Selasa, 15 Januari 2013

Plastic Doll








“kau sedang memikirkan apa ?”

 Sehun membuang wajahnya ke samping, sampai saat kai melambaikan tangannya tepat dihadapannya, saat itu pula disadarinya bahwa sejak beberapa menit yang lalu, pikirannya mengosong.

“a...ani...” jawabnya pelan. Kai mengamati ke arah mana pandangan kosong sehun tertuju. Dan detik berikutnya, bibirnya tertarik ke sudut. Seorang siswi berambut sebahu berkaca mata minus tengah berjalan melewati koridor di depan kelasnya.

Namanya Kim Faza. Kai memikirkan sesuatu di benaknya.

...

“hei...untuk apa kau membawaku ke sini ?” faza memekik pelan. Lengan seragamnya tengah berada di sebuah genggaman seorang siswa laki-laki yang selama ini kerap muncul di halaman utama sebuah  majalah populer Seoul Art Senior High School. Namanya Kim Jong In, tapi lebih populer dengan panggilan Kai. Anak laki-laki yang populer dengan statusnya sebagai seorang trainee di sebuah agensi ternama di kota Seoul.

“kau pikir dengan membawaku ke sini, serta merta aku akan menyetujui usulanmu untuk berpindah kamar ??” suaranya kini meninggi. “aisss...” desisnya berbarengan dengan dilepaskannya genggaman tangan.
“akan kuberitahukan pada omma tentang perlakuanmu padaku” tantangnya lagi, pada seseorang yang tak lain adalah saudara kembarnya.

Kai memilih untuk tak mengatakan apapun. Apa yang tengah dipikirkannya lebih dari sekadar permintaan berbagi kamar yang lebih luas dan privasi. Tanpa gangguan taemin, adik laki-laki mereka yang baru menginjak taman kanak-kanak.

“ada seseorang yang ingin bertemu denganmu” katanya dingin, pada akhirnya_menimbulkan pertanyaan singkat “mwo ??” dari faza dalam nada yang tak kalah tinggi dari sebelumnya.

Detik berikutnya, kai memilih untuk berjalan meninggalkan ruang kosong.Dan hilang sejauh mata memandang sampai batas pintu keluar. Ruang kosong ini tak lain adalah aula serba guna, yang didalamnya terdapat ring basket di kiri kananya. Serta sebuah panggung besar di ujung sisi barat, podium dimana kepala sekolah selalu memberikan pidato sambutan di setiap semester baru dimulai.Jam sekolah telah berakhir sejak dua jam yang lalu, jadi tak ada apa-apa disana.

“kau ?” tanya faza begitu melihat sesosok yang muncul dari podium penonton yang biasanya menonton pertandingan basket.

Sehun tampak canggung. Gerak tubuhnya tampak kikuk. Untuk pertama kalinya dia berhadapan dengan seseorang yang selama ini hanya sanggup “ditemui”nya di dalam pikirannya. Dalam sebuah monolog pastinya.

“ini..ini terimalah hadiah dariku” Tangannya terjulur tepat di hadapan faza. Sebuah uluran tangan yang berisi setangkai bunga mawar berwarna putih yang faza tau darimana bunga itu berasal.

“aku...aku sudah menyukaimu sejak aku berteman dengan kai” ucapnya lagi.

Entah mengapa. Ada sesuatu yang tertahan di mulutnya saat ini. Sesuatu yang menggelitik mulutnya. Detik berikutnya, faza tak mampu lagi menahan tawanya. Ia nyaris terpingkal.

...

Satu sekolahan geger. Majalah sekolah, baik offline maupun online semuanya banjir pengunjung. Sebuah foto terpajang di sana.Kai mengutak-ngatik tabletnya. Ada faza dan sehun di sana. Di satu sisi, kai merasa telah kecolongan dengan ‘penjagaan’nya. Jika tau bahwa akan terjadi seperti ini, tentu meninggalkan faza dan sehun berdua bukan menjadi sebuah keputusan yang tepat.

“selama masa training, diharapkan kalian semua tidak membuat skandal atupun pemberitaan miring apapun”

Kata-kata dari Jongkook hyungnim terngiang-ngiang ditelinganya. Status dirinya dan sehun sebgai  trainee telah tersebar sejak Im Sunny, anak kelas sebelah yang tak lain adalah keponakan perempuan dari CEO agensi sekaligus fans no 1 –nya ini memproklamirkan bahwa mereka berdua telah resmi menjadi trainee di media online sekolah. Tak ada yang mampu menyangkal. Dan menerima dan berbuat sesuai jalur adalah hal yang bisa dijalaninya selama ini.

Brukkk.,

“ini, lihat akibat dari tindakanmu”

Faza tiba-tiba hadir di sebelahnya. Membenamkan tubuhnya ke sofa yang terdapat di ruang tamu rumah, tepat di sebelah kai. Ia menutup wajahnya, mengusapnya seolah-olah ada debu tebal yang melekat di sana. Kelelahan tersirat jelas di wajahnya.

“ternyata..menjadi cantik itu tidak seenak yang dibayangkan” keluhnya. Suaranya terdengar berat. Kai menghentikan aktivitas browsingnya.

“hei, bukankah ini yang kau inginkan ? membuat Sehun jatuh cinta padamu” ucapnya sembari memutar badan menghadap saudara kembar beda menitnya ini.

“tapi bukan seperti ini yang kuuinginkan” suara faza kali ini terdengar bergetar. Surat kaleng yang ditulis dengan cat air berwarna merah, lemparan tepung begitu kelas usai, dan...

“ini, aku belum sanggup kalau harus menerima ini semua” tunjuknya pada selebaran yang didapatkannya dari dalam tas sekolah. Selembar kertas di mana terdapat dua foto dirinya.

Kai menghela nafas. Entah mengapa ada perasaan bersalah terselip di dalam hatinya.

“cepat atau lambat, dengan status Sehun sebagai seorang trainee yang sebentar lagi akan debut, hal seperti ini  mau tak mau akan segera kau alami. Sassaeng fans, teror, surat kaleng, atau entah apalah namanya..semuanya akan menjadi bagian hidup seseorang yang disukai oleh seorang idol”

Mendengar penjelasan kai, serta merta faza menutup wajahnya dengan selebaran yang diterimanya.
“ini semua salahku..kalau saja aku tak berniat untuk membalas dendam pada sehun, tentu...”

Suaranya tersekat. Tubuhnya bergetar hebat. Kai segera memeluk faza. Entah karena terlahir sebagai kembar, Kai merasakan betul bagaimana perasaan faza saat ini. Seolah ada konektor tak nampak yang terjalin di antara mereka.

“a..aku...aku ingin mengakhiri semua ini...”

...

Enam bulan yang lalu, libur panjang musim panas...

“koreksi bisa dilakukan pada spot-spot penting yang dirasa perlu. Salah satunya hidung, rahang, dan...ini. Ini tetap akan saya pertahankan”

Tunjuk Dr. Lee pada sebuah gambar yang tertera di layar monitor. Faza mengamati wajahnya yang telah dicorat-coret dengan spidol digital. Bayangan menjadi cantik serta merta membuat perasaannya bahagia. Dari sebelahnya, kai mengamati gambar “before” dan “after” dari seorang faza. Warisan mata besar dari seorang ibu yang berkewarganegaraan asia tenggara, membuat faza mewarisi mata belok. Sementara kai, kai hanya kebagian tubuh tinggi dan warna kulit yang sedikit gelap dari orang korea kebanyakan. Ya, kai dan faza terlahir dari orang tua yang berbeda bangsa.

“kira-kira berapa lama masa recovery yang akan saya jalani, uisa-nim ?” tanya faza. Menatap kalender yang tertera di atas meja.

“libur musim panas merupakan saat yang tepat untuk melakukan bedah plastik ini. Jadi, bisa saya pastikan, begitu semester baru dimulai, anda akan sudah sembuh total” 
ucapnya sembari tersenyum. Begitu juga dengan faza. Izin untuk melakukan operasi plastik telah didapatnya, bahkan sejak H-1 hari ulang tahunya yang ke -17. Berbeda dengan ibunya yang bukan orang korea asli, izin ini harus didapatkan dengan berbagai informasi dan rujukan terkait tingkat kesafetyan dari sebuah tindakan bedah plastik. Sementara appanya,baginya  hal ini merupakan sebuah hal yang lumrah yang dilakukan di negara ini.Oplas tak beda jauh dengan upaya untuk mempercantik diri lainnya, semisal salon kecantikan.

“kapan saya bisa melakukannya ,dok ?”

“secepatnya”

Faza dan Kai saling menoleh, bertatapan dan tersenyum puas. Bayangan menjadi cantik kini sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Memang tak ada yang salah pada tubuhnya. Tapi terlahir dengan hidung yang nyaris tak berbatang, serta rahang yang membuat pipinya tampak penuh, tentu bukan termasuk ke dalam kriteria “cantik” di negeri ginseng ini. Sebuah awal permulaan dari babak baru akan segera dimulai. An ugly duckling will transform to a beautiful swan !

...

Dear diary...
Aku tau, semuanya kini telah berubah. Tatapan mata itu memang tak bisa dipungkiri tertuju padaku. “mantra” itu kini ampuh , menyulap diirku, dan semua hal disekitarku. Sehun telah jauh berubah. Aku masih ingat, dulu dia yang hanya menatap setengah mata, bahkan terkadang tak menatap sama sekali padaku...kini serta merta menjadi berubah 180 derajad. Kai sering mengatakan bahwa Sehun membuat sebuah pengakuan  padanya bahwa ia menyukai sesorang yang ia sendiri tak tahu namanya. Anak dari kelas sebelah. Yang tak lain dan tak bukan itu adalah  aku !


Ya, Im Sunny memang pernah berhasil membuat Sehun tak berniat untuk mencari identitas, bahkan sekedar mencari nama dari seorang siswi berkaca mata minus yang pernah ditolaknya ketika tanpa sengaja sebuah buku harian dibaca oleh Sehun. Ya, itu adalah diaryku yang dicuri oleh Im Sunny, dan diserahkannya pada Sehun. Betapa bodohnya diriku setiap ingat bahwa dulu di suatu waktu aku pernah bercerita pada Sunny bahwa aku benar-benar mengagumi Sehun. Pertimbangan bahwa Sunny begitu dekat dengan Kai, membuatku lantas menaruh kepercayaan penuh bahwa Sunny tak akan membebeberkan perasaanku. Sunny suka sekali pada Kai, tapi karena perasaan Kai yang hanya menganggapnya sebagai seorang teman, tak lebih, membuat Sunny melakukan pembalasan justru padaku ! Yang tak lain adalah saudara kembarnya Kai. Ya, Wanita memang kerap  jadi “buta” ketika sedang jatuh cinta atau patah hati. Begitu juga yang sedang kualami. Keputusanku untuk mempermak habis-habisan wajahku, membuatku nekat melakukan operasi plastik. Ternyata, menjadi cantik bukan lagi menjadi sebuah barang langka di negeri semaju ini !


Dan aku, betapa bersyukurnya terlahir dan besar di tempat ini. Meskipun aku sadar, kemudahan ini lahir karena adanya tingkat persaingan yang tinggi di antara kami, sesama wanita. Menjadi cantik bukan lagi sebuah pilihan, tapi sudah menjadi sebuah kewajiban. Kau tak akan diperhitungkan jika kau tak cantik.


Mengingat ini, di sisi lain, perasaan miris muncul. Park Kaka, adalah sahabatku. Keputusannya untuk tak melakukan operasi plastik dikarenakan keterbatasan biaya untuk mengakses rumah sakit dengan kualitas terbaik membuatnya mengurungkan niatnya.
Tapi dengan ketulusan dan kecantikan hatinyalah, justru membuat Kai tak bisa mengalihkan fokus perhatiannya pada sahabatku ini. Dari sejak kami sama-sama  duduk di sekolah dasar, hingga menginjak tahun ke -2 di sekolah menengah atas. Ya, Park Kaka adalah cinta pertama saudara kembarku ini.


DanKai , dia adalah satu dari sedikit laki-laki dengan ketampanan hati yang kukenal... Karenanya, aku bangga telah terlahir bersamnyaa ke dunia se keras ini.


.....

0 komentar on "Plastic Doll"

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez