“kenapa sih kamu gag mau ngomong langsung ke aku ?”
faza
menekan sebelah tangannya ke arah bahu
jojo,merendahkan tone suaranya agar tak ada yang mencoba menerka bahwa
saat ini ada pertengkaran sengit di antara mereka.
“za,dengerin penjelasan aku dulu.Aku gag bermaksud buat
menutupi semua ini dari kamu !”
Jojo berusaha untuk tak gegabah menjelaskan
semua hal yang menjadi akar permasalahan tersulutnya kemarahan faza.
Faza melepaskan tangannya,membuang wajahnya ke sisi
kanan,untuk kemudian lantas beralih kembali memandangi jojo,sahabatnya.
“Jo, kita sahabatan gag Cuma sehari dua hari. Kita udah tau
sama tau. Pertimbangan apa lagi yang bikin kamu jadi gag jujur ke aku,huh ?”
Jojo mengambil nafas dalam.
“Masa aku tau ini dari orang lain ?? Kamu jo sahabatku,kamu
orang pertama yang aku percaya melebihi siapapun,bahkan orang tuaku”
Faza mengambil jeda,mengumpulkan segenap kemarahan yang
memuncak, yang ia sendiri takut akan berakhir hujan di pelupuk matanya.
“ka...kamu bukan Cuma sekedar sahabat bagi aku jo,..lebih..lebih
dari itu”
Sayang ketakutannya pada akhirnya berubah menjadi
kenyataan,faza mendekap erat jojo,satu-satunya lelaki yang ada dalam hidupnya.
Tangisnya berhamburan. Ada sesak di dalam hatinya.Ia tau akan berakhir seperti
apa cerita ini.
“a..aku odha,za..”
....
Faza merapikan selimut yang ada di atas ranjang paviliun
kemuning no 5. Kantuk masih terlihat di wajah sayunya. Semalaman faza tidak
tidur.Begitu menyelesaikan jadwal manggung terakhirnya di sebuah kafe,bergegas
ia melaju rumah sakit tempat di mana jojo berada dalam kurun waktu satu minggu
ini.
“lho,kamu masih di sini za ?” tiba-tiba jojo muncul dari
arah belakang,tak jauh dari pintu masuk. Faza bergegas menuju jojo yang tampak
kesulitan dengan kursi rodanya. Faza membantu mendorong kursi roda yang menjadi
tumpuan pergerakan sahabatnya.
“gimana hasil check upnya ?” tanya faza,dan lantas membopong
jojo untuk kembali berbaring di atas ranjangnya.
Jojo tersenyum simpul. “ini “ ucapnya menunjuk pada tempat
tidur putih dengan slang infus di samping kirinya. “harus bed rest” lanjutnya
pelan.
Faza menatap jojo iba, “mau aku ambilin makan gag ? aku bawa
makanan kesukaan kamu lho” tanya faza berbinar. “bentar ya,aku ambilin”
Buru-buru ditahannya langkah faza, “gag usah za.aku belum
laper.simpan di kulkas aja makanannya.Makasih banyak”
Faza menarik nafas dalam,dan lantas mengangguk pelan.
“kamu gag ke kampus hari ini ? gag ada bimbingan ?” tanya
jojo pelan.
Faza menggeleng, “dosennya lagi ke luar kota..seminggu ini”
“gapapa za...seenggaknya kamu udah berusaha. Keep fighting
ya,lambat laun dalam waktu dekat ini aku yakin kamu bakal pake baju kebesaran
itu..Toga”
Faza menarik kedua ujung bibirnya. “aku mau...kamu,kamu yang
dateng ke wisudaan aku,jo” ucap faza tersendat. Suaranya melemah.
“pasti...aku pasti bakal dateng..buat kamu” jojo melebarkan
kedua telapak tangannya,dan lantas di sambut oleh faza.
“kamu harus yakin sama kemampuan kamu. Kamu lama kuliah,
bukan berarti kamu bego.Bagi aku, kamu mahasiswa terpintar yang pernah aku
kenal di arsi” Faza tertawa pelan.
“kamu juga harus kuat ”
...
“Eh...faza ??” sebuah suara membuyarkan lamunan faza.
“eh..anggi.lama gag ketemu”
“kamu...kamu nerusin S2
di sini ?” tanya anggi to the point.
Faza menggeleng pelan.
“oo...mau ngambil legalizir ijazah ya ?” tanya wanita berkerudung
ini, teman satu jurusan di arsitektur yang udah lama gag ketemu.
“mm..mau ketemu dosen,gi.buat ini “ jawab faza nanar,sembari
menunjuk sebuah bundelan kertas berjilid yang tak lain adalah dokumen skripsi
yang menunggu direvisi untuk kesekian kalinya.
“oooo...” ujar anggi pelan.
“kamu apa kabar ?” tanya faza gantian kali ini.
“kabar aku baik, za.Aku sama suamiku sekarang pindah ke
sini”
“oo..kamu udah nikah ?? kapan ?kok gag ngasih tau”
“awal tahun yang lalu,za. Sebenarnya aku mau kirim undangan ke
kamu waktu itu,tapi anak-anak seangkatan gag pada tau nomer kamu,jadinya..aduh
aku jadi gag enak,”
“eii...gapapa,gi.Aku turut bahagia denger kabar ini”
“kamu kapan nyusul ?”
Faza tertawa, “aku masih jauh gi, masih lama banget. Mesti
kelarin yang satu ini, trus kerja, trus..travelling dulu deh”
Anggi ikutan tertawa, “gapapa za,santai aja. Nikmatin dulu
masa muda. Gag kayak aku gini, pacaran udah tujuh tahun sejak masuk kuliah,trus
lanjut nikah..gag sempat nikmatin masa kesendirian deh”
“di sisi lain,tapi kamu pasti dapetin apa yang gag aku
dapetin kok,gi.”
Anggi mengangguk, “eh,kamu masih temenan sama ..siapa anak
KU temen dekat kamu itu ?”
Faza langsung menebak siapa yang dimaksud anggi,yang tak
lain adalah..
“nah, jonathan !. Mm..aku dapet kabar dari temenku yang juga
satu almamater sama dia, katanya..dia kena HIV ya ? kamu gag sering jalan sama
dia lagi kan,za ??”
Faza terdiam,
“mending jangan lagi deh za. Kalau gag,kamu bisa
ketularan,jangan deket-deket lagi.Kata temenku nih ya, kalau sama orang yang positive
HIV-aids itu jangan sampe pegangan tangan,pake toilet yang sama ma mereka,
intinya...jaga jarak deh.Temenku aja yang dokter gigi, dia bakal nolak kalau
ada pasiennya yang mengidap aids,meskipun udah pake masker sama sarung tangan”
Faza udah gag tahan dengan perasannya, “gi, gag nyangka ya,
kamu punya teman paling bego yang pernah aku tau”
“???”
“aku kasih tau ya..aids itu gag pernah akan nular hanya
karena jabatan tangan,pake toilet yang sama,atau..temenan sama mereka. Ia,aku
memang temenan sama Jonathan,dari dulu sampe sekarang.Emang kenapa ?”
“fa...faza ?ka..kamu gag ketularan kan ?” tanya anggi dengan
ekspresi jijik campur ngeri. Dan lantas buru-buru mengusap tangannya.
“Dan paling aku gag nyangka...kamu sama temanmu yang dokter
gigi itu ternyata....sama aja ya “
Ucap faza berlalu, mengambil ranselnya, dan lantas berjalan
meninggalkan anggi yang masih setengah kaget. Tapi sebelum sampe jauh, faza
berbalik..berjalan menuju tempat semula.
“yang bener, gini nih cara aids buat nular” lanjut faza,
mengusapkan telapak tangannya pada punggung anggi, yang lantas menimbulkan
teriakan ngeri dari anggi.
“Fazaaaaaaaaaaaaa !!!!!!!”
....
“Hahaha.....trus kamu pergi gitu aja ??” jojo terpingkal
begitu mendengar cerita,lebih tepatnya curhatan faza siang ini. Ke jojo, faza
emang gag bisa bohong.
Faza mengangguk,manyun.
“ya abis mau gimana lagi. Males banget ngadepin orang-orang
yang sotoy kayak gitu” cerocosnya lagi.
“za, tolong ambilin tissue yang ada di meja sana “ tunjuk
jojo pada sebuah meja yang terdapat dipojok ruangan. Mata faza tiba-tiba
tertuju pada balutan perban berwarna bercak merah yang dibalut lagi dengan
plastik transparan.
“jo,i..ini, kamu kenapa ??”tanya faza panik.
“gag..gag apa-apa kok..ini,ini Cuma gara-gara habis motong
buah tadi pagi.dikit doang kok”
“ke,,,kenapa masih bisa warna merah gitu ?”tanya faza lagi.
“ini...karena lukanya susah kering..biar gag kemana-mana,aku
bungkus lagi dengan plastik ini” jojo nyengir.
Faza terdiam ditempatnya.Tubuh jojo makin mengurus, wajahnya
pun makin tirus, tak ada lagi sisa-sia tubuh bugar yang kerap membentot senar
bass dengan sebegitu apiknya. Ya, dunia musik band beraliran rock,di mana faza
sebagai vokalisnya lah yang telah mempersatukan mereka. Dan dari dunia itu
pula, jojo mengenal barang haram..cikal bakal dari penyakit yang bersarang
ditubuhnya.Buah dari depresi pasca perceraian kedua orang tuanya.Keluarga jojo
berantakan setelah ibunya terlibat dalam kasus perselingkuhan dengan sesama
anggota dewan.
“za...aku kangen maen musik lagi...” jojo berkata pelan.”kalau
aja..di rumah sakit ini ada ruangan kedap suara..pastinya aku gag bakal mati
bosan kayak gini” lanjutnya lagi.
Faza terdiam.Sebuah ide tiba-tiba berlarian dalam
pikirannya.
“aku pengen kita travelling ke tempat impian kita, museum
the beatles...UK”
Faza terdiam.
“aku juga jo, kita pasti bisa jalan-jalan bareng lagi”
...
Dua minggu kemudian..
“coba saudara jelaskan, mengapa anda memilih judul
penelitian ini ?”
....
Sinar itu makin jelas.Putih.Bersih.Faza berlarian menyusuri
jalanan kota London.Disusul dirinya dari belakang.
“jo,ayo buruan...tar ketinggalan” teriak faza dari
kejauhan,tersenyum sumringah melambaikan tangannya.
Faza terlihat sangat cantik dalam balutan dress selutut
berwarna putih gading berbalutkan jaket kulit hitam dan kalung berinisialkan
“FJ” besar di dadanya. Sepatu boot sebetisnya menjejak conblock jalan,
menimbulkan bunyi tukk-tukk berirama.
“tunggu aku za,” teriak jojo bersamaan dengan sebuah bus
berwarna merah bertingkat yang tak lain adalah “RED BIG BUS” melintas cepat di
samping mereka.
Lampu hijau masih menyala.Namun sedetik kemudian,.
“Faza awasssssss !!!!!!”
....
Degg.Jojo terbangun dari mimpinya.Keringat dingin membasahi
dahinya.Ia baru saja bermimpi aneh.Ke London-Faza-dan...
Derap langkah tiba-tiba terdengar dari koridor luar.
Beberapa petugas kesehatan berlari membawa tandu pasien.Sepertinya ada pasien
gawat darurat masuk hari ini. Seperti biasanya.
Tiba-tiba sebuah langkah buru-buru memasuki ruangan jojo.
“jo...”
“Pa ??”
Papa dan adik semata wayangnya tiba-tiba muncul di pintu
masuk.
“fa,.faza kecelakaan...mobilnya tabrakan saat mau menyebrang
ke rumah sakit.Di..dia...gag sadarkan diri”
“pa....”
Air matanya berhamburan,mengalir deras dari kedua sudut
matanya tanpa terkendali.
...
“aku mau kamu yang datang ke wisudaanku,jo”
“ia,aku pasti datang buat kamu”
“tar kita bisa jalan-jalan bareng lagi”
...
Enam bulan kemudian..
Tanah itu masih berwarna merah. Masih basah,dan sesegar
rumput hijau di sekelilingnya.
“Selamat jalan,sahabat.Kita gag nyangka bakal kehilangan dua
orang anggota keluarga sekaligus di tahun ini”
Dion, sang drummer sekaligus leader band,memandangi dua
pusara di hadapannya. Ia mengambil keranjang bunga, dan lantas menaburkannya di
atas tempat peristirahatan terakhir kedua sahabatnya ini. Hari ini Jojo
berpulang, setelah berjuang melawan penyakitnya. Pada akhirnya dia
menyerah,tepat enam bulan setelah kepergian faza, dan tiga bulan sejak
kehadirannya di acara wisuda dirinya yang sebenarnya berbarengan dengan hari
wisuda faza. Jojo menepati janjinya. Ia memang benar datang,datang untuk faza.
“kalian sekarang pasti udah tenang di sana. Bisa barengan
lagi” lanjut kevin,personel lainnya lagi.
Dari kejauhan dua pasang mata menatap nanar pemandangan di
hadapan mata mereka.Keduanya tersenyum dan lantas berangkulan. Perlahan..kedua
sosok putih itu melayang pelan ke atas,melambaikan tangannya ke bawah.
Seorang anak kecil yang belum genap satu tahun lantas serta
merta menunjuk ke atas.Menunjuk ke arah faza dan jojo yang kini tersenyum
bahagia.
..The End..
0 komentar on "Faza & Jojo"
Posting Komentar