Jumat, 08 April 2016

Resign





Hujan turun deras. Sejak satu jam lalu, belum juga berhenti. Angin terasa berhembus kencang, menerbangkan helaian rambut pelan. Beberapa kendaraan masih lalu lalang di jam yang menunjukkan pukul sembilan lewat sepuluh menit. Sementara itu, suara musik penyanyi berkulit hitam masih mengiringi pengunjung kafe yang berkutat dengan kegiatannya masing-masing. Di pojok ruangan, tampak sepasang muda-mudi yang meskipun duduk di satu meja, namun tampak sama sekali tidak menyatu. Sesekali mengobrol, menyeruput air minum dingin yang gelasnya sudah berembun_dianggurkan sekian lama oleh sang empunya yang larut dengan smartphonenya. Tak jauh dari mereka, sekelompok orang_yang sepertinya adalah mahasiswa yang tengah berdiskusi_mengerjakan tugas bersama. Sementara itu, meja yang berada di antara mereka dan aku_ada sepasang_yang mungkin kekasih_entah bisa jadi sedang berada di tahap penjajakan_pendekatan, tengah seru mengobrol. Wajah sumringah si perempuan cukup memperjelas karena ini semacam kencan akhir pekan. 

Akhir pekan_ ya akhir pekan, yang tidak berlaku bagiku. Jum'at bukan akhir pekan selayaknya kebanyakan orang. Bagiku jum'at sama seperti empat hari sebelumnya. Hanya saja, aku tetap bersyukur, setidaknya besok tak perlu masuk selama 8 jam di kantor. Meskipun terkadang, tak jarang sabtu sama seperti hari-hari lainnya. Tapi malam ini, dan sama seperti jum'at malam sebelum dan akan datang, akan tidak sama. Bekerja di kota ini tentu tak bisa berharap banyak akan mendapatkan hari libur dua kali dalam satu pekan. Kecuali jika kau adalah karyawan BUMN atau pegawai negeri sipil. Pilihan menjadi wirausaha bahkan terkadang menjadi pilihan yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan bekerja di kantor swasta_di kota ini. Ah.. besok sudah sabtu. Dan lusa adalah minggu. Tapi sepertinya kali ini aku tidak akan benar-benar mendapatkan "hari minggu" ku. Hari ini dan kemarin, samar-samar bahwa pindahan studio baru akan dilakukan di hari minggu. Tapi tetap saja aku berharap itu tidak akan terealisasi. Setidaknya tidak dilaksanakan di hari minggu ini.

Sebenarnya bekerja bukanlah menjadi pilihan primadonaku. Aku tidak terlalu suka dengan waktu yang terlalu terjadwal. Aku lebih suka menjalani pekerjaan tanpa harus terpaku pada aturan "8-4". Toh pada akhirnya, goalsku hanyalah kemandirian finansial. Entah itu dengan cara bagaimana. Sekalipun dengan cara yang bagi kebanyakan orang umumnya tidak bernilai pasti. Berwirausaha masih menjadi hal yang berkesan "idealis" bagi orang-orang mainstream. Tapi bagi kami_aku dan komunitasku, berwirausaha adalah pilihan terbaik. Terbaik secara waktu. Karena bisa membagi waktu antara kegiatan finansial dan kegiatan sosial sudah menjadi komitmen. Komitmen yang tidak tertulis, namun telah terbukti dan teruji "empiris". Namun kembali lagi, pilihan yang bisa kupilih saat ini adalah menjalani dua-duanya. Setidaknya ada satu hal yang bisa menjamin bahwa di saat sesuatu bersifat ketidakpastian, (untuk tipikal diriku yang terkadang masih tidak fokus pada usaha yang kujalani), bekerja menjadi pilihan yang paling realistis. Meskipun efeknya_di setiap pagi datang, kata "resign" selalu keluar dari mulutku. Entah mengapa lagi-lagi, bekerja adalah pilihan "setengah hati"ku. Pada akhirnya aku tetap ingin berwirausaha. Cepat atau lambat. Menunggu dikeluarkan atau aku yang mengeluarkan diri.

Bunyi rintik hujan sudah tidak terdengar lagi. Hujan hanya sekedar datang menghampiri. Terbayang beberapa episode drama korea yang belum tertunaikan untuk dihabiskan. Entah mengapa, akhir-akhir ini kamar hanya cukup sebagai tempat istirahat. Tuntutan mengerjakan usahaku saat sudah tiba di kos sudah cukup menyita energiku. Selebihnya, tidak banyak tersisa waktu menuju angka 12 untuk menghabiskan bahkan satu episode drama pun. 

Dan lagi-lagi..kata "resign" itu kembali hinggap dalam pikiranku. 

Setidaknya selama satu jam ke depan.

0 komentar on "Resign"

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez