cast episode ini :
Merry, Kai, Tao, Mario Maurer
Ost :
Machine by EXO
Satu jam setelah pesawat bertolak menuju Incheon International Airport
Seorang pria berusia 20-an tampak memperhatikan sekitar lewat cermin yang digunakannya untuk melihat sesosok di belakangnya.
"Hyung, buatlah seolah-olah kau sedang tidak memperhatikannya" bisik seorang pria lagi tepat di sebelahnya. Ia membenarkan letak kacamata hitamnya. Wajahnya memang cukup menarik perhatian karena diantara semua penumpang saat itu, mungkin hanya dirinya yang memilik single eyelid.
Yang dipanggil hyung_dan berkulit sedikit lebih gelap_mengangguk. Pandangannya memang tak pernah lepas dari sesosok yang sedang tertidur pulas dibelakangnya. Dari ciri-cirinya dia jelas tak mungkin salah orang. Misi yang diembannya ini memang cukup membuat jantungnya berdegup kencang. Ini kali pertamanya dia akan menunjukkan "dirinya yang sesungguhnya" di depan umum. Jika gagal, bisa jadi ini adalah akhir dari semuanya, bahkan ending dari rangkaian estafet misi ini. Semua ditentukan oleh dirinya. Dan_Tao.
"Tao, coba kau lihat dua orang laki-laki berjaket hitam yang duduk di pojok depan sana. Entah mengapa, ekor mataku mengisyaratkan bahwa sejak pesawat ini lepas landas, dia selalu mengikuti gerak-gerik kita. Aku merasa...pandangannya seperti sedang mengawasiku" bisiknya tak kalah pelan.
Meskipun matanya sedang terlindung di balik kacamata hitam, Tao tetap memfokuskan untuk tak menatap langsung pada mata laki-laki mencurigakan yang di maksud.
"Hyung, kurasaaaa...."
Beberapa detik kemudian, laki-laki itu berdiri. Berjalan menuju Kai dan Tao. Pesawat tiba-tiba berguncang. Lampu seatbealt dinyalakan. Pesawat seolah menabruk sesuatu.
"Excuse me Mr, you're not allowed to stand up of your seat right now" seorang pramugari berkata pada laki-laki itu bertepatan dengan sebuah pengumuman dari co-pilot.
"but i really need to go to toilet" ucapnya.
Mendengar suara itu, Tao merasakan sesuatu yang de javu. Entah mengapa memory buruknya tiba-tiba bermunculan. Salah satunya memory yang tak diinginkannya. Melihat perubahan kondisi Tao, Kai bergegas menepuk pundak partnernya itu.
"Tao, kau benar. Kita harus segera bersiap-siap. Kendalikan pikiranmu _sekarang"
Sementara itu berjarak beberapa tempat duduk dari mereka, keributan pun pecah. Laki-laki berpakaian hitam itu mendorong paksa pramugari yang mencoba menahannya.
"Hyung.," panggil Tao memberi kode dengan melepas kacamata hitamnya.
Kai berlari menuju sesosok yang masih tertidur pulas di bangkunya. Seorang wanita...
"Shit !" ucap laki-laki berpakaian hitam itu. Kai tahu bahwa langkahnya harus lebih cepat. Setidaknya dia harus segera menyentuh wanita itu.
Melihat bahwa keadaan semakin darurat dengan kemungkinan Kai tertangkap oleh laki-laki yang dipastikan adalah mata-mata dari kelompok yang selama ini mengejar mereka, Tao pun mulai memfokuskan pikirannya.Sebisa mungkin tak ada seorang pun yang menyadari apa yang akan dilakukannya.
Kai menoleh ke belakang. Kini dirinya dan laki-laki itu berjarak hanya sepanjang lengan tangannya.
Tak ada jalan lain, Kai membanting badannya...
Bersamaan dengan itu...
Bagai film yang sedang ter-pause...semua kondisi tiba-tiba freeze.. Seorang perempuan yang masih tertidur namun cukup tersentak dengan sebuah tepukan di bahunya_Kai Hyung yang setengah mengambang di udara_seorang laki-laki berbadan besar yang nyaris_menangkapnya_dan...
Semuanya beku, terkecuali dirinya. Bahkan jika dilihat dari luar_pesawat ini benar-benar terdiam mematung di udara_sesuatu yang mungkin akan sedikit mengacaukan satelit udara.
Hanya dirinya yang tak berlaku sama.
Tao membuka matanya. One step closer dari akhir misi pertama ini...Tinggal bagaimana ketika ia melanjutkan kembali ke waktu yang sebenarnya, Kai telah mengaktifkan kekuatannya. Teleportation.
Tao berjalan menuju dimana kai dan wanita itu berada. Ia mengarahkan tangannya, dengan satu kedipan matanya makanya semua kembali normal. Tao pun meletakkan tangannya pada bahu Kai. Bagaimana pun caranya, mereka bertiga_ia, Kai, dan wanita yang bernama Merry ini harus berada di Incheon International Aiport secepatnya. Jauh lebih awal dari jam kedatangan yang seharusnya.
"Hana..."
Tao menghitung pelan,
"Dul..."
jantungnya berdegup kencang,
"Set.."
"Hyung !!! NOW !!!" bisiknya dan..
Sebuah lubang hitam yang tak tampak menyeret mereka bertiga. Berpusar-pusar dalam lorong waktu...Kai mempererat dekapannya, agar Merry tak terlepas darinya. Sementara satu tangannya yang lain menggenggam Tao. Hanya dirinya yang bisa melihat pusaran ini.
Tapi...sesuatu di luar dugaannya...
Dia lupa memposisikan tempat tujuan "mendarat" mereka. Kai lupa memvisualisasikan tempat yang akan mereka tuju secara detail. Yang ada dipikirannya hanya _Bandara Incheon !
Tao oleng,..
"Hyung !! Odieya ??! Kita ada di toilet bandara !" teriaknya.
Dan benar saja.,sebuah tanda cukup menjelaskan di tolet mana mereka berada. Yoja Hwajangsil ! (aka Women Toilet)
.....
Apgujeong, Pagi hari..Hari ke-2..
""what ?? Old Seoul ??"
Merry berteriak menatap sebuah leaflet yang diberikan Yongdo padanya. Matanya gantian beralih ke Yongdo. Seperti mimpi rasanya ia bisa berada sedekat ini dengan seseorang yang nyaris seprti kembar dengan...Mario !
"Suho hyung dan faza nuna mengabarkan padaku bahwa hari ini mereka tidak bisa ikut dengan kita. Jadi...hanya kau dan aku yang akan berangkat ke sana"
Mendengar kata "kau dan aku" entah mengapa ada perasaan aneh yang dirasakannya. Merry kembali menepuk-nepuk pipinya.
"Ya ! nuna, no gwenchana ??" tanya Yongdo seketika, begitu melihat apa yang baru saja dilakukan Merry.
Buru-buru Merry menggelengkan kepalanya.
"aa...it's okay. Aku hanya heran dengan nama tempat ini. Bukankah sekarang kita sedang berada di kota Seoul ?? Apakah maksudnya...tempat ini adalah kota seoul di zaman dinasti Jeoseon ??" cecarnya.
Yongdo tersenyum.
Melihatnya tersenyum, lagi-lagi perasaan lain menghinggapi dirinya. Butterflies are flying inside her tummy !
"Nanti juga nuna akan tau. Well, uri kaja !" ucap Yongdo, melingkarkan lengannya ke bahu Merry.
Jika ini sekali lagi hanya mimpinya_entah mengapa Merry merasa tidak ingin siapapun membangunkannya..Tidak Faza, Rafa ataupun...Ibu Kosnya !
Entah mengapa langit awal musim dingin kota Seoul serasa lapang baginya saat ini...
-BERSAMBUNG-
0 komentar on ""First Snow : Keyhole" (episode 2)"
Posting Komentar