Selasa, 25 April 2017

Ikhtiar MengASIhi

0 komentar
Sumber : IG @aimijogja




welcome back, akhirnya ngepost lagi.. Kangen nulis panjang, soalnya gak puas kalau cuma ngetik di laman facebook,twitter atau bbm. Kalau nulis di buku, gak tau sayang aja karena pasti  tar bukunya bakal dibuang kalau pas pindahan (kecuali kalau udah punya rumah sendiri, jadi gak bingung mau nyimpan di mana).

Hari senin yang lalu (pas long weekend, udah lupa kalau hari seninnya ternyata libur, akibat efek udah full work at home), aku dan suami pagi pagi udah nangkring di Hartono Mall buat  ikutan acara talkshow dengan tajuk "Menciptakan keluarga  Pro ASI Dukung Keberhasilan Ibu Menyusui" yang diselenggarakan oleh AIMI Jogja. Jujur, awal ikutan acara ini karena lagi bosen di rumah aja, jadi pengen cari suasana baru. Apalagi fee nya terjangkau, cuma 25ribu aja. Dan alhamdulillah gak rugi deh ngeluangin waktu untuk ikut acara ini. Selain nambah ilmunya, dapat doorprize pula (akibat jawab pertanyaan), niat untuk memberikan ASI untuk dedek nantinya pun makin ikut bertambah.


Kalau brbcara ASI, sbnarnya dukungan dari kluargaku sendri sudah terbukti. Kedua orang tuaku sangat PRO ASI sekali karena udah terbukti dari pengalaman keponaknku yang tinggal di rumah dan berhasil mendapatkan ASI selama 2 tahun. Waktu itu pun aku juga mengamati bahwa manfaat ASI sebagai imun alami bayi sangat berperan besar dalam kesehatan bayi, hususnya pemulhan kesehatam. Selain sebagai makanan, ASI juga bisa berfungsi sebagai obat. Dan hal ersebut suuudah dibuktikan oleh kepoanku sendiri yang beberapa hari (kurang lebih seam semiinnngu) pasca dilahrkkan belum bsa dibawa pulang dari rumah sakit karena mengalami gangguan kesehatan. Dan alhamdulillah berkat asupan asi rutin, kondisi ponakaku terus membaik. Aku melihatsendiri bagaimana perjuangan kakakku yang notabene sudah di rumah harus memerah ASI untuk kemudian di antarkan oleh kakak iparku ke rumah sakit agar diberikan pada keponakanku yang masih berada di inkubator.

Intinya au juga berikhtiar untuk nantinya bisa memberikan yang terbaik untuk anakku melalui ASI ini. SEMANGAT !!!

Selasa, 14 Juni 2016

Stay Healthy !

0 komentar


Hi readers, berhubung kali ini aku lagi masa recovery dari penyakit yang secara nama unik, flu singapura..Jadi aku pengen sharing tentang bagaimana cara meningkatkan sistem imun tubuh, Mungkin beberapa dari kamu udah tahu kali ya kalau imun tubuh yang ngedrop bisa bikin badan rentan sama penyakit, dan juga dah tahu bagaimana cara meningkatkan imun tubuh.

Ini beberapa tips yang mungkin bisa kalian terapin :

1. Jangan Merokok

Kalau kamu bukan perokok aktif, maka jangan juga jadi perokok pasif. Hindari lingkungan yang banyak asap rokok. Pake masker, dan segera ganti pakaian begitu udah nyampe rumah jika habis dari tempat yang mau gag mau terpapar asap rokok.

2. Konsumsi buah, sayur dan makanan rendah lemak

Buah dan sayur gag mesti mahal. Yang penting asupannya cukup. Kalau aku sih,berhubung masih anak kos, yang paling terkendala ya dapet sayur yang kualitas dimasaknya masih oke ya. Soalnya sayur-sayur yang beli di prasmanan atau tempat makan biasanya udah gag seger. Tapi better lah daripada tiap hari mesti makan karbo mulu.Bersyukur selama sakit  ini, yang mana susah buat keluar, Po selalu bawain buah-buahan di setiap makan malam. Dia tau kayaknya kalau asupan buah dan sayur kurang bangeeeeeetttt...

3. Latihan fisik secara reguler

Nah kalau yang ini jujur aku jarang banget. Apalagi semenjak area kerja pindah ke lantai satu, alhasil udha jarang banget naik turun tangga. Bersyukurlah buat kalian yang kantornya tingkat. Kalau masih bisa gag capek-capek banget naik tangga, hindari penggunaan lift. Sebenarnya work out gag mesti ngegym yaa, beresin kamar/rumah, nyuci itu udah semacam latihan fisik sederhana. 

4. Cuci Tangan

Biasakan untuk selalu mencuci tangan, gag cuma pake air, tapi paki cairan pencuci tangan yang mengandung antiseptik sehabis memegang sesuatu. Yang sering terlewatkan adalah sehabis memegang uang. Karena u guys know sendiri lah ya kalau uang itu mediator perpindahan kuman dari satu tangan ke tangan lain. Karena kuman dari tangan yang kotor bisa berpindah ke mulut (melalaui makanan yang kita pegang), atau ke muka. Itu juga bisa bikin kenapa wajah jadi berjerawat, misal habis megang benda kotor, kita pegang layar hp, pas telp masuk, udah deh kita tempelin di wajah.Fyi, mencuci tangan itu sangat jauh lebih baik menggunakan air mengalir yaa... bukan air menggenang kayak di kobokan. Kalaupun disediainnya air kobokan di mangkuk, bikin jadi air mengalir. Haha, aku sih biasanya kalau mesti gitu, aku alirin aja di atas piring kotor bekas makan. Gapapa lah yaa terlihat kurang etis, yang penting hygienis.

5. Kurangi stress

Terlalu banyak pikiran bisa ampuh banget bikin tubuh gampang nge-drop. What you think give impact to your immune. Kamu mikir happy, badanmu ngasih reaksi positif. Dan sebaliknya, kamu mikir galau, yang sedih-sedih, anger, dan negatif lainnya, gampang banget bikin penyakit datang. Mungkin beberapa tips simple agar bisa mengurangi stress diantaranya adalah :

a. Do what you love to do, misalnya menggambar, mewarnai, bernyanyi. Apa aja yang bisa bikin kamu happy
b. Tulis atau bikin "Dream Board", semacam wishing list gitu, tapi pake gambar. Bisa digambar sendiri, atau ambil gambar dari potongan-potongan majalah, gambar dari internet yang dprint. Dan jangan lupa untuk ditulis secara detail mimpi kamu itu (tanggal & tahun berapa kamu pengen itu terwujud,sama siapa, dsb)
c. Ibadah yang tulus. Buat yang muslim dengan mulai disiplin sholat misalnya. Dan selalu ingat ya guys, kalau yang namanya ibadah itu gag melulu tentang ritual agama. Tapi do kindness itu ibadah. Berbuat baik sekecil apapun, dengan catatan dilakukan dengan tulus (tanpa ada ekspektasi di appreciate orang lain, tanpa harap kembali) insyaAllah pasti rasanya beda. Gag capek, dan bikin happy
d. Aktivitas pagi-pagi, misal bangun pagi, mandi pagi, jalan-jalan pagi, beres-beres rumah pagi, even baca koran pagi-pagi pun bisa bikin happy
e. Berbagi, apa aja, berbagi cerita kayak blogging gini, berbagi makanan ke tetangga, berbagi uang lewat bersedekah, dan banyak hal deh. Because "sharing is caring"...
f. Ciptain "free gadget hour", i mean, jam-jam di mana kamu bebas gadget..bebas dari lihat-lihat timeline, stalking medsos orang yang bisa bikin kamu kurang ngehargai hidup yang udah kamu dapat saat ini. Gag selamanya kebahagiaan yang tampak di dunia maya itu real guys.. Just be happy of your real life. Love your life, and live life that you love !

6. Tidur yang cukup
Hindari begadang dan selipkan waktu tidur siang di tengah-tengah waktu padatmu. Gag perlu lama-lama, cukup 15 menit tiap hari, kamu sudah bisa mendapatkan kualitas istirahat siang yang cukup. Oia, kalau udah masuk jam istirahat, hindari gadget yaa.. Karena acara lihat-lihat gadget bakal bikin am tidurmu molor, molornya malah bisa berjam-jam lho karena keasyikan browsing/buka-buka medsos. Kalau pengen cepat tidur ,coba baca buku (buku fisik), dijamin gag lama setelah itu langsung cepat tidur. Buat yang muslim jangan lupa berwudhu sebelum tidur, plus minum air putih minimal satu gelas yaa...

Yogyakarta, 14 Juni 2016

Senin, 13 Juni 2016

Flu Singapura

0 komentar




Pagi itu, saat sudah mengenakan baju kerja, dan menunggu jemputan Po, saya dikejutkan oleh kondisi jari-jari tangan yang terasa sakit,melepuh, dan merah. Bintik-bintik merah, jerawat, tiba-tiba muncul di jari-jari dan telapak tangan. Dan yang saya kaget justru hal tersebut juga muncul di telapak kaki. Sadar bahwa hal ini pasti merupakan efek lanjut dari demam saya 3 hari sebelumnya, saya pun lantas menunjukkan ke Po, dan atas sarannya segera kami memutuskan untuk berobat kembali ke Rs.Panti Rapih. Kali ini saya memilih berobat ke dokter kulit agar bisa dapat jawaban yang fix.Akhirnya saya batal lagi untuk masuk kerja hari itu.

Saat berjalan, saya merasakan telapak kaki saya terasa sakit. Seperti luka. Beberapa pikiran menghinggapi saya. Waktu kecil, saya sudah pernah mengalami sakit cacar, baik itu cacar biasa maupun cacar api (yang menyisakan bekas sedikit di wajah saya). Jadi tidak mungkin kalau ini adalah cacar. Dan cacar biasanya demam dan bintik-bintik merah terjadi berbarengan. Berbeda dengan saya, demam dulu (didiagnosa "radang tenggorokan" oleh dokter umum), baru lah muncul reaksi tubuh berupa bintik-bintik ini.

Dan begitu saya dengar dari dokter kulit, saya menderita HFMD (Hand,Foot,Mouth Disease) atau populer dengan nama Flu Singapura. Mendengar namanya saja saya kaget. Baru kali ini saya mendengar istilah penyakit ini. Bayangan mengerikan muncul lagi, Tapi melihat ekspresi dokter yang begitu tenang dan biasa saja, barulah saya sedikit bernafas lega. Dijelaskan bahwa penyakit ini adalah penyakit yang disebabkan karena kecapekan. Tidak ada obat pasti. Karena obatnya hanya beristirahat dan banyak makan dan minum. Kalaupun ada asupan obat, itupun berupa obat daya tahan tubuh atau vitamin. Mendengar penjelasan itu, saya akhirnya benar-benar lega.

Flu singapura biasanya diawali dengan demam, panas tinggi, sakit kepala, sakit tenggorokan_persis seperti yang saya alami. Jadi memang wajar jika dokter umum (kali pertama saya berobat 3 hari sebelumnya) mendiagnosa saya terkena radang tenggorokan.

Kali ini, untuk menyembuhkannya, saya dianjurkan untuk beristirhat dan sedikit "diisolasi", agar tidak menularkan ke orang lain. Hikmahnya , saya memang akui selama ini saya terlalu workaholic. Pulang kerja saya lanjut mengurusi jualan saya. Meskipun semuanya dilakukan secara online, tapi tetap saja tenaga saya terporsir. Saya tidak pernah olahraga, kurang gerak, makan asal-asalan, minum kurang, istirahat kurang, jadilah badan saya mengirimkan alarmnya kali ini.


Kamis, 12 Mei 2016

Peduli Anak,Peduli Masa Depan

0 komentar



Akhir-akhir ini publik sedang diramaikan dengan sederetan berita tentang kekerasan seksual, dimana yang jadi korbannya adalah anak perempuan. Bahkan mirisnya di satu kasus,si korban adalah batita yang baru berumur 2,5 tahun. Setiap mendengar berita seperti ini, entah mengapa selalu miris, mengurut dada, takut dan khawatir tiap mengingat betapa besarnya tantangan orang tua di zaman ini dan di zaman saya nanti sebagai orang tua. Bahaya ini tidak hanya bagi orang tua yang memiliki anak perempuan, anak laki-laki pun tidak lepas dari ancaman terkena kejahatan seksual. Pedofil, Sodomi, menjadi ancaman mengerikan. Apalagi jika mengingat pelaku ada orang di lingkaran terdekat dengan korban. Entah itu teman, tetangga, saudara dan bahkan bisa juga orangtua korban sendiri. Lalu siapa lagi yang bisa dipercaya sebagai penjaga anak ?

Tentu jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah IBU dari anak tersebut. Sangat kecil kemungkinan jika ibu menjadi pelaku. Kalau pun ada, tentu jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan kelompok pelaku lainnya. Ibu yang menjadi pelaku biasanya berperan tidak langsung, dan tentu kasusnya lebih ke arah human traffiking.

Mengapa di sini saya menyebutkan IBU menjadi penjaga terbaik untuk seorang anak, the best guardian angel? Karena faktor tumbuh dan menyatu bersama selama 9 bulan menjadi penguat mengapa naluri seorang ibu lebih besar ke anak. Signal atau alarm bahaya seorang ibu lebih aktif, Sudah berproses secara alamiah. 

Lantas apa yang bisa dilakukan seorang ibu untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada anak :

1. Lebih Peduli dan Lebih Peka

Entah itu ibu bekerja atau ibu bekerja, rasa peduli dan peka tidak ditentukan oleh label tersebut. Hanya saja mungkin jam kebersamaan seorang ibu rumah tangga lebih banyak dibandingkan ibu bekerja. Tapi tidak sedikit juga ada ibu rumah tangga yang kepedulian dan kepekaannya kurang dibandingkan dengan ibu bekerja. Saya selalu miris jika ada ibu rumah tangga yang malah tidur siang dengan enak-enaknya, tidak tahu kalau anaknya keluyuran ke mana-mana. Okelah anak lagi bermain di rumah tetangga. Tapi jangan salah, kasus kekerasan seksual yang menimpa batita 2.5 tahun terjadi dan dilakukan oleh tetangga korban. Korban adalah teman sepermainan dari keponakan si pelaku. Terlepas dari faktor X yang bernama takdir meninggal, tapi setidaknya satu hal yang bisa kita pelajari adalah bahwa setidaknya kejadian tersebut bisa dicegah jika kita sebagai orangtua (saya belum jadi orang tua sih) peka dan paham lingkungan permainan atau pergaulan anak. Di mana biasanya dia bermain, di mana rute atau lokasi yang sering ditemui anak. Semua hal. Akan lebih bagus lagi jika kita memiliki anak yang apa-apa cerita. Hanya saja kan kalau ada kejadian mendadak, seorang anak tidak tau apa yang mesti mereka lakukan. Kita sebagai orang tua hanya mampu membentengi anak secara tepat tanpa berkesan overprotektif. Saya pribadi (karena memang belum terjun langsung sebagai orang tua, karena saya pribadi belum menikah) masih mencari-cari berbagai informasi dan ilmu bagaimana menjadi orang tua yang menjaga tapi tidak menjadi pribadi yang overprotektif. 

2. Waspada terhadap Bahaya Internet

Kasus pemerkosaan terhadap siswi SMP di surabaya yang dilakukan oleh 8 (delapan) anak di bawah umur, yang tiga di antaranya bahkan adalah siswa sekolah dasar dipicu oleh video porno yang merke tonton dari warnet. 

Pelajarannya adalah :

a. Jika rumah anda memiliki akses wifi, batasi penggunaan wifi di area-area tertentu, misal cukup dibatasi di area keluarga saja. wifi sebaiknya tidak menjangkau hingga kamar tidur anak. Sehingga ketika anak hendak browsing atau mengakses internet, hal tersebut dilakukan di ruang keluarga saja yang bisa anda pantau diam-diam.

b. Jika anda memilii kenalan programmer, minta bantuan pada ahli IT terkait rekomendasi aplikasi atau software yang dapa memblok konten-konten dewasa pada perangkat gadget anak anda. Saya sendiri sudah sempat browsing, dan memang menemukan beberapa pilihan aplikasi blocker tersebut, hanya saja saya tidak bisa menjamin keakuratan aplikasi tersebut dalam memblock konten-konten negatif teruji dan efektif atau tidak.

c. Untuk pemilik usaha warnet sebaiknya menerapkan kebijakan bahwa yang bisa mengakses internet di warnet hanya mereka yang sudah berusia di atas 17 tahun. Saya termasuk pengguna warnet aktif. Agak mempertanyakan juga setiap melihat ada anak-anak yang browsing di warnet. Karena sangat tidak aman sekali. Ketik saja kata kunci yang sangat amat general di google, yang keluar sekian ratus images-images terselubung yang absurd.


-BERSAMBUNG-

Jumat, 08 April 2016

Resign

0 komentar



Hujan turun deras. Sejak satu jam lalu, belum juga berhenti. Angin terasa berhembus kencang, menerbangkan helaian rambut pelan. Beberapa kendaraan masih lalu lalang di jam yang menunjukkan pukul sembilan lewat sepuluh menit. Sementara itu, suara musik penyanyi berkulit hitam masih mengiringi pengunjung kafe yang berkutat dengan kegiatannya masing-masing. Di pojok ruangan, tampak sepasang muda-mudi yang meskipun duduk di satu meja, namun tampak sama sekali tidak menyatu. Sesekali mengobrol, menyeruput air minum dingin yang gelasnya sudah berembun_dianggurkan sekian lama oleh sang empunya yang larut dengan smartphonenya. Tak jauh dari mereka, sekelompok orang_yang sepertinya adalah mahasiswa yang tengah berdiskusi_mengerjakan tugas bersama. Sementara itu, meja yang berada di antara mereka dan aku_ada sepasang_yang mungkin kekasih_entah bisa jadi sedang berada di tahap penjajakan_pendekatan, tengah seru mengobrol. Wajah sumringah si perempuan cukup memperjelas karena ini semacam kencan akhir pekan. 

Akhir pekan_ ya akhir pekan, yang tidak berlaku bagiku. Jum'at bukan akhir pekan selayaknya kebanyakan orang. Bagiku jum'at sama seperti empat hari sebelumnya. Hanya saja, aku tetap bersyukur, setidaknya besok tak perlu masuk selama 8 jam di kantor. Meskipun terkadang, tak jarang sabtu sama seperti hari-hari lainnya. Tapi malam ini, dan sama seperti jum'at malam sebelum dan akan datang, akan tidak sama. Bekerja di kota ini tentu tak bisa berharap banyak akan mendapatkan hari libur dua kali dalam satu pekan. Kecuali jika kau adalah karyawan BUMN atau pegawai negeri sipil. Pilihan menjadi wirausaha bahkan terkadang menjadi pilihan yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan bekerja di kantor swasta_di kota ini. Ah.. besok sudah sabtu. Dan lusa adalah minggu. Tapi sepertinya kali ini aku tidak akan benar-benar mendapatkan "hari minggu" ku. Hari ini dan kemarin, samar-samar bahwa pindahan studio baru akan dilakukan di hari minggu. Tapi tetap saja aku berharap itu tidak akan terealisasi. Setidaknya tidak dilaksanakan di hari minggu ini.

Sebenarnya bekerja bukanlah menjadi pilihan primadonaku. Aku tidak terlalu suka dengan waktu yang terlalu terjadwal. Aku lebih suka menjalani pekerjaan tanpa harus terpaku pada aturan "8-4". Toh pada akhirnya, goalsku hanyalah kemandirian finansial. Entah itu dengan cara bagaimana. Sekalipun dengan cara yang bagi kebanyakan orang umumnya tidak bernilai pasti. Berwirausaha masih menjadi hal yang berkesan "idealis" bagi orang-orang mainstream. Tapi bagi kami_aku dan komunitasku, berwirausaha adalah pilihan terbaik. Terbaik secara waktu. Karena bisa membagi waktu antara kegiatan finansial dan kegiatan sosial sudah menjadi komitmen. Komitmen yang tidak tertulis, namun telah terbukti dan teruji "empiris". Namun kembali lagi, pilihan yang bisa kupilih saat ini adalah menjalani dua-duanya. Setidaknya ada satu hal yang bisa menjamin bahwa di saat sesuatu bersifat ketidakpastian, (untuk tipikal diriku yang terkadang masih tidak fokus pada usaha yang kujalani), bekerja menjadi pilihan yang paling realistis. Meskipun efeknya_di setiap pagi datang, kata "resign" selalu keluar dari mulutku. Entah mengapa lagi-lagi, bekerja adalah pilihan "setengah hati"ku. Pada akhirnya aku tetap ingin berwirausaha. Cepat atau lambat. Menunggu dikeluarkan atau aku yang mengeluarkan diri.

Bunyi rintik hujan sudah tidak terdengar lagi. Hujan hanya sekedar datang menghampiri. Terbayang beberapa episode drama korea yang belum tertunaikan untuk dihabiskan. Entah mengapa, akhir-akhir ini kamar hanya cukup sebagai tempat istirahat. Tuntutan mengerjakan usahaku saat sudah tiba di kos sudah cukup menyita energiku. Selebihnya, tidak banyak tersisa waktu menuju angka 12 untuk menghabiskan bahkan satu episode drama pun. 

Dan lagi-lagi..kata "resign" itu kembali hinggap dalam pikiranku. 

Setidaknya selama satu jam ke depan.

Jumat, 20 November 2015

Aku, Kau dan Roti Maryam

0 komentar
Pict by Puuung


Jam di pojok layar laptop menunjukkan pukul 12.52. Biasanya jam segini udah tidur. Tapi karena habis mantengin acara D’Academia Asia (Semenjak di kamar kos dikasih TV sama Po), alhasil setiap malam selalu nyari acara dangdut. Untuk music, kalau nonton TV, selera musikku gag jauh-jauh dari dangdut. Soalnya bisa ngerasain atmhospere rumah. (Di rumah, kita sekeluarga paling hobi nonton acara dangdut). Jadi sekarang kalau Po nanya lagi apa, 

Me : Biasaa…lagi nonton acara favorite. 
Po :Pasti dangdut..


Well, kali ini tiba-tiba kepengen buka words, and then nulis..
Kali ini pengen bercerita tentang “Roti Maryam”.
Roti Maryam itu semacam roti canai, Cuma lebih tebal. Dan favoriteku adalah rasa cokelat. Sebelum sama Po pun, udah doyan. Hanya saja, gag tau kenapa, pasti gag pernah habis satu. Berasa cepat banget kenyangnya. Mungkin karena manis dan itu karbo banget, jadinya cepat banget bikin kenyang.

Pertama kali makan roti Maryam bareng Po itu pas hujan-hujan. Beli roti Maryam depan kantor pos seturan yang sekarang gerobaknya udah gag ada lagi (entah pindah, atau karena emang udah tutup). Waktu itu kita beli roti Maryam, bungkus buat cemilan pas saat nonton bareng di Amplas. Masih ingat banget, film yang kita tonton itu filmnya The Raid 2. Kayaknya itu nobar pertama kita di bioskop. Sambil nunggu filmnya mulai, aku dan Po maen tebak-tebakan “serba favorite”. Dari mulai warna favorite, makanan favorite, angka favorite, semuanya deh. Pasti ada banyak hal seru yang bisa dilakukan kalau lagi sama Po. Po itu orangnya Audio banget, suka denger cerita, dan welcome terhadap segala ide apapun yang pengen aku lakukan.


Berikut beberapa (dari sekian banyak) hal seru yang pernah kita lakukan :


1.       Keliling kota pake bus transjogja trus makan soto
2.       Wisata ke daerah belakang bandara buat lihat pesawat landing dan take off sore-sore
3.       Nulis wishing list di perahu kertas, dialirin di kali dekat Adisucipto
4.       Ngerasain sensasi naek motor di jalan samping rel barengan sebelahnya ada kereta lagi lewat
5.       Nonton pesta kembang api dari fly over janti pas malam tahun baru
6.       Nonton pertunjukan seni budaya belitong di Taman Budaya (Gratis)
7.       Makan malam di lesehan terbuka di lapangan karang Kota Gede sambil dengerin pengamen yang nyanyinya bagus banget. 
8.       Berburu kuliner sampai utara Sleman (Cangkringan kalau gag salah)
9.       Dan masih banyak lagiiiiiiiii lainnyaaa


Dan kita selalu punya kebiasaan :


1.       Makan ice cream cone di McD
2.       Makan roti Maryam di motor pas habis pulang makan malam bareng. Kita sampai hapal lokasi-lokasi mana saja yang jualan roti Maryam
3.       Kita wajib ngucapin “Happy Anniversary” (perayaan bulanan lebih tepatnya) di setiap tanggal 22 tiap bulannya
4.       Setiap tanggal 22 kita selalu beli kado kembaran, gag mesti mahal, yang kita kumpulin buat anak-anak kita nanti dan kita simpan di kotak khusus
5.       Mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan harian kita
6.       Kalau ebay dan bona masing-masing kita laku, kita biasanya laporan via wa dulu, sebelum aku update status di fb : Alhamdulillah rejeki si (eb/bona) di (hari) (waktu) ini
7.       Setiap nyampe kos, masing-masing dari kita pasti bakal wa duluan bilang “Sayank, Alhamdulillah udah nyampe kos. Makasih yaa buat hari ini”. Selalu kata-katanya seperti itu :D
8.       Kalau aku mau beli baju baru, pasti nanya Po dulu bagus atau gag. Secara dia lebih ngerti apa yang cocok dan terlihat bagus di aku
9.       Setiap Po jemput aku dikostan, pasti kebiasannya Po gag langsung jalan, tapi lihat ke belakangan ke arahku bentar sambil bilang “xxxxxxxxxxxx”
10.   Tiap minggu Po bakal nemenin aku ngajar les Ryan (Anak sepupunya Po di Godean), dan kita be3 (Aku, Ryan dan Po) bakal maen kuis-kuisan yang soalnya dari pelajaran Ryan
11.   Kalau aku lagi PMS, po pasti udah tau mesti ngapain. Karena udah pasti aku bakal uring-uringan. Dan dia superrrrr sabaaaaar ngadepin aku yang PMS. (Maaf ya Po…)
12.   Kalau lagi haus habis pulang makan malam, pasti kita ngacir ke Alfamart atau kalau gag Indomaret. Aku minum teh botol dingin, dan Po sudah pasti “Susu Bantal Kedelai”
13.   Tempat favorite nongkrong kita Alfamart/Indomaret dekat kostan yang punya tempat buat duduk. Sambil bikin perencanaan keuangan, atau kalau gag ngajarin Po bahasa inggris.
14.   Kita paling rese’ banget kalau ada mahasiswa yang jualan bunga di lampu merah. Bukan karena aktivitas jualannya, tapi item yang dijual. Bagi kita ‘adek-adek mahasiswa’ tersebut kurang ‘entreprenur’ buat nyari donasi lewat jualan. Daripada jualan bunga, kenapa gag jualan makanan/minuman di keramaian aja yang udah pasti bakal ada yang beli ?
15.   Di motor kita gag pernah berhenti ngobrol. Mungkin karena Po audio, dan aku suka ngobrol. Makanya kalau di motor aku diem, pasti Po nanya langsung “Sayank kok tumben diem?”. Dan biasanya itu pasti pas lagi masa-masa PMS. Hahaha. Pernah saking moodku hari itu gag keruan, jadi mellow banget, eh tauknya Po langsung menuju samping pagar GSP, dan engingeeeeeng…dia beliin Roti Maryam!
16.   Kita juga punya kebiasan maen “Tanya angka” kalau lagi di motor, misalnya , “7 atau 8?”, “2 atau 3?”
17.   Kita punya tempat makan malam favorite. Apalagi kalau pas lagi berhemat. Tempat makan favorite kita : Lesehan pertigaan peternakan UGM, geprek nologaten depan kuburan, sama lesehan bapak ibu bawah jembatan janti yang punya sambal bawang paling enak menurut kita se-Kota Yogyakarta!
18.   Daaaaan masih banyak kebiasaan kita yang lainnya yang gag cukup sampai pagi buat ditulis di sini…


Intinya sama Po itu aku bisa jadi diriku apa adanya, I mean aku gag jaim buat nunjukkin kekurangan aku ke dia, apa yang aku suka, apa yang aku gag suka. Apapun itu. Keuangan pun kita udah kelola bareng. Dan gitu juga sebaliknya. Dia itu audio, kalau aku verbal banget. Dia Sensing Introvert, aku Feeling Ekstrovert. Sama-sama punya golongan darah B, jadinya aslinya kita suka melakukan hal-hal yang beda dari kebanyakan orang/pasangan.



Omooooo… baru sadar kalau besok tanggal 22…:D

Sabtu, 05 September 2015

“Kapan Married ?”

0 komentar






Kayaknya judul postingan kali ini menjadi pertanyaan yang paling banyak ditanyakan pada wanita usia 25-an. Sebenarnya kapan pertanyaan itu dilayangkan_berbeda bagi tiap-tiap kondisi. Kalau di kota-kota besar, mungkin pertanyaan tersebut memang kerap ditanyakan di usia seperempat abad tersebut. Tetapi di daerah-daerah, terkadang begitu seseorang selesai menamatkan pendidikannya (biasanya selepas SMA) dengan kondisi sudah bekerja, pasti akan dilayangkan oleh pertanyaan yang bagi sebagian wanita_sama annoyingnya dengan pernyataan “kok kamu gendutan yaa”, “kok kamu iteman yaa”.

Entah mungkin budaya kita (di Indonesia) yang cenderung ‘kepo’ terhadap personal life seseorang. Meskipun dapat dipastikan almost 90% orang yang bertanya Cuma sekadar “pengen tau aja”, atau malah “pengen nanya aja”. Tapi kadang tanpa kita sadari, tak semua pertanyaan tersebut dijawab dengan dasar “yaa pengen jawab aja” juga. Bagi sebagian orang, pertanyaan seperti “Kapan Married?”, “Kapan punya mantu?”, “Kapan ngundang?” bagi mereka adalah pertanyaan yang sensitive, kalau bisa jangan pernah sekalipun diutarakan ,terlebih di momen-momen tertentu. Semisal acara nikahan, syawalan, reuni. Karena terkadang ada beberapa perempuan yang menghindari datang acara-acara silaturahmi hanya karena ingin menghindari terpaan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Bagi yang plegmatis, mungkin pertanyaan tersebut gag gitu susah buat dijawab, cukup bilang “belum ada calon” dkk, bagi yang sanguinis justru dijawab dengan jenaka “Makanya cariin aku calonnya dong”, si korelis justru dengan lantangnya menantang balik si penanya dengan “nah situ sendiri kapan ??” (kalau memang kebetulan yang nanya juga belum menikah),atau kalau lebih berani lagi nanya “Emang Situ kapan punya baby ??” (kalau pas si penanya sudah menikah tapi belum punya anak). Well, bagaimana dengan si sensitive melankolis ?


Saya pribadi yang memang berkepribadian melankolis plegmatis, pertanyaan “Kapan Nikah?” adalah pertanyaan “jackpot”. Artinya, apes-apesan seseorang aja bakal saya jutekin atau gag. Kalau memang sikonnya pas, mood saya lagi bagus, atau si penanya adalah orang yang memang tulus nanya (beneran berempati, bukan sekedar nanya), pasti cukup saya jawab “ditunggu yaa”, atau “do’ain ya”. Tapi kalau sebaliknya, hmm…siap-siap saya blackist. Karena bagi saya, pertanyaan “Kapan Nikah?” itu pertanyaan yang kadang super duper annoying. Karena kenapa ?

Pertama, menikah itu bukan perkara cepet-cepetan. Everything need time.. Semuanya punya waktunya sendiri-sendiri. Daripada kepo nanya, mending focus nyari solusi buat yang ditanya. Thanks God nya saya gag jomblo. Kalau pertanyaan tersebut ditanyakan ke perempuan yang masih single kan kayaknya gag fair aja. Toh kalau dia mau, besok nikah ke KUA juga bisa. Jadi daripada kita nanya kayak gitu, mending take the real action aja, “eh aku punya kenalan nih, insyaAllah orangnya baik dan bertanggung jawab, mau tak kenalin gag ?”. Tuh, kan lebih focus ke solusi, bukan Cuma “focus” ke masalah.

Kalau di Korea, orang-orang terdekat akan berlomba-lomba melakukan “blind date” alias mengadakan pertemuan yang bertujuan untuk mengenalkan entah anak/saudara/sahabat/rekan kerja/adik-kakak ke orang-orang yang mereka rasa pantas dan layak untuk dijadiin pasangan hidup bagi orang terdekatnya itu (ketika sama-sama sreg). Bedanya hampir kebanyakan, pihak yang akan dikenalkan/atau mau dikenalkan, sudah diminta izin terlebih dahulu. Dan punya hak untuk menolak jika dirasa masih kurang pas. Berbeda dengan di Indonesia, ajang jodoh-jodohan cenderung bersifat mengikat. Artinya, ketika sudah ditahap dikenalkan (apalagi jika yang mengenalkan adalah orang tua/orang yang lebih tua), maka kemungkinan besar adalah “lanjut atau terus” :P. Kalau menolak, pihak yang telah mengenalkan cenderung akan merasa tidak enak hati. Padahal kan kembali ke niat ya, mesti legowo kalau ada penolakan.

Yaa..begitulah hidup. Punya fase sendiri-sendiri yang harus dilewati dengan tahan hati. Setelah pertanyaan “kapan nikah?”, pertanyaan-pertanyaan lanjutan akan menyusul , semisal “kapan punya anak?”, “Anaknya sekolah di mana ?”, “Kapan punya mantu?” dll. Dan kita sebagai pasangan, harus saling menguatkan. Bahwa just take it slow setiap pertanyaan itu datang. Toh kita yang menjalani, orang lain hanya berhak “nanya”.

Tapi kalau saya pribadi, pilihanku adalah gag terlalu mau untuk nanyain pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya personal seperti itu ke orang-orang yang ditemui. Menghargai dan Toleransi aja. Toh saya cukup smart buat mikir atau nebak tuh orang udah nikah atau udah punya anak apa belum, gag perlu susah-susah nanya. Kalaupun nanti mereka mau nikah, pasti dikabarin. Kalaupun mereka udah hamil, pasti perutnya buncit. Sesimpel itu aja. J

Hello September!

0 komentar


Merantau lah selagi muda, tapi jangan sangka merantau itu mudah..

Ya, kali ini pengen cerita tentang suka dukanya merantau. Merantau yang paling sederhana itu adalah kuliah di luar pulau (jawa bagi yang asal sumatra seperti saya). Hampir setengah lebih dari putra-putri daerah pasti sudah mengalami yang namanya merantau. Tapi semakin ke sini, saya sadar bahwa kata "Merantau" itu berlaku secara sah_justru bukan di kondisi masih menjadi mahasiswa. Merantau paling sah itu justru ketika anda berani untuk menetap di pulau/kota lain dengan kondisi segala biaya ditanggung sendiri. Makan, akomodasi, dan biaya-biaya operasional lainnya. kalau masih berstatus mahasiswa, tentu gag bakal kepikiran tiap uang bulanan. Karena orang tua masih dengan legowo mengirimi tiap bulan. Jadi "rasa aman" di tempat orang masih tinggi. Gag bakal kepikiran tar makan pake apa, gimana bayar uang kostan kalau udah ditagih, gimana kalau bensin habis berbarengan dengan uang habis, dan sebagainya. Gag bakal anda rasakan. Kecuali kalau anda kuliah dengan biaya yang dicari dengan hasil keringat anda sendiri (bukan dari suntikan dana orang tua). Hal ini akan sangat jauh berbeda ketika anda merantau setelah kuliah. Dan inilah yang ingin saya bagi di sini..

Begitu lulus kuliah pada tahun 2014, akhirnya karena keinginan pribadi dan didukung oleh suatu kondisi, akhirnya saya memutuskan untuk stay di Jogja. Bekal 7 (tahun) sebelumnya di Jogja, cukup membuat saya pun makin tidak ingin meninggalkan kota ini, dan mencoba peruntungan di kota besar lainnya, semacam Jakarta (yang notabene lebih dekat dari Belitung). Jogja memang cukup primadona hanya sebagai kota tujuan menimba ilmu, bukan mencari uang. Terlebih bagi beberapa jurusan di mana di Jogja sangat minim sekali perusahaan/industri, jadilah mencari pekerjaan di Jogja tentu tak bisa dengan begitu mudah. Belum lagi mesti bersaing dengan putra-putri daerah dengan kemampuan bahasa lokal yang sangat mendukung sekali untuk mendapatkan pekerjaan di sektor-sektor tertentu. Apalagi bagi saya yang meskipun sudah sedemikian lama tinggal di Kota gudeg ini, keterbatasan bahasa Jawa membuat saya terkendala untuk mendapatkan pekerjaan yang menuntut komunikasi dengan klien yang kebanyakan adalah mereka yang menggunakan bahasa Jawa secara dominan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi kendala dan tantangan besar selain ada persyaratan mutlak di mana mengharuskan si pelamar (pekerjaan) memiliki KTP Jogja. Jadilah beberapa kali saya harus merelakan pekerjaan yang sebenarnya sangat relates sekali dengan background pendidikan sarjana saya yang memang erat berkaitan dengan pemerintah daerah.

Setelah kurang lebih hampir satu tahun bekerja di pekerjaan kontrak, jadilah tepat setelah kontrak kerja berakhir saya kembali jobless, beralih status menjadi jobseeker di usia saya yang jelas bukan tergolong fresh graduate lagi. Hampir 5 bulan saya lalui pekerjaan ala kadarnya. Dari mulai menjadi tenaga entry data kontrak selama satu bulan (dan karena kinerja dan hasil kerja saya dinilai bagus sama atasan, alhasil kontrak saya diperpanjang satu bulan) dengan gaji kurang lebih setengah dari upah UMR Jogja. Setelah itu saya pernah bekerja sebagai juru ketik dengan upah 30.000/hari, membantu seorang mahasiswa magister yang tengah recovery pasca kecelakaan dan membutuhkan tenaga untuk mengetik (karena tangan kanannya dipasang gips). Upahnya ? kontrak saya hanya satu bulan. Dan saya hanya bertahan dengan penghasilan yang harus saya alokasikan menjadi beberapa pos (kostan, makan, operasional, serta angsuran bulanan). Jumlah yang terkadang membuat saya miris, nangis sendirian, mutar otak gimana buat bertahan hidup di kota ini. Alhasil makan pun kadang seadanya, kalau gag di burjo, di angkringan.

Beruntung saya tidak melaluinya sendiri. Ada Po yang selalu ada, yang selalu berbagi dengan prinsipnya "Kalau aku makan A, kamu pun juga harus makan A", bisa dibilang, separuh biaya hidupku ketika di posisi aku gag punya uang lagi, dia yang tanggung. Dan sampai di tahap di mana kita pernah sama-sama udah gag punya uang lagi. Uang yang kita dapatkan hanya dari hasil upah akhir jualan pisang ijo (bareng teamnya pas bulan ramadhan).Dan itupun baru dikasih pas akhir masa jualana. Yang artinya selama menuju ke arah sana, berarti kita harus benar-benar berhemat. Syukur-syukur dapat sumber penghasilan lain.

Dan Allah menjawabnya..sampai akhirnya kita nemuin sumber penghasilan dari online marketing, yang alhamdulillah penghasilannya kalau dibagi 2 _ masing-masing akan dapat gaji maksimum ketika aku masih bekerja sebagai asisten peneliti di pusat studi. Sekarang sedikit demi sedikit, kita udah mulai bisa mandiri. Membiayai hidup kita sendiri, sebelum benar-benar lepas dari bantuan siapapun, termasuk orangtua. Kalau sekarang, karena Po masih berstatus sebagai mahasiswa yang tengah merampungkan tugas akhirnya, kadang-kadang orangtuanya masih mengiriminya uang bulanan. Uang bulanan yang dulu kerap digunakannya untuk membiayai hidupku, ketika semua tabungan bersama kita keluarkan untuk suatu kepentingan yang lebih penting. Tapi sejak bulan Agustus kemaren, Po mulai perlahan mengikuti jejakku, mandiri secara finansial, semua serba ditanggung sendiri. Ya, itulah arti belajar hidup, sebelum waktu datang di mana kami harus benar-benar mengarungi kehidupan sendiri (baca : berkeluarga).

Lagi-lagi, merantau itu bukan pekerjaan yang mudah.. Jauh dari keluarga menahan kangen ketika lagi ada masalah/sakit, bertahan untuk tidak membebani orang tua , dan berpikir bagaimana agar tidak menjadi beban pikiran orangtua karena kondisi yang bagi mereka "belum mapan" ini.

Semoga Allah selalu menguatkan kami di sini...
Alhamdulillah Aamiin

Yogyakarta, Kamar Kos Papringan
12.50 AM (kepikiran pengen nulis sebelum tidur)

Minggu, 31 Mei 2015

Letter #1 To My Husband-to-be

0 komentar






Sudah lama tidak “ngobrol” di blog ini.. aktvitas blogging menjadi aktivitas yang tidak akan pernah saya tinggalkan, kalau di “pause”kan iya.
Kali ini saya akan bercerita tentang seseorang yang sudah “xx” bulan (haha silahkan diisi sendiri) hadir dalam kehidupan saya. Seseorang yang mungkiiiiinn…bagi kebanyakan orang “too good to be true” buat saya (karena saking sayanya yang gag banget ini,:D), seseorang yang jadi partner karib saya (teramat karib) sampai dia hapal kapan happynya saya, kapan mikirnya saya, kapan sedihnya saya, dia bisa menebak dengan tepat!. Dan seseorang yang saat saya menulis ini tengah memperjuangkan “kami” di kampung halamannya. Dan seseorang itu yang layak saya tulis di blog ini. Karena jujur saya jarang nulis tentang “seseorang” di sini (kecuali bias saya yaa, Oppa Onew,wkwkw)
Dia memang bukan yang pertama untuk saya, tapi dia pantas untuk menjadi yang terakhir. Saya mengenalnya bukan sehari dua hari sejak kami “resmi” sama-sama ya. Dia partner team terawet saya. Kalau dipindah team, pasti ada beliau. Jadi kalau berbicara tentang pola kerjanya, kurang lebih sama. Tapi tetap, dia yang di team berbeda dengan dia yang selalu ada “dekat” saya. Begitu juga sebaliknya. Selalu ada kejutan-kejutan yang saya rasakan “xx” bulan (lagi-lagi silahkan isi sendiri :D) sejak saya mengenalnya lebih dekat.

Tapi yang sangat saya respeki dari dia adalah dua hal. Pertama, bagaimana dia “membawa” saya ke keluarganya dan bagaimana dia “masuk” ke keluarga saya. Saya masih ingat satu hal ketika satu hari sebelum untuk pertama kalinya saya dipertemukan dengan kedua orang tuanya, dia mengatakan satu hal pada saya :

“laki-laki (espcecially o.k.a) jika sudah memperkenalkan seorang wanita kepada kedua orang tuanya,berarti dia sudah sangat yakin dan akan meyakinkan kepada kedua orangtuanya bahwa inilah yang akan diajaknya untuk hidup sama-sama”

Ya, dia selalu meyakinkan saya bahwa salah satu bukti keseriusannya adalah memperkenalkan saya kepada kedua orang tuanya. Dan begitu juga sebaliknya. Meskipun dia bukan yang pertama, tapi saya pastikan bahwa dia yang pertama dan satu-satunya yang saya perkenalkan secara resmi kepada orangtua saya, khususnya ayah saya.

Terimakasih Po,

Dari dulu saya cukup tau diri untuk tidak mengharapkan seorang kamu, even itu hanya dalam pikiran atau batin saya. Saya cukup menjejak bumi. Tapi dengan kamu menyayangi saya dengan memperjuangkan saya ke keluargamu sudah cukup membuat saya yakin bahwa “this is the best marriage proposal ever”. Kamu memang bukan tipikal pria-pria korea fantasy saya yang tiba-tiba bawa cincin dan berlutut sembari bilang “would you marry me?” tapi ya, tindakanmu dengan memperkenalkanku pada orangtuamu (terlebih ibumu) membuatku merasa_”I don’t need anything, when I have (these) everything”

Mungkin karena kita sama-sama tipe golongan darah B ya, makanya bagi orang kita bernilai cuek. Padahal aslinya gag. Tapi aku gag peduli itu, dan kamu pun gag peduli hal demikian. Yang kita lakukan hanya “keep calm and make our dreams happen”.

Semangat yaa buat kita, Po

You are half of me, understanding me well..know very well how to train my ego..
Benar kata orang, soulmate itu bukan orang yang satu karakter sama kita, tetapi “belahan” kita yang lain. Ibarat dua kutub yang berlawanan, tapi pada dasarnya “nyatu”. You are my opposite shadow, that’s why people called soulmate is like a mirror. Two different side shadows, but basicly it is the “ONE”.

Xie Xie, Gomawoyo, Arigatou Po,


Senin, 22 Desember 2014

Tradisi Perayaan Hari Ibu di Beberapa Negara

0 komentar
Indonesia Mother's Day by Google's doodle 2014



Bulan desember selalu identic dengan bulan kasih sayang. Secara personal, desember merupakan bulan yang special, karena bulan ini ada dua moment penting yang berkaitan dengan ibu. Pertama, desember adalah bulan kelahiran ibu saya. Dan kedua, bulan desember adalah bulan “hari ibu” atau “mother’s day”. Kalau saya flashback, rasanya setiap mendekati, tepat, atau tidak jauh dari hari ibu pasti disitu moment saya untuk kembali blogging setelah hiatus panjang. Terakhir kali menulis sebenarnya di bulan lalu, hanya saja saya ingin menulis secara jujur di sini. Menulis apa yang ingin saya tulis, karena blog ini seperti yang sudah sering saya sampaikan di awal tidak lain layaknya seperti jurnal pribadi saya. Memang isinya terbilang random, tetapi setidaknya ini tempat dimana saya bisa enjoy jadi diri sendiri.


Kembali ke topic tentang hari ibu, saya sebenarnya tidak yakin apakah hari ibu di sini adalah hari ibu nasional atau international mother’s day.Tapi dari hasil browsing, di beberapa Negara, khususnya Negara-negara di eropa, hari ibu ada di bulan Mei.  Yang pasti kalau di Indonesia, hari ibu selalu berada pada tanggal 22 Desember. Di tanggal itu pula saya punya kebiasaan, lebih tepatnya sejak saya hidup terpisah dari orangtua, saya selalu menyempatkan diri untuk berkirim pesan singkat mengucapkan selamat hari ibu untuk ibu yang saya panggil “umak”. Umak tau kalau saya orangnya memang agak sedikit puitis, mungkin karena paham anaknya ini dari kecil punya hobby nulis sama bikin puisi kali ya, hahaha… Dan toh saya juga tidak pernah merasa malu untuk mengucapkan terimakasih kepada umak saya. Terimakasih karena sudah menjadi ibu yang terbaik untuk kami anak-anaknya, dan tak lupa saya selipkan ucapkan do’a agar beliau selalu sehat dan bahagia.


Kalau tahun ini, memang sedikit berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kali ini daftar “ibu” yang saya ucapkan selamat hari ibu ikut bertambah. Kalau secara personal, biasanya saya hanya mengirimkan kepada umak saya. Selebihnya untuk kakak dan istri abang saya, di mana keduanya telah menjadi ibu, maka saya buatkan “status” di media social untuk mengucapkan selamat hari ibu. Tak lupa saya sertakan kedua nenek dari kedua keponakan saya, taqi dan fathia. Dan tahun ini, listnya ikut bertambah. Selain mengucapkan personal kepada umak saya, saya juga mengirimkan ucapan selamat hari ibu kepada wanita yang saya panggil “ibu”. Beliau tak lain adalah ibu dari Po,pacar saya.. Isinya persis seperti apa yang saya tuliskan untuk umak. Di line yang saya kirimkan untuk beliau tadi pagi, saya ucapkan selamat hari ibu, serta tak lupa saya ucapkan terima kasih karena sudah menjadi “mama terbaik” untuk Po. Seperti biasanya, Alhamdulillah respon beliau selalu positif. Hal ini membuat saya sadar bahwa dimanapun saya berada, saya bersyukur memiliki keluarga yang sayang dan menghargai saya. Sesuatu yang mungkin bagi sebagian orang tidak alami.


Berbicara tentang hari ibu, meskipun saat ini kita berada di era teknologi dimana kita bisa dengan gampang dan mudah memasang status di media social, tetap saja bagi saya mengucapkan secara langsung kepada ibu (entah itu sms, telpon, atau berbicara langsung) memiliki kesan yang berbeda. Saya pribadi penyuka personal direct message. Artinya dibanding menjadikannya status public, saya lebih suka mengucapkan sesuatu juga langsung ke orangnya. Setelah itu barulah jika itu national’s day_sebagai bentuk ikut merayakannya, saya akan memasangnya di akun social pribadi.


Berikut beberapa tradisi perayaan hari ibu di beberapa Negara :

·         JERMAN

Di Jerman, hari ibu atau yang disebut “muttertag” berada pada hari minggu kedua di bulan Mei. Hari ibu di Negara ini dirayakan dengan memberikan kartu ucapan selamat hari ibu dari anak ke ibunya. Selama periode Perang Dunia II,ternyata terdapat tradisi pemberian medali, baik itu emas, silver, atau perunggu. Jenis medali tergantung pada jumlah anak. Setelah PD II, barulah pemberian benda lebih diarahkan ke sesuatu yang lebih simple seperti bunga, kado atau kartu ucapan.


·         JEPANG

Pada saat hari ibu, anak-anak di Jepang memiliki perayaan dengan menggambar wajah ibu mereka masing dan mengikutsertakan hasil gambarnya ke sebuah kontes gambar. Selain itu, di jepang, hari ibu merupakan hari untuk menyenangkan ibu. Biasanya anak-anak disana akan membuatkan sesuatu yang special, misalnya sushi _atau memberikan bunga anyelir yang merupakan lambang hari ibu di Jepang.


·         BRAZIL

Perayaan hari ibu di Negara ini ternyata tak kalah meriah dengan perayaan natal. Di hari ibu, mereka akan berkumpul bersama-sama di gereja, yang diakhiri dengan makan bersama.


·         PERANCIS

Sebelum tahun 1950, Hari Ibu di Perancis bukan merupakan hari libur resmi, sampai kemudian oleh Napoleon disahkan menjadi hari libur nasional. Di Perancis, hari ibu merupakan hari “me time” atau “istirahat”nya para ibu. Di hari tersebut para anak “bertukar peran” menjadi ibu, dimana mereka akan mengerjakan tugas/pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh ibu mereka sehari-harinya.


·         ETIOPIA

Di Etiopia, hari ibu akan dirayakan dengan sebuah pesta besar, dimana anak perempuan akan membawa sayur-sayuran,mentega,rempah dan keju. Sedangkan anak laki-laki akan membawa jenis daging-dagingan. Hal ini merupakan tradisi lokal yang sudah dijalankan secara turun temurun. Saat pesta mereka akan menari dan bernyanyi bersama-sama.



Yang terpenting sebenarnya bagaimana spirit atau semangat hari ibu terus ada setiap harinya. Last but not least, selamat hari ibu untuk seluruh ibu dan calon ibu, serta seluruh wanita di seluruh dunia…^^
 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez