“kau sedang memikirkan apa ?”
Sehun membuang
wajahnya ke samping, sampai saat kai melambaikan tangannya tepat dihadapannya,
saat itu pula disadarinya bahwa sejak beberapa menit yang lalu, pikirannya
mengosong.
“a...ani...” jawabnya pelan. Kai mengamati ke arah mana
pandangan kosong sehun tertuju. Dan detik berikutnya, bibirnya tertarik ke
sudut. Seorang siswi berambut sebahu berkaca mata minus tengah berjalan
melewati koridor di depan kelasnya.
Namanya Kim Faza. Kai memikirkan sesuatu di benaknya.
...
“hei...untuk apa kau membawaku ke sini ?” faza memekik
pelan. Lengan seragamnya tengah berada di sebuah genggaman seorang siswa
laki-laki yang selama ini kerap muncul di halaman utama sebuah majalah populer Seoul Art Senior High School.
Namanya Kim Jong In, tapi lebih populer dengan panggilan Kai. Anak laki-laki
yang populer dengan statusnya sebagai seorang trainee di sebuah agensi ternama
di kota Seoul.
“kau pikir dengan membawaku ke sini, serta merta aku akan
menyetujui usulanmu untuk berpindah kamar ??” suaranya kini meninggi.
“aisss...” desisnya berbarengan dengan dilepaskannya genggaman tangan.
“akan kuberitahukan pada omma tentang perlakuanmu padaku”
tantangnya lagi, pada seseorang yang tak lain adalah saudara kembarnya.
Kai memilih untuk tak mengatakan apapun. Apa yang tengah
dipikirkannya lebih dari sekadar permintaan berbagi kamar yang lebih luas dan
privasi. Tanpa gangguan taemin, adik laki-laki mereka yang baru menginjak taman
kanak-kanak.
“ada seseorang yang ingin bertemu denganmu” katanya dingin,
pada akhirnya_menimbulkan pertanyaan singkat “mwo ??” dari faza dalam nada yang
tak kalah tinggi dari sebelumnya.
Detik berikutnya, kai memilih untuk berjalan meninggalkan
ruang kosong.Dan hilang sejauh mata memandang sampai batas pintu keluar. Ruang
kosong ini tak lain adalah aula serba guna, yang didalamnya terdapat ring
basket di kiri kananya. Serta sebuah panggung besar di ujung sisi barat, podium
dimana kepala sekolah selalu memberikan pidato sambutan di setiap semester baru
dimulai.Jam sekolah telah berakhir sejak dua jam yang lalu, jadi tak ada
apa-apa disana.
“kau ?” tanya faza begitu melihat sesosok yang muncul dari
podium penonton yang biasanya menonton pertandingan basket.
Sehun tampak canggung. Gerak tubuhnya tampak kikuk. Untuk
pertama kalinya dia berhadapan dengan seseorang yang selama ini hanya sanggup
“ditemui”nya di dalam pikirannya. Dalam sebuah monolog pastinya.
“ini..ini terimalah hadiah dariku” Tangannya terjulur tepat
di hadapan faza. Sebuah uluran tangan yang berisi setangkai bunga mawar
berwarna putih yang faza tau darimana bunga itu berasal.
“aku...aku sudah menyukaimu sejak aku berteman dengan kai”
ucapnya lagi.
Entah mengapa. Ada sesuatu yang tertahan di mulutnya saat
ini. Sesuatu yang menggelitik mulutnya. Detik berikutnya, faza tak mampu lagi
menahan tawanya. Ia nyaris terpingkal.
...
Satu sekolahan geger. Majalah sekolah, baik offline maupun
online semuanya banjir pengunjung. Sebuah foto terpajang di sana.Kai
mengutak-ngatik tabletnya. Ada faza dan sehun di sana. Di satu sisi, kai merasa
telah kecolongan dengan ‘penjagaan’nya. Jika tau bahwa akan terjadi seperti
ini, tentu meninggalkan faza dan sehun berdua bukan menjadi sebuah keputusan
yang tepat.
“selama masa training, diharapkan kalian semua tidak membuat
skandal atupun pemberitaan miring apapun”
Kata-kata dari Jongkook hyungnim terngiang-ngiang
ditelinganya. Status dirinya dan sehun sebgai
trainee telah tersebar sejak Im Sunny, anak kelas sebelah yang tak lain
adalah keponakan perempuan dari CEO agensi sekaligus fans no 1 –nya ini
memproklamirkan bahwa mereka berdua telah resmi menjadi trainee di media online
sekolah. Tak ada yang mampu menyangkal. Dan menerima dan berbuat sesuai jalur
adalah hal yang bisa dijalaninya selama ini.
Brukkk.,
“ini, lihat akibat dari tindakanmu”
Faza tiba-tiba hadir di sebelahnya. Membenamkan tubuhnya ke
sofa yang terdapat di ruang tamu rumah, tepat di sebelah kai. Ia menutup
wajahnya, mengusapnya seolah-olah ada debu tebal yang melekat di sana.
Kelelahan tersirat jelas di wajahnya.
“ternyata..menjadi cantik itu tidak seenak yang dibayangkan”
keluhnya. Suaranya terdengar berat. Kai menghentikan aktivitas browsingnya.
“hei, bukankah ini yang kau inginkan ? membuat Sehun jatuh
cinta padamu” ucapnya sembari memutar badan menghadap saudara kembar beda
menitnya ini.
“tapi bukan seperti ini yang kuuinginkan” suara faza kali
ini terdengar bergetar. Surat kaleng yang ditulis dengan cat air berwarna
merah, lemparan tepung begitu kelas usai, dan...
“ini, aku belum sanggup kalau harus menerima ini semua” tunjuknya
pada selebaran yang didapatkannya dari dalam tas sekolah. Selembar kertas di
mana terdapat dua foto dirinya.
Kai menghela nafas. Entah mengapa ada perasaan bersalah
terselip di dalam hatinya.
“cepat atau lambat, dengan status Sehun sebagai seorang
trainee yang sebentar lagi akan debut, hal seperti ini mau tak mau akan segera kau alami. Sassaeng
fans, teror, surat kaleng, atau entah apalah namanya..semuanya akan menjadi
bagian hidup seseorang yang disukai oleh seorang idol”
Mendengar penjelasan kai, serta merta faza menutup wajahnya
dengan selebaran yang diterimanya.
“ini semua salahku..kalau saja aku tak berniat untuk
membalas dendam pada sehun, tentu...”
Suaranya tersekat. Tubuhnya bergetar hebat. Kai segera
memeluk faza. Entah karena terlahir sebagai kembar, Kai merasakan betul
bagaimana perasaan faza saat ini. Seolah ada konektor tak nampak yang terjalin
di antara mereka.
“a..aku...aku ingin mengakhiri semua ini...”
...
Enam bulan yang lalu,
libur panjang musim panas...
“koreksi bisa dilakukan pada spot-spot penting yang dirasa
perlu. Salah satunya hidung, rahang, dan...ini. Ini tetap akan saya
pertahankan”
Tunjuk Dr. Lee pada sebuah gambar yang tertera di layar
monitor. Faza mengamati wajahnya yang telah dicorat-coret dengan spidol
digital. Bayangan menjadi cantik serta merta membuat perasaannya bahagia. Dari
sebelahnya, kai mengamati gambar “before” dan “after” dari seorang faza.
Warisan mata besar dari seorang ibu yang berkewarganegaraan asia tenggara,
membuat faza mewarisi mata belok. Sementara kai, kai hanya kebagian tubuh
tinggi dan warna kulit yang sedikit gelap dari orang korea kebanyakan. Ya, kai
dan faza terlahir dari orang tua yang berbeda bangsa.
“kira-kira berapa lama masa recovery yang akan saya jalani,
uisa-nim ?” tanya faza. Menatap kalender yang tertera di atas meja.
“libur musim panas merupakan saat yang tepat untuk melakukan
bedah plastik ini. Jadi, bisa saya pastikan, begitu semester baru dimulai, anda
akan sudah sembuh total”
ucapnya sembari tersenyum. Begitu juga dengan faza.
Izin untuk melakukan operasi plastik telah didapatnya, bahkan sejak H-1 hari
ulang tahunya yang ke -17. Berbeda dengan ibunya yang bukan orang korea asli,
izin ini harus didapatkan dengan berbagai informasi dan rujukan terkait tingkat
kesafetyan dari sebuah tindakan bedah plastik. Sementara appanya,baginya hal ini merupakan sebuah hal yang lumrah yang
dilakukan di negara ini.Oplas tak beda jauh dengan upaya untuk mempercantik
diri lainnya, semisal salon kecantikan.
“kapan saya bisa melakukannya ,dok ?”
“secepatnya”
Faza dan Kai saling menoleh, bertatapan dan tersenyum puas.
Bayangan menjadi cantik kini sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Memang tak
ada yang salah pada tubuhnya. Tapi terlahir dengan hidung yang nyaris tak
berbatang, serta rahang yang membuat pipinya tampak penuh, tentu bukan termasuk
ke dalam kriteria “cantik” di negeri ginseng ini. Sebuah awal permulaan dari
babak baru akan segera dimulai. An ugly duckling will transform to a beautiful
swan !
...
Dear diary...
Aku tau, semuanya kini
telah berubah. Tatapan mata itu memang tak bisa dipungkiri tertuju padaku.
“mantra” itu kini ampuh , menyulap diirku, dan semua hal disekitarku. Sehun
telah jauh berubah. Aku masih ingat, dulu dia yang hanya menatap setengah mata,
bahkan terkadang tak menatap sama sekali padaku...kini serta merta menjadi
berubah 180 derajad. Kai sering mengatakan bahwa Sehun membuat sebuah pengakuan
padanya bahwa ia menyukai sesorang yang
ia sendiri tak tahu namanya. Anak dari kelas sebelah. Yang tak lain dan tak
bukan itu adalah aku !
Ya, Im Sunny memang
pernah berhasil membuat Sehun tak berniat untuk mencari identitas, bahkan
sekedar mencari nama dari seorang siswi berkaca mata minus yang pernah
ditolaknya ketika tanpa sengaja sebuah buku harian dibaca oleh Sehun. Ya, itu
adalah diaryku yang dicuri oleh Im Sunny, dan diserahkannya pada Sehun. Betapa
bodohnya diriku setiap ingat bahwa dulu di suatu waktu aku pernah bercerita
pada Sunny bahwa aku benar-benar mengagumi Sehun. Pertimbangan bahwa Sunny
begitu dekat dengan Kai, membuatku lantas menaruh kepercayaan penuh bahwa Sunny
tak akan membebeberkan perasaanku. Sunny suka sekali pada Kai, tapi karena
perasaan Kai yang hanya menganggapnya sebagai seorang teman, tak lebih, membuat
Sunny melakukan pembalasan justru padaku ! Yang tak lain adalah saudara kembarnya
Kai. Ya, Wanita memang kerap jadi “buta”
ketika sedang jatuh cinta atau patah hati. Begitu juga yang sedang kualami.
Keputusanku untuk mempermak habis-habisan wajahku, membuatku nekat melakukan
operasi plastik. Ternyata, menjadi cantik bukan lagi menjadi sebuah barang
langka di negeri semaju ini !
Dan aku, betapa
bersyukurnya terlahir dan besar di tempat ini. Meskipun aku sadar, kemudahan
ini lahir karena adanya tingkat persaingan yang tinggi di antara kami, sesama
wanita. Menjadi cantik bukan lagi sebuah pilihan, tapi sudah menjadi sebuah
kewajiban. Kau tak akan diperhitungkan jika kau tak cantik.
Mengingat ini, di sisi
lain, perasaan miris muncul. Park Kaka, adalah sahabatku. Keputusannya untuk
tak melakukan operasi plastik dikarenakan keterbatasan biaya untuk mengakses
rumah sakit dengan kualitas terbaik membuatnya mengurungkan niatnya.
Tapi dengan ketulusan
dan kecantikan hatinyalah, justru membuat Kai tak bisa mengalihkan fokus
perhatiannya pada sahabatku ini. Dari sejak kami sama-sama duduk di sekolah dasar, hingga menginjak
tahun ke -2 di sekolah menengah atas. Ya, Park Kaka adalah cinta pertama
saudara kembarku ini.
DanKai , dia adalah
satu dari sedikit laki-laki dengan ketampanan hati yang kukenal... Karenanya,
aku bangga telah terlahir bersamnyaa ke dunia se keras ini.
.....
0 komentar on "Plastic Doll"
Posting Komentar