! kau ini perempuan atau bukan, menguap sangat lebar, sepertinya aku perlu memberitahu Mister Kim untuk mempertimbangkan untuk tidak menggunakanmu sebagai model.” Ancam haechul

“Ya !! oppa !! suka suka aku lah, aku juga tidak ingin membuatmu tertarik jadi untuk apa aku harus behave?” balasku sambil melakukan gerakan meroong.

“jadi, hae rin model? Wah keren.” Seru gi kwang dan aku hanya tertawa kecil mendengar seruannya.
“hei gi kwang, meski kalian seumuran, jangan coba mendekatinya, dia sudah ada yang punya.” Canda haechul

“jeongmal? Wah aku patah hati.” Jawabnya sambil dijawab kekehan dari rekannya.


Ah aku jadi teringat dengan Sungmin Oppa. Hae rin tampak terdiam hingga tidak menyadari sepasang manic – manic mata itu lagi – lagi memperhatikannya dengan wajah teduh.

“Ya hae rin !! kau melamun, hayo mikirin apa??” tanya haechul usil

“memikirkan bagaimana cara untuk membuat haechul oppa terdiam,” candaku yang disambut tawa para personil beast sementara hae chul oppa tampak manyun.

“ah sudahlah, malas berdebat denganmu sekarang Rin-ah. Jadi kau kemana setelah ini? Ikut oppa yuk” tanya haechul

“Kemana oppa? Sepertinya aku mau pulang saja, hari ini sangat melelahkan, aku tidak sabar untuk merebahkan badan di kamarku.” Jawabku mantap.

“itu mah dasarnya kau yang sangat pemalas.” Seru haechul

“Hehe.. Oppa tau, jarang – jarang aku dapat memiliki waktu yang cukup longgar akhir – akhir ini. Semuanya, hae rin pamit. Annyeong.” pamitku


Alarmku berbunyi dan memaksa mataku untuk membuka mata meskipun dengan sangat enggan. Aku melihat jam yang tertempel manis di tembok kamarku. Pukul 6 pagi. Kepalaku masih terasa pening, aku ingat semalam aku sedikit susah untuk tidur. Aku buru – buru mengambil handphone untuk melihat apakah ada message baru. “ya, hae rin babo, sudahlah, lupakan saja, jangan kau pikrkan” rutukku dalam hati.

Aku bergegas mandi lalu menyiapkan sarapan, sepotong roti panggang dan segelas susu sudah cukup membuatku kenyang.

Aku teringat temu janjiku dengan Mr. Kim jam 9 di galerinya. Aku bergegas menuju galeri Mr. Kim dengan sedikit tergesa – gesa. Aku sangat tidak suka terlambat.

Galeri Mr.Kim sangat sunyi, tapi aku senang berada disini. Tempat yang damai menurutku, apalagi aku bisa melihat rancangan Mr. Kim yang sangat luar biasa. Aku bergegas menuju ke ruang pertemuan.

“annyeonghasaeyeoo..” seruku

“annyeong. Ah kau hae rin. Take your seat, kita akan segera mulai.” Kata sekretaris Mr. Kim, So In noona. Gadis cerdas menurutku. So In noona mampu dalam menghadapi sisi perfeksionis Mr.Kim, wah jika aku, lebih baik aku menjauh.

Tak lama Mr.Kim memasuki ruangan dengan aura wibawanya yang khas. Kacamata separuh bulan setia bertengger di hidung Mr.Kim yang mancung. 

“Baiklah kita langsung ke pokok persoalan ya. Jadi saya akan mengadakan peragaan busana dengan tema wedding party. Saya ingin kamu Hae Rin, sebagai model utama, jadi kamu akan memperagakan 3 dress sebagai pembuka, di tengah dan penutup peragaan. Saat penutup kamu akan didampingi oleh model pria. Tapi hari ini dia tidak bisa hadir karena kesibukannya. Tapi aku yakin kalian sudah saling mengenal. Sekarang aku ingin melihatmu mengenakan semua dress ini.” Jelas mr. kim tanpa bisa disela.

Begitulah mr. kim jika menjelaskan sesuatu dia sangat tidak suka disela. Tapi buatku itu bukan masalah selama aku bisa memahami apa yang dijelaskan oleh mr. kim. Tunggu, model pria? Aku pernah tau? Hmm, siapa ya. Ah sudahlah, lebih baik aku segera mencoba baju – baju ini.

Aku menatap diriku yang mengenakan gaun di cermin. Aku bahkan tidak seperti mempelai yang bahagia. Sedikit teringat ketika menjadi MV di album suju oppa, ah sudahlah, mengapa lagi – lagi aku harus memikirkannya. Ayo hae rin tersenyumlah sebelum mr. kim memprotesmu karena membuat rancangannya tidak laku hanya karena modelnya merengut dengan sangat jeleknya. And it works.

Aku berjalan dengan sangat pelan menuju ruang pertemuan, dan…..

“great, seperti yang aku bayangkan. Oke fix, kau sebagai model utama.” Seru mr. kim

Aku menarik nafas lega dan memberikan senyum terbaikku.”apa lagi yang harus aku lakukan mr. kim?” tanyaku

“its enough. Kau boleh pulang. Nanti jika ada pertemuan lagi saya kabari.”

“kamsahamnida mr.kim” aku segera mengganti bajuku dan berpamitan kepada semuanya. Perutku sudah kelaparan, minta jatah untuk diisi. Jadi aku memarkirkan mobilku di café favoritku. Pancious. Kedai pancake dan pasta yang sangat sangat aku sukai. Aku memilih tempat duduk favoritku meja no 7 terletak tepat disamping jendela yang cukup besar. Tempat favoritku karena aku bisa melihat pemandangan sungai Han di musim dingin. Sungai yang tertutup salju, pohon – pohon yang tampak seperti pohon natal. Mungkin aku berhalusinasi karena aku membayangkan ada sinterklas di atas sungai yang membeku. Musim yang sangat indah. Tempat favorit, musim favorit, kedai favorit dengan menu favorit. Sepertinya sangat menyenangkan tapi tetap ada yang berbeda. Aku menatap kursi kosong didepanku. Kursi yang selalu diisi oleh seseorang.

one love,, one love,, the memory are beautifull never say goodbye.” Suara kyuhyun oppa menandakan ada seseorang menelponku. Aku melihat layar dan

“Halo umma..” jawabku ceria

“Ya !! kenapa kau tak pernah menelpon umma, tidak tahukah kalau umma khawatir?” cerocos umma.
“mianhae umma, aku sangat sibuk, tapi aku tidak pernah lupa unuk menelpon umma, hanya saja waktu yang belom bersahabat. Umma jangan marah – marah nanti kerutannya bertambah lo. Umma apa kabar?” tanyaku sambil berusaha menenangkan umma. Umma keturunan Indonesia yang menikah dengan keturunan korea. Umma yang berasal dr Jogja memikat hati appa yang sedang berlibur. Appa dulu bekerja di perusahaan swasta di Seoul, tapi semenjak aku dan kakakku sudah bekerja, appa memutuskan untuk tinggal di Indonesia. Sementara kakakku, Choi Hae Ra menikah dengan seorang pria dari jepang dan memilih menetap di jepang, sedangkan aku, aku sudah terlalu cinta dengan kota ini, sehingga aku tidak berniat pergi kemanapun.

“umma baik – baik saja, hanya appa yang sedikit menurun fisiknya.” Ujar umma sendu

“apakah aku harus pergi ke Indonesia umma?” tanyaku khawatir

“gwenchana, selesaikan dulu pekerjaanmu, barulah sempatkan libur seminggu atau dua minggu disini.” Jawab umma bijak

“ne, araseoyo umma. Aku juga akan baik – baik saja, umma tidak perlu khawatir, jaga appa saja untuk aku dan Hae Ra onnie.” Jawabku.

Tampak hae rin menutup telponnya. Ia tak memperhatikan bahwa ada sepasang mata yang tak pernah berhenti menatap dirinya semenjak ia memasuki café itu. Ia hanya melihat dari kejauhan, menghabiskan chocolate latte lalu keluar dari café itu tenggelam dalam keramaian. Sementara Hae rin tampak melamun dan menatap nanar sebuah kursi yang dengan setia menemaninya walaupun tanpa penghuninya. Keadaan sekitar yang cukup ramai pun tidak dapat menghilangkan zona tanpa suara disekeliling hae rin. Hingga ia memutuskan untuk pulang. Setelah membayar, Hae rin melihat sekelebat bayangan seseorang yang sangat ia rindukan. Sungmin, dan ia bersama wanita itu. Hae rin terhenyak bahkan untuk memanggil namanya pun ia tak sanggup.

“ada apa ini? Apa yang sedang terjadi?” Ucapku lirih.


Dengan bersusah payah memusatkan seluruh perhatian ke jalanan, hae rin tiba didepan pintu apartemennya. Ia memutuskan mandi lalu langsung merebahkan diri di wilayah teritorialnya, kasur !!

“haruskah aku menelponnya? Oppa sudah terlalu sering tidak mengangkat telponku. Baik sepertinya aku harus mengikuti saran hae rin, aku harus bertanya langsung padanya.” Putusku
Oppa, apakah kau sibuk? Aku sangat ingin bertemu denganmu. Sudah lama kita tidak bertemu.” Message sent. Aku memutuskan untuk mengirim sms. Aku khawatir jika menelpon, air mataku turun lebih cepat daripada kata – kataku.

0 komentar on "One Love (Part 1)"

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez