Kamis, 23 Januari 2014

Firts Snow : Telekinesis (Episode 3)






 Cast di episode ini :
Merry & Mario Maurer (as Kim Yongdo)
Original Soundtrack :
Lucky by EXO


Entah bagaimana dirinya menamakan perjalanan ini. Alih-alih dating trip, sementara ini adalah pertemuan ketiganya dengan laki-laki korea ini. Mungkin kalau di Indonesia, sudah habis-habisan Rafa mencecarnya dengan sebutan "tante-tante girang penyuka daun muda". Jelas Yongdo notabene adalah siswa sekolah menengah. Tapi dengan berpakaian tanpa seragam, Merry merasa bahwa Yongdo adalah pria dewasa pada umumnya. Dengan tinggi di atas rata-rata, bahu bidang, dan pembawaan sedikit cool, tentu saja siapapun tak akan mengira bahwa dia hanyalah anak laki-laki yang baru berumur 17 tahun.

"Ya, Yongdo-ya, apakah kau benar-benar akan menyetir van ini ?" tanya Merry. Van adalah mobil favouritenya, bahkan mungkin jika seseorang menyodorkannya Ferari, tetaplah jenis ini yang akan dipilihnya. Kalau meminjam analisis Rafa, fantasi ala-ala drama korea bercampur drama-drama country ala amerika yang kebanyakan nomaden tentu menjadi penguat bahwa bepergian jauh dengan Van adalah salah satu Wishing Listnya.

"eii..gotchonghajima...Aku sudah lulus tes driving tahun ini"

"mwo ?? di usiamu ini ??" tanya Merry. Tangannya tak jauh-jauh dari body antik mini van berwarna hijau mint pastel ini. Meskipun bukan warna favouritenya tapi tetap saja van adalah van.

Yongdo gelagapan. "Sudahlah, lupakan hal itu. Bagaimana pun aku tak akan membawamu dalam bahaya,nuna" ucapnya.

Apa yang dikatakan Yongdo memang seusai apa yang dirasakan Merry. Yongdo begitu handal mengarahkan stir.  Beberapa kali tanpa sadar Merry tertidur dalam perjalanan. Ini adalah perjalanan pertamanya keluar dari kota Seoul. Tiga tahun yang lalu tepatnya dia pernah mengunjungi korea selatan, tapi hanya sebatas Seoul dan Incheon.

"Kita akan ke mana ?" tanya Merry , terbangun dari lelap sesaatnya. Suhu dingin udara di luar beradu dengan pemanas udara di mobil ini membuatnya merasa seperti berada di sebuah kamar dengan selimut tebal di musim hujan.

"Nanti juga kau akan tau " jawab Yongdo.

"Apakah ada sesuatu di mobil ini yang bisa kita makan ?" tanya Merry, berbarengan dengan sebuah bunyi yang datang dari perutnya. Ia keroncongan. Selain banana uyu yang disediakan oleh petugas hostel tempatnya menginap, belum ada makanan lagi yang masuk ke dalam perutnya.

"Waaa...nuna-ga begoppa ?" tanya Yongdo.
Jalanan yang mereka lewati sejauh mata memandang hanyalah hamparan pepohonan berwarna-warni, sisa-sisa dari musim gugur. Belum ada satu kedai atau warung tenda mini yang bisa mereka singgahi. Kalau tau akan berpergian jauh seperti ini, Merry sedikit menyesal tidak membawa beberapa makanan instan yang masih ada dalam kopernya. Beberapa cup mie instan masih ada di sana. Made in Indonesia lagi, yang memang cocok dengan lidahnya. Entah mengapa, meskipun sudah kunjungan kedua, tetap saja ia tak bisa langsung begitu pas dengan makanan lokal  sini. Terutama sup-supan. Tetap saja sup terlezat itu adalah buatan rumah sendiri.

"Hei, bukankah itu...Hodugwaja !!!"

Tangan kirinya menunjuk sebuah rumah kecil dengan banner bertuliskan hangul dan bergambar beberapa makanan ringan yang tak beitu familiar bagi Merry.
 Akhirnyaaaaa....

.....

Hodugwaja sendiri adalah "waltnut cake-snack" yang sering dimakan oleh orang korea ketika musim dingin. Biasanya dijual-jual di tempat pemberhentian kendaraan yang sedang bepergian untuk perjalanan jauh.

"Aku suka rasa kacang merahnya" ucap Merry. Mulutnya penuh dengan kue tersebut, beberapa kali mulutnya menggembung_kepanasan. Karena kue yang mereka makan ini adalah kue yang langsung dimasak pada saat itu juga.

Antrean yang lumayan panjang membuat mereka harus sedikit bersabar. Dan begitu sudah giliran mereka tiba, tak tanggung-tanggu Merry mengeluarkan berapa lembar uang 5000an wonnya. Ia jelas kelaparan. Prediksinya _sama seperti sebelumnya , sulit untuk menemukan lagi tempat makanan dalam radius panjang.

Tapi ternyata perkiraannya meleset, setelah itu banyak restauran-restauran kecil yang mereka lewati. Mengetahui hal ini, Merry sedikit merasa menyesal telah terburu nafsu 'memborong' makanan ringan itu.

Yongdo memutuskan untuk membeli mie instan di mini market yang terdapat di tempat pengisian bensin. Memang tak seperti rasa mie instan-mie intan di Indonesia, tapi lumayan mie yang dibeli Ypongdo ini cukup memuaskan lidahnya. Jadilah beberapa saat mereka menghabiskan waktu makan siang mereka di dalam van.

"Yondo-ya, apakah tidak apa-apa bagi hyungmu begitu mengetahui bahwa kau pergi bersamaku_hanya kita berdua ?"tanya Merry tiba-tiba. Mendengarnya ,yongdo yang tengah menghabiskan sisa mienya menjadi tersedak.

"museunsuriya,nuna ?" tanya Yongdo.

"aniyoo..aku hanya penasaran saja. Padahal kita baru saja bertemu, tetapi..." kalimatnya terpotong.

"Keunde wae..??" tanya Yongdo lagi, melanjutkan aktivitas menyelesaikan makanannya.

"Mm...lupakan saja. Beberapa waktu terakhir ini, ada beberapa orang asing ..maksudku orang yang tak pernah kutemui sebelumya_tiba-tiba datang padaku. Kamu, hyungmu, sampai-sampai..entah ini hanya mimpiku saja...kemarin begitu terbangun di hostel, aku lupa kalau sudha tiba di seoul, padahal seingatku aku baru saja tertidur di pesawat. Dan...anehnya...aku...merasa ada dua orang laki-laki yang tak kukenal yang menarikku"

Yongdo terdiam. Bola matanya bergerak ke arah sudut mata. Mungkinkah...

"Haha..hei !!! apakah kau menganggap ini cerita horor ?? musowo ?" Merry tertawa begitu melihat ekspresi Yongdo yang berubah.

"Hahaa.....ya...menyeramkan...sekali"

Puhh..
Yongdo menarik nafas lega.Seolah beberapa detik yang lalu hidupnya berkurang beberapa puluh tahun.

"Well, let's go..saatnya melanjutkan perjalanan lagi. Chankanmanyoo..."

Faza tiba-tiba berlari ke arah seorang kakek-kakek tua yang berpakaian kumuh. Yongdo memperhatikannya dari jauh. Terlihat Merry mengeluarkan sesuatu dari saku coatnya.

"Apa kah kau memberikan uang padanya ?" tanya Yongdo penasarn.

Merry menggeleng, "Ani, aku hanya memberikan hodugwaja kita. Dan kau tau apa yang kulakukan sembari memberikan kue pada haraboji itu ?"

Yongdo menggelang pelan,

"i made a wish"

ucapnya singkat. Yongdo terdiam di tempatnya. Jika ini benar adalah musim salju kebanyakan, mengapa salju tidak turun saat ini saja ?


-BERSAMBUNG-

0 komentar on "Firts Snow : Telekinesis (Episode 3)"

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez