Seorang laki-laki tengah berlari menyusuri sebuah lorong
sempit. Nafasnya tersengal-sengal. Dari arah belakanhng, terdengar jerit
histeris kerumunan wanita. Mereka berlari ke arah yang sama. Lelaki itu
menghentikan langkahnya sesaat, mengedarkan pandanganya ke sekeliling. Sebuah
lorong kecil kini menghadangnya. Ditengadahkannya ke atas, sebuah papan kayu
bertuliskan “London’s Coffee Break” tergantung. Searah dengannya, sebuah pintu
kayu kecil tampak di sana. Seseorang tiba-tiba keluar, mengeluarkan bunyi brakk.
Jantungnya berdegup kencang.
“shit..” desisnya. Suara kerumunan makin menjadi-menjadi
,mendekat. Dalam jarak yang sebentar lagi akan lenyap. Mau tak mau sebuah
keputusan berputar-putar di otaknya. Lelaki itu melangkahkan kakinya.
Dilakukannya apa yang tengah dipikirkannya. Everythings going well, ucapnya
dalam hati...
“arghhh” sebuah suara keluar dari seorang perempuan
bercelemek hitam sepinggang. Setengah wajahnya tertutup. Ia bahkan nyaris tak
bernafas. Ketakutan menjalar tubuhnya, berbarengan dengan sebuah telapak tangak
tangan yang menutup mulutnya.
“who...who..who are you ?”
Belum sempat dibalas. Sebuah telunjuk kini bergantiak
mendarat di ujung mulutnya. “ssttt...don’t be scared..i..i just need your help
now,please...”
Ucap laki-laki itu pelan. Nyaris tak terdengar. Sebuah kaca
mata hitam diturunkan. Dan betapa kagetnya wanita itu. Kali ini tak hanya
jantungnya, hatinya nyaris berdetak berkali-kali lipat.
“da...da..danny ?!?!”
....
Rafa menatap pantulan bayangannya di dalam cermin setinggi
bahu. Dirinya ada di sana. Dengan gaun putih berbahan chiffon sutra yang membungkus tubuhnya dengan sempurna.
Rafa membenarkan letak anak rambut yang
terurai dari sanggul dengan sebuah bunga melati terselip di atasnya.
“boleh aku masuk ?” sebuah suara tiba-tiba muncu dari balik
pintu kayu. Rafa menolehkan kepalanya. Faza ada di sana. Dengan kebaya berwarna
gading dipadu dengan kain batik yang melilit pingganya hingga semata kaki.
“masuk aja mi...” ucap rafa, menarik kedua sudut bibirnya.
Faza adalah salah satu dari list tamu yang paling dinanti kehadirannya.
Jauh-jauh terbang dari korea selatan, dan kemudian melanjutkan perjalanan ke utara
great britain..membuat rafa merasa terharu dengan semua bentuk dukungan yang
diterimanya menjelang hari bahagia ini.
“selamat ya fa...akhirnya..dream comes true. Aku gag pernah
nyangka kalau semua khayalan kamu pada akhirnya bakal jadi kenyataan” faza
melayangkan sebuah dekapan erat. Rafa tampak luar biasa berbeda hari ini.
Hampir tiga tahun tidak bertemu sejak rafa memutuskan untuk melanjutkan
studynya di negeri pangeran charles, membuat faza sempat tak mengenali bahwa
wanita yang kini dihadapannya adalah seorang rafa. Rafa yang dikenalnya di
indonesia. Alias sonde.
“aku turut bahagia” lanjutnya lagi.
Rafa membalas pelukan faza dengan saat erat. Ada haru yang
terselip dalam perasaannya saat ini. Di saat-saat seperti ini, entah mengapa
bayangan satu persatu oka muncul di pandangan imaginernya.
“thank you so much mi...Kalian yang bikin aku sampai ke
posisi ini..” ucapnya. Suaranya makin serak. Ia tahu, tinggal hitungan menit
lagi semuanya akan berubah. Sebuah babak baru kehidupannya akan segera dimulai.
“Jadilah yang terbaik. Untuk suamimu, untuk keluargamu..dan
untuk dirimu sendiri, fa. Membina rumah tangga memang bukan sebuah perkara yang
gampang, tapi bukan pula sebuah hal yang gag mungkin untuk dijalani. Kita pasti
bakal selalu support kamu dari jauh”
Mendengar kata-kata itu, entah mengapa rasa haru itu kini
berpindah ke pelupuk matanya. Tapi tetap ditahannya. Ditatapnya seluruh penjuru
kamar. Ornamen warna putih di mana-mana. Rangkaian bunga mawar putih yang
terdapat di atas meja rias, seprai berwarna senada lengkap dengan sebuah kotak
cincin berwanran biru beludru tergelak di sana, dan ya...sebuah foto berbingkai
kayu yang terpajang di dinding. Foto dimana ada dirinya dan seseorang, saat
menghabiskan libur tahun baru bernama maldives. Dan sesorang yang ada di
sampingnya itu tak lain dan tak bukan bernama ...Danny John Mark Juke O'donoghue.
...
“Mengapa setiap keluarga Uncle Bright datang kita selalu
makan diluar ,dan ? oh come on..sudah lama aku tidak menemui mereka. I miss
them so much” ucap rafa di dalam mobil yang membawa dirinya dan Danny membelah
jalanan kota dublin. Akhir pekan adalah waktu yang selalu sama. Waktu untuk
mereka keluar rumah, sekedar makan malam
berdua di sebuah restoran romantis se-irlandia. Untuk urusan tempat hang out,
Danny memang jagonya.
“someday...kita pasti akan berkunjung ke sana” ucap danny.
Pandangannya fokus ke depan. Memegang stir mobil marcedes keluaran terbaru,
hadiah ulang tahunnya tahun lalu dari sahabatnya, The Script.
“kapan ? Kau selalu mengatakan hal yang sama seperti ini
berulang kali” ucap rafa. Entah untuk keberapa kalinya hal yang sama selalu
terulang kembali. Polanya selalu nyaris sama. Weekend, Pertemuan Keluarga,
Keluar Rumah. Baru disadarinya, bahwa sejak pernikahannya tiga bulan yang lalu,
sejak saat itu tak ada satupun o’donghuege lainnya yang ditemuinya.
Selain...mom and dad, serta lucy..tiga orang lagi yang hidup satu atap
bersamanya. Rafa membuang pandangannya ke arah jalanan kota dublin yang semakin
melenggang.
Pikiran serta moodnya
tiba-tiba menguap ke udara.
...
"maaf, siapa yang anda cari ?" rafa memegang gagang pintu kayu ek kediaman keluarga "o'donoghue". Tak ada siapa-siapa di rumahnya. Hanya ada dirinya sendiri. Danny sedang di kebun belakang. Hari ini seluruh mom, dad, serta lucy_adik iparnya sedang bepergian ke weales. Saudara jauh danny tengah menyelenggarakan upacara pertunangan.
"i....may i come in ?" tanya wanita muda bertubuh tinggi semampai yang menoleh ke arahnya. Rambutnya pirang ikal. Sebuah syal terlilit di lehernya. Serta kaca mata hitam yang menutup kedua mata yang belakangan rafa tahu, mata itu mengingatkannya pada seseorang. Hanya ia lupa pemilik mata itu.
"sure...silahkan masuk" ucap rafa mempersilahkan wanita yang baru pertama kali ini ditemuinya.
Wanita itu berjalan memasuki ruang tamu, membuka kedua coat safarinya yang tampak basah terkena tembias butiran salju. Beberapa hari lagi natal tiba. Natal pertama bagi rafa di sini , jauh dari indonesia, jauh dari keluarganya...meskipun dia tak merayakannya sama sekali.
Wanita itu memberikan coat itu pada rafa. Membuatnya tercengang sesaat, menimbulka kata "what ?!" dalam benaknya.
"aa..mari saya bantu mengantungnya "
rafa berjalan menuju gantungan baju yang terdapat di pojok ruangan, dekat perapian. Pikirannya masih berjalan. Sedikit memikirkan hal yang baru saja dialaminya. Ah..mungkin hal seperti ini merupakan sediki kultur bertamu ala irish yang tak diketahuinya selama ini...batin rafa.
"where's other ?"
Rafa menoleh. "pardon ?"
"oh..maaf..maksudku..dimana mom, dad...lucy dan...danny ?"
Mendengar seluruh anggota keuarganya disebut, tiba-tiba rafa tahu bahwa wanita ini pasti The O'donoghue lainnya yang belum dikenalnya. Tapi...kalaupun dia sepupu danny , mengapa dia tidak hadir dalam acara pertunangan di wales. Berbagai pertanyaan tiba-tiba berseliweran di benaknya.
"maaf, siapa yang anda cari ?" rafa memegang gagang pintu kayu ek kediaman keluarga "o'donoghue". Tak ada siapa-siapa di rumahnya. Hanya ada dirinya sendiri. Danny sedang di kebun belakang. Hari ini seluruh mom, dad, serta lucy_adik iparnya sedang bepergian ke weales. Saudara jauh danny tengah menyelenggarakan upacara pertunangan.
"i....may i come in ?" tanya wanita muda bertubuh tinggi semampai yang menoleh ke arahnya. Rambutnya pirang ikal. Sebuah syal terlilit di lehernya. Serta kaca mata hitam yang menutup kedua mata yang belakangan rafa tahu, mata itu mengingatkannya pada seseorang. Hanya ia lupa pemilik mata itu.
"sure...silahkan masuk" ucap rafa mempersilahkan wanita yang baru pertama kali ini ditemuinya.
Wanita itu berjalan memasuki ruang tamu, membuka kedua coat safarinya yang tampak basah terkena tembias butiran salju. Beberapa hari lagi natal tiba. Natal pertama bagi rafa di sini , jauh dari indonesia, jauh dari keluarganya...meskipun dia tak merayakannya sama sekali.
Wanita itu memberikan coat itu pada rafa. Membuatnya tercengang sesaat, menimbulka kata "what ?!" dalam benaknya.
"aa..mari saya bantu mengantungnya "
rafa berjalan menuju gantungan baju yang terdapat di pojok ruangan, dekat perapian. Pikirannya masih berjalan. Sedikit memikirkan hal yang baru saja dialaminya. Ah..mungkin hal seperti ini merupakan sediki kultur bertamu ala irish yang tak diketahuinya selama ini...batin rafa.
"where's other ?"
Rafa menoleh. "pardon ?"
"oh..maaf..maksudku..dimana mom, dad...lucy dan...danny ?"
Mendengar seluruh anggota keuarganya disebut, tiba-tiba rafa tahu bahwa wanita ini pasti The O'donoghue lainnya yang belum dikenalnya. Tapi...kalaupun dia sepupu danny , mengapa dia tidak hadir dalam acara pertunangan di wales. Berbagai pertanyaan tiba-tiba berseliweran di benaknya.
0 komentar on "For The First Time (Part 1)"
Posting Komentar