“hei, kalau jalan, lihat-lihat dong” faza mengumpat pada seseorang yang tiba-tiba menabraknya dari belakang.
“maaf-maaf...aku terlalu terburu-buru” laki-laki yang
menabraknya tadi tampak kelimpungan dengan tumpukan gulungan kertas yang
dibawanya. Ukuran kertas yang terlampau panjang dari dekapan lengannya
membuatnya tampak kesulitan dan refleks menabrak siapa saja yang didekatnya.
Kertas-kertas itu menghalangi pandangannya.
“mianhae...” lanjutnya lagi, seraya membungkukkan badan.
Kalau saja tak memahami kerepotan laki-laki tadi, tentu faza
tak tinggal diam dan lantas menerima permintaan maaf laki-laki berkaca mata
bingkai tebal. Sampai akhirnya faza memutuskan untuk berlalu, tanpa mengucapkan
sepatah katapun.
...
“oke, proyek kita kali ini akan berkolaborasi dengan sebuah
media asing yang salah satu cabangnya berlokasi di indonesia. Destinasi proyek
kita dalam waktu dekat ini”
Sungmin menunjuk suatu nama yang tertera di layar
presentasinya. “Akan ada dua dari kita yang akan diutus untuk bekerjasama
secara langsung di lapangan terkait pengumpulan materi. Dan orang itu
adalah....”
Brakkk. Pintu ruangan terbuka. Seorang laki-laki tampak
keluar dan terburu-buru memasuki ruangan. Beberapa gulungan kertas terjatuh
dari berserakan ke lantai. Buru-buru laki-laki itu mengambil gulungan yang
terjatuh. Tapi bukannya beres, gulungan yang masih berada di tangannya malah
ikut terjatuh semua. Berserakan di atas lantai.
“aigoo...yesung-a..kapan kau benar-benar akan berhenti untuk
tidak ceroboh lagi” ucap Heechul, selaku pemimpin rapat kali ini.
“Sudah- sudah..untung saja kau datang tepat pada waktunya,
karena ya...kamu orang yang dipilih sebagai wakil dari kantor kita” ucap
sungmin pada akhirnya.
“mwo ?? aku ??”
...
“kamu ??” faza mengacungkan telunjukknya ke hadapan
laki-laki yang tiba-tiba datang tergesa-gesa. Beberapa menit sebelum seluruh
penumpang dipersilahkan memasuki pesawat.
“kau ? Kau...Faza-ssi ?” jawab laki-laki yang tak lain
adalah yesung. Yesung membongkar semua ingatannya. Dua hari yang lalu sungmin
memberitahu bahwa dalam proyek kali ini dia akan bekerja sama dengan salah satu
penulis terkenal di indonesia. Dan penulis yang dimaksud itu tak lain dan tak
bukan adalah wanita yang ditabraknya pada hari yang sama.
Faza menghela nafas pendek. Bayangan bahwa dia akan bekerja
sama dengan siwon, sang photographer sekaligus teman kuliahnya di inha
university buyar sudah. Siwon tak jadi berangkat dikarenakan sedang dirawat di
rumah sakit dan otomatis seseorang harus menggantikannya. Dan orang itu
bernama...Yesung.
“kenalkan..aku kim Yesung” ucapnya, mengulurkan tangan yang
dibalas dengan faza dengan hal yang serupa. “Faza Sita. Tapi cukup panggil aku
faza”
“mohon bimbingannya” jawab yesung membungkukkan badan. Entah
mengapa, bagi faza...baru kali ini dia tak begitu bersemangat mengerjakan
sebuah proyek baru. Entah karena disebabkan tempat yang dituju adalah
indonesia, yang artinya dia harus meninggalkan korea dalam waktu yang tak
singkat , atau..
“faza-ssi, yesung hyung..ayo kita masuk ke pesawat” ucap
kyuhyun. Photografer junior yang juga ikut dalam proyek pemotretan kali ini.Dan
faza, dengan langkah gontai berjalan menyeret koper mininya.
...
Tempat itu bernama gunung api purba. Terletak di timur kota
yogyakarta. Sebuah kota yang terletak di pulau jawa. Sebenarnya dari namanya,
gunung ini dulunya merupakan gunung api aktif, namun itu dulu, di zaman purba.
Saat belum ada tanda-tanda kehidupan manusia di daerah ini.
“gag terlalu tinggi kok mbak..ya gag nyampe sejam lah buat
daki ke puncak” ucap farikh selaku local guide merangkap driver di ekspedisi
pembuatan headline tahunan majalah “WonderTraveland” edisi korea selatan.
Faza menatap puncak gunung dari balik kaca mobil. Dari arah
spion mobil, faza tau, yesung tampak kebingungan tak mengerti dengan obrolan
yang tengah berlangsung.”sukurin” batin faza tertawa geli.
“hanya saja..mbak dan mas-mas sekalian mesti tetap haru waspada..soalnya
ini musim hujan . Jadi jalanan yang sebagian besar tanah liat, bakal bikin
kepeleset”
“apa yang dikatakannya, nuna?” tanya kyuhyun yang sedari
tadi tampak menyimak setiap perubahan eskpresi faza. Mencoba untuk memahami
arah pembicaraan.
“Cuma waspada aja, soalnya ini musim hujan” jawab faza lagi,
yang disertai dengan bunyi “aa...ne,..” pendek dari kyuhyun.
“kalau pas akhir pekan selalu rame pengunjung,mas ?” tanya
faza lagi. Diambilnya mini notes dari balik tas pinggangnya. Sebenarnya ada voice
recorder disana, tapi untuk saat seperti ini faza tengah enggan menggunakannya.
“wah..gag tergantung e mbak..kalau akhir-akhir ini
sih...sering sepi. Maklum anak-anak muda lebih tertarik jalan-jalan ke mall
dibanding jelajah alam kayak gini”
Entah mengapa, mendengar pernyataan itu, perasaannyanya
merasa tertohok. Jujur saja, dibanding travelling di negeri sendiri, faza lebih
memilih kota-kota lain diluar negeri yang lebih aman dan mudah secara
transportasi. Minimnya sarana transportasi membuat budget travellingnya
membengkak. Tahun lalu saja, saat hendak melakukan reportase ke surga bawah
laut kebanggan indonesia, Raja Ampat, faza harus cukup syok begitu mengetahui
digit angka untuk perjalanan pulang-pergi ke sana. Kurang lebih berada di angka
200 juta ! Itu baru sewa kapal yang membawa mereka ke spot diving terpenting di
raja ampat. Angka tersebut kalau untuk ukuran travelling international, cukup
membawanya berapa kali pulang pergi ke eropa.
Faza mengamati sekitar. Jalanannya kian menanjak, melewati
permukiman penduduk yang kiri kanannya masih berupa tegalan. Faza tak bisa
membayangkan kalau saat ini adalah malam hari. Tentu perjalanan ini tak jauh
beda dengan perjalanan uji nyali. Serem.
Berbeda dengannya ,yesung dan kyuhyun tampak antusias. Entah
karena ini tempat yang baru mereka atau karena memang jiwa photographi yang
tidak tahan melihat objek foto yang beragam, berapa kali faza melihat aura
semangat yang muncul dari mereka berdua. Yesung bahkan mengambil beberapa foto
dari dalam mobil. Kemampuan fotonya yang sudah diatas level mahir, membuat faza
beberapa kali terkagum dengan kemampuannya menangkap setiap objek foto dalam
pergerakan yang super cepat.
“lah mbak sendiri..kok bisa kerja sama dengan dua orang
jepang ini ?”
“mereka berdua orang korea kok mas” jawab faza singkat.
“oalah...habis sama-sama sipitnya. Susah bedain mana turis
cina, jepang, sama korea. Lah wong orang indonesia aja banyak yang kayak gini”
Faza tergelak. Dan memang benar, wajah-wajah seperti yesung
ataupun kyuhyun..merupakan face yang familiar yang kerap ditemuinya sejak masih
di sekolah. Sekolah swasta yang notabene isinya etnis tionghoa membuat faza tak
terpisahkan dari kaum bermata sipit ini. Dan dia, tentu selalu terlihat sangat
belok jika berada diantaranya.
“sebentar lagi kita bakalan sampai mbak...”
...
“untuk sementara kita istirahat dulu...”seru yesung.
Lengannya tampak keberatan membawa ransel gunung yang berisi tenda portable dan
beberapa peralatan yang dibutuhkan.
Kyuhyun mengambil posisi di atas bebatuan yang menjorok ke
arah jurang, menghadap pemandangan view kota yogyakarta dari atas.
Jprettt. Kyuhyun mengambil satu bidikan dengan camera
nikonnya.”indonesia indah sekali..” ujarnya pelan.
“ini belum seberapa kyu..kamu harus mencoba ke tempat-tempat
lain di indonesia. Untuk urusan alam, kita memang jagonya” ujar faza bangga.
Nafasnya masih memburu. Kelelahan karena sejak memulai pendakian, mereka belum
pernah sekalipun berhenti. Mas Farikh tidak ikut dalam pendakian kali ini. Toh
dengan hanya bertiga, mereka sangat yakin jika mereka segera mencapai puncak.
“ya..benar. saya juga sangat setuju. Mungkin lain kali saya
bisa kembali lagi sendirian ke indonesia” yesung menimpali. Diambilnya botol
mineral dari dalam tas selempangnya. “mini jetlag” masih menghinggapinya.
Jadwal yang singkat membuat mereka bertiga merapel semua kegiatan. Begitu
mendarat di jakarta, mereka bertiga melanjutkan penerbangan menuju yogyakarta
dan setelah itu...
“beruntung kita semua sudah terbiasa melakukan perjalanan
jauh” ujar kyuhyun. Faza terdiam. Jujur saja, mendaki tidak masuk ke dalam list
travellingnya selama ini. Phobia ketinggian membuatnya sebisa mungkin
menghindari aktivitas yang berhubungan dengan ketinggian.
“oke..sepuluh menit lagi kita akan melanjutkan
perjalanan..kita harus bergerak cepat sebelum awan itu datang” ucap yesung
memberi komando, menunjuk pada awan hitam tebal dari arah jam sebelas dirinya.
Faza menatap nanar pada awan gelap yang tampak bergerak cepat itu.
...
Ketinggian sebuah gunung ternyata tak menentukan sebuah
pendakian berlangsung mudah atau tidak.
Tapi dibalik itu semua, faktor alam menjadi kuncinya. Benar saja, tak alang, 30
menit sejak faza, yesung dan kyuhyun melanjutkan perjalanan , serta merta
butiran sebesar biji jagung bersamaan datang menimpa mereka. Hujan deras
muncul. Berbarengan dengan kilatan blits alam yang muncul dengan gemuruh suara
guntur.
“kita tidak bisa mencari trek baru. Jalan ini buntu” teriak
yesung tak jauh dari faza dan kyuhyun yang tertinggal di belakang. Kyuhyun
membantu faza yang hati-hati berjalan mendaki jalan yang licin terkena air
hujan.
“pegangan sama ranting atau pohon-pohon kecil terdekat ,nuna”
ucap kyuhyun. Rambut dan wajahnya basah.
Satu-satunya kesalahan fatal mereka adalah, mereka melupakan jas hujan yang
tertinggal di dalam mobil yang membawa mereka kemari.
Ctarrrrr.. Kilat lagi-lagi muncul. Jam baru saja menunjukkan
pukul 5 sore. Tetapi sekeliling mereka tak jauh berbeda seperti jam 7 malam.
Semuanya gelap. Dikarenakan hujan lebat yang mengguyur disertai angin kencang,
Meniup ranting-ranting pohon yang bergoyang.
“lewat sini”
teriak yesung lagi. Faza dan kyuhyun bergegas
mengikuti arahan yesung. Dihadapan mereka, sebuah jalan sempit yang diapit oleh
dua undakan batu besar yang saling bertumpuh telah menanti. Jalanan untuk
mendaki itu lumayan curam. Hanya sebuah tangga kecil yang terbuat dari kayu yg dapat
membantu perjalanan mereka ke atas. Kyuhyun bergidik ngeri, membayangkan celah
sempit yang akan membuat claustrophobia-nya kambuh.
“percaya padaku..kau pasti bisa melewatinya. Atur nafasmu”
ucap yesung. Dia mengambil posisi di belakang. Memastikan bahwa kyuhyun atau
faza akan berjalan selamat dihadapannya. Jika terjadi apa-apa, dia akan dengan
sigap menahan berat beban keduanya.
“berjalanlah pelan-pelan”
Faza melangkahkan kakinya. Dia tak berani melihat ke bawah. Terus
menatap ke atas menjadi obat untuk setiap ketakutan akan tempat-tempat yang
tinggi.
“arghhhh....” faza berteriak kencang. Sebelah kakinya gagal
mencapai anak tangga setelahnya. Membuat badanya tergelincir. Beruntung dengan
sigap, tangannya meraih anak tangga, dan berpegangan padanya.
Yesung menahan berat badan faza yang tertumpu padanya.
“ulurkan tanganmu pada kyuhyun..”
Kyuhyun serta merta menarik tangan faza. Membuat faza kini
kembali ke posisi semestinya.
“hati-hati dengan lumut. Lumut yang bercampur air hujan akan
membuat kayu menjadi semakin licin. Kita sebentar lagi sampai ke atas”
“Hyung, sepertinya kita tidak bisa tiba di atas”
“wae ?” ucap faza dan yesung berbarengan.
“lihat di atas sana..” tunjuk kyuhyun ke arah langit yang
gelap. Faza bergidik ngeri, menyaksikan putaran angin yang bergulung di atas
langit. Dalam hitungan menit, pusaran itu bisa mendekat ke arah undakan batu
yang bertumpu dan menyisakan celah untuk siapapun yang hendak mencapai atas.
“Kita mundur beberapa anak tangga. Dikhawatirkan angin itu
akan menerbangkan apapun dan masuk ke lorong ini” ucap yesung yakin.
Mau tak mau kyuhyun dan faza mengikuti saran yesung. Dengan
hati-hati mereka melangkah ke bawah. Faza menutup sebelah matanya. Mereka telah berada posisi yang
sangat tinggi dan curam. Sekali saja terpeleset ke bawah, entah tak bisa lagi
dibayangkan bagaimana jadinya. Untuk pertama kalinya, faza merasa bahwa ia baru
saja menantang dirinya sendirinya.Melewati batas kemampuannya selama ini.
...
“aku bersyukur bisa terlibat dalam proyek ini bersama
orang-orang hebat seperti kalian” ucap faza. Tangannya dihadapkannya pada nyala
api unggun yang membara, menimbulkan kehangatan di sekujur tubuhnya. Setelah melewati
berbagai hal yang mereka alami dalam pendakian tadi, membuat faza yakin bahwa
berjam-jam yang lalu, dirinya telah salah peniliaian terhadap dua orang
laki-laki yang juga ikut duduk mengitari nyala api ini.
Malam ini mereka memutuskan untuk bermalam di puncak gunung
api purba. Hujan yang telah reda sejak satu jam lalu membuat semuanya masih
terasa dingin. Dingin yang berbeda dengan cuaca musim dingin di korea. Mereka
akan memulai mengambil gambar puncak gunung api purba keesokan paginya, saat
cuaca cerah, dan menangkap sunrise yang muncul dari balik gunung ini.
“setiap negara ternyata memiliki kelebihannya tersendiri.
Semula jujur saja ,aku begitu underestimate dengan negaramu. Bukan sebuah
negara maju, yang aku sendiri tak tahu bangunan apa yang bisa kusebut untuk
melambangkan indonesia” ucap kyuhyun polos.
Yesung tersenyum menatap api unggun yang ditengahnya
terdapat panci kecil berisi ari hangat yang diseduh untuk membuat kopi.
“ada hal yang belum kukatakan pada kalian..”
Kyuhyun dan faza sama-sama menoleh kearah yesung yang tengah
menatap kosong.
“sebenarnya..indonesia bukanlah sesuatu yang baru untukku.
Dulu, sewaktu SMA ,aku pernah menetap di
sini. Mengikuti ayahku yang bekerja di sebuah perusahaan milik korea di
jakarta. ..”
“saat itu pula aku mengenal seorang wanita indonesia yang
bagiku...ya dia wanita tercantik yang pernah kulihat. Lantas aku menyukainya.
Namun...”
Yesung menghentikan kata-katanya.Mengangkat panci yang
airnya tengah mendidih. Dan lantas menuangkannya ke dalam tiga cangkir alumunimum
yang telah diisi kopi instan.
“dia meninggal pada saat perjalanannya ke himalaya. Itu juga
yang menjadi alasan kuat, mengapa tawaran ini kuterima. Aku ingin mengenangnya
dengan melakukan pendakian. Dia sangat suka sekali mendaki gunung..”
“hoekkkk” kyuhyun tiba-tiba muntah.
“kau..kenapa kyuhyun ? apakah kau baik-baik saja ?”
Serta merta yesung mendekati kyuhyun yang tampak pucat.
“a...aku tidak apa-apa hyung...ini..ini hanya..”
“faza, tolong ambilkan obat-obatan yang ada di ransel di
dalam tenda”
Tak ada suara.
“ya ! faza-ya, apakah kau mendengar arahanku ?”
Tetap tak ada jawaban.
Sakit kepala hebat tiba-tiba menyerang kyuhyun. Gejala yang
sama jika “kemampuan”nya kambuh lagi.
“hyung...a...aku belum memberitahu kalian, kalau..kalau aku
memiliki indera ke ..”
“apa ? berbicaralah yang jelas kyuhyun-a..”
“aa...aku..melihat sesosok tubuh yang bergelayut di
pundakmu...sejak kita tiba di bawah kaki gunung tadi . Dan...sosok itu kini..”
kyuhyun tersedak. Buru-buru yesung mengambil air mineral dari botol yang masih
tersisa. Tapi kyuhyun menepisnya. Mengatakan hal ini secepatnya adalah hal yang
jauh lebih penting dibanding dirinya sendiri.
“sudah berpindah ke tubuh faza nuna..”
Mata yesung terbelalak tiba-tiba. Bulu kudukknya terasa
merinding. Dari balik sudut matanya pelan-pelan dilihatnya faza yang kini
tampak terdiam menunduk. Rambut panjang faza menutupi kiri kanan wajahnya yang
tampak pucat. Tak ada senyum di sana.. Semuanya dingin. Sedingin udara malam di
atas puncak gunung api purba.
“fa...faza nuna tidak cukup kuat untuk itu..bisa dipastikan
sebentar lagi, di....dia..dia bakal kesurupan”
“mwo ??”
---selesai--
0 komentar on "Fire Mount"
Posting Komentar