Rabu, 16 Januari 2013

Fire Mount






“hei, kalau jalan, lihat-lihat dong” faza mengumpat pada seseorang yang tiba-tiba menabraknya dari belakang.

“maaf-maaf...aku terlalu terburu-buru” laki-laki yang menabraknya tadi tampak kelimpungan dengan tumpukan gulungan kertas yang dibawanya. Ukuran kertas yang terlampau panjang dari dekapan lengannya membuatnya tampak kesulitan dan refleks menabrak siapa saja yang didekatnya. Kertas-kertas itu menghalangi pandangannya.

“mianhae...” lanjutnya lagi, seraya membungkukkan badan.

Kalau saja tak memahami kerepotan laki-laki tadi, tentu faza tak tinggal diam dan lantas menerima permintaan maaf laki-laki berkaca mata bingkai tebal. Sampai akhirnya faza memutuskan untuk berlalu, tanpa mengucapkan sepatah katapun.

...

“oke, proyek kita kali ini akan berkolaborasi dengan sebuah media asing yang salah satu cabangnya berlokasi di indonesia. Destinasi proyek kita dalam waktu dekat ini”

Sungmin menunjuk suatu nama yang tertera di layar presentasinya. “Akan ada dua dari kita yang akan diutus untuk bekerjasama secara langsung di lapangan terkait pengumpulan materi. Dan orang itu adalah....”
Brakkk. Pintu ruangan terbuka. Seorang laki-laki tampak keluar dan terburu-buru memasuki ruangan. Beberapa gulungan kertas terjatuh dari berserakan ke lantai. Buru-buru laki-laki itu mengambil gulungan yang terjatuh. Tapi bukannya beres, gulungan yang masih berada di tangannya malah ikut terjatuh semua. Berserakan di atas lantai.

“aigoo...yesung-a..kapan kau benar-benar akan berhenti untuk tidak ceroboh lagi” ucap Heechul, selaku pemimpin rapat kali ini.

“Sudah- sudah..untung saja kau datang tepat pada waktunya, karena ya...kamu orang yang dipilih sebagai wakil dari kantor kita” ucap sungmin pada akhirnya.

“mwo ?? aku ??”

...

“kamu ??” faza mengacungkan telunjukknya ke hadapan laki-laki yang tiba-tiba datang tergesa-gesa. Beberapa menit sebelum seluruh penumpang dipersilahkan memasuki pesawat.

“kau ? Kau...Faza-ssi ?” jawab laki-laki yang tak lain adalah yesung. Yesung membongkar semua ingatannya. Dua hari yang lalu sungmin memberitahu bahwa dalam proyek kali ini dia akan bekerja sama dengan salah satu penulis terkenal di indonesia. Dan penulis yang dimaksud itu tak lain dan tak bukan adalah wanita yang ditabraknya pada hari yang sama.

Faza menghela nafas pendek. Bayangan bahwa dia akan bekerja sama dengan siwon, sang photographer sekaligus teman kuliahnya di inha university buyar sudah. Siwon tak jadi berangkat dikarenakan sedang dirawat di rumah sakit dan otomatis seseorang harus  menggantikannya. Dan orang itu bernama...Yesung.

“kenalkan..aku kim Yesung” ucapnya, mengulurkan tangan yang dibalas dengan faza dengan hal yang serupa. “Faza Sita. Tapi cukup panggil aku faza”

“mohon bimbingannya” jawab yesung membungkukkan badan. Entah mengapa, bagi faza...baru kali ini dia tak begitu bersemangat mengerjakan sebuah proyek baru. Entah karena disebabkan tempat yang dituju adalah indonesia, yang artinya dia harus meninggalkan korea dalam waktu yang tak singkat , atau..

“faza-ssi, yesung hyung..ayo kita masuk ke pesawat” ucap kyuhyun. Photografer junior yang juga ikut dalam proyek pemotretan kali ini.Dan faza, dengan langkah gontai berjalan menyeret koper mininya.

...

Tempat itu bernama gunung api purba. Terletak di timur kota yogyakarta. Sebuah kota yang terletak di pulau jawa. Sebenarnya dari namanya, gunung ini dulunya merupakan gunung api aktif, namun itu dulu, di zaman purba. Saat belum ada tanda-tanda kehidupan manusia di daerah ini.

“gag terlalu tinggi kok mbak..ya gag nyampe sejam lah buat daki ke puncak” ucap farikh selaku local guide merangkap driver di ekspedisi pembuatan headline tahunan majalah “WonderTraveland” edisi korea selatan.

Faza menatap puncak gunung dari balik kaca mobil. Dari arah spion mobil, faza tau, yesung tampak kebingungan tak mengerti dengan obrolan yang tengah berlangsung.”sukurin” batin faza tertawa geli.

“hanya saja..mbak dan mas-mas sekalian mesti tetap haru waspada..soalnya ini musim hujan . Jadi jalanan yang sebagian besar tanah liat, bakal bikin kepeleset”

“apa yang dikatakannya, nuna?” tanya kyuhyun yang sedari tadi tampak menyimak setiap perubahan eskpresi faza. Mencoba untuk memahami arah pembicaraan.

“Cuma waspada aja, soalnya ini musim hujan” jawab faza lagi, yang disertai dengan bunyi “aa...ne,..” pendek dari kyuhyun.

“kalau pas akhir pekan selalu rame pengunjung,mas ?” tanya faza lagi. Diambilnya mini notes dari balik tas pinggangnya. Sebenarnya ada voice recorder disana, tapi untuk saat seperti ini faza tengah enggan menggunakannya.

“wah..gag tergantung e mbak..kalau akhir-akhir ini sih...sering sepi. Maklum anak-anak muda lebih tertarik jalan-jalan ke mall dibanding jelajah alam kayak gini” 

Entah mengapa, mendengar pernyataan itu, perasaannyanya merasa tertohok. Jujur saja, dibanding travelling di negeri sendiri, faza lebih memilih kota-kota lain diluar negeri yang lebih aman dan mudah secara transportasi. Minimnya sarana transportasi membuat budget travellingnya membengkak. Tahun lalu saja, saat hendak melakukan reportase ke surga bawah laut kebanggan indonesia, Raja Ampat, faza harus cukup syok begitu mengetahui digit angka untuk perjalanan pulang-pergi ke sana. Kurang lebih berada di angka 200 juta ! Itu baru sewa kapal yang membawa mereka ke spot diving terpenting di raja ampat. Angka tersebut kalau untuk ukuran travelling international, cukup membawanya berapa kali pulang pergi ke eropa.

Faza mengamati sekitar. Jalanannya kian menanjak, melewati permukiman penduduk yang kiri kanannya masih berupa tegalan. Faza tak bisa membayangkan kalau saat ini adalah malam hari. Tentu perjalanan ini tak jauh beda dengan perjalanan uji nyali. Serem.

Berbeda dengannya ,yesung dan kyuhyun tampak antusias. Entah karena ini tempat yang baru mereka atau karena memang jiwa photographi yang tidak tahan melihat objek foto yang beragam, berapa kali faza melihat aura semangat yang muncul dari mereka berdua. Yesung bahkan mengambil beberapa foto dari dalam mobil. Kemampuan fotonya yang sudah diatas level mahir, membuat faza beberapa kali terkagum dengan kemampuannya menangkap setiap objek foto dalam pergerakan yang super cepat.

“lah mbak sendiri..kok bisa kerja sama dengan dua orang jepang ini ?”

“mereka berdua orang korea kok mas” jawab faza singkat.

“oalah...habis sama-sama sipitnya. Susah bedain mana turis cina, jepang, sama korea. Lah wong orang indonesia aja banyak yang kayak gini”

Faza tergelak. Dan memang benar, wajah-wajah seperti yesung ataupun kyuhyun..merupakan face yang familiar yang kerap ditemuinya sejak masih di sekolah. Sekolah swasta yang notabene isinya etnis tionghoa membuat faza tak terpisahkan dari kaum bermata sipit ini. Dan dia, tentu selalu terlihat sangat belok jika berada diantaranya.

“sebentar lagi kita bakalan sampai mbak...”

...

“untuk sementara kita istirahat dulu...”seru yesung. Lengannya tampak keberatan membawa ransel gunung yang berisi tenda portable dan beberapa peralatan yang dibutuhkan.

Kyuhyun mengambil posisi di atas bebatuan yang menjorok ke arah jurang, menghadap pemandangan view kota yogyakarta dari atas.

Jprettt. Kyuhyun mengambil satu bidikan dengan camera nikonnya.”indonesia indah sekali..” ujarnya pelan.

“ini belum seberapa kyu..kamu harus mencoba ke tempat-tempat lain di indonesia. Untuk urusan alam, kita memang jagonya” ujar faza bangga. Nafasnya masih memburu. Kelelahan karena sejak memulai pendakian, mereka belum pernah sekalipun berhenti. Mas Farikh tidak ikut dalam pendakian kali ini. Toh dengan hanya bertiga, mereka sangat yakin jika mereka segera  mencapai puncak.

“ya..benar. saya juga sangat setuju. Mungkin lain kali saya bisa kembali lagi sendirian ke indonesia” yesung menimpali. Diambilnya botol mineral dari dalam tas selempangnya. “mini jetlag” masih menghinggapinya. 
Jadwal yang singkat membuat mereka bertiga merapel semua kegiatan. Begitu mendarat di jakarta, mereka bertiga melanjutkan penerbangan menuju yogyakarta dan setelah itu...

“beruntung kita semua sudah terbiasa melakukan perjalanan jauh” ujar kyuhyun. Faza terdiam. Jujur saja, mendaki tidak masuk ke dalam list travellingnya selama ini. Phobia ketinggian membuatnya sebisa mungkin menghindari aktivitas yang berhubungan dengan ketinggian.

“oke..sepuluh menit lagi kita akan melanjutkan perjalanan..kita harus bergerak cepat sebelum awan itu datang” ucap yesung memberi komando, menunjuk pada awan hitam tebal dari arah jam sebelas dirinya. 

Faza menatap nanar pada awan gelap yang tampak bergerak cepat itu.

...

Ketinggian sebuah gunung ternyata tak menentukan sebuah pendakian  berlangsung mudah atau tidak. Tapi dibalik itu semua, faktor alam menjadi kuncinya. Benar saja, tak alang, 30 menit sejak faza, yesung dan kyuhyun melanjutkan perjalanan , serta merta butiran sebesar biji jagung bersamaan datang menimpa mereka. Hujan deras muncul. Berbarengan dengan kilatan blits alam yang muncul dengan gemuruh suara guntur.

“kita tidak bisa mencari trek baru. Jalan ini buntu” teriak yesung tak jauh dari faza dan kyuhyun yang tertinggal di belakang. Kyuhyun membantu faza yang hati-hati berjalan mendaki jalan yang licin terkena air hujan.

“pegangan sama ranting atau pohon-pohon kecil terdekat ,nuna” ucap kyuhyun. Rambut dan wajahnya  basah. Satu-satunya kesalahan fatal mereka adalah, mereka melupakan jas hujan yang tertinggal di dalam mobil yang membawa mereka kemari.

Ctarrrrr.. Kilat lagi-lagi muncul. Jam baru saja menunjukkan pukul 5 sore. Tetapi sekeliling mereka tak jauh berbeda seperti jam 7 malam. Semuanya gelap. Dikarenakan hujan lebat yang mengguyur disertai angin kencang, Meniup ranting-ranting pohon yang bergoyang.

“lewat sini” 
teriak yesung lagi. Faza dan kyuhyun bergegas mengikuti arahan yesung. Dihadapan mereka, sebuah jalan sempit yang diapit oleh dua undakan batu besar yang saling bertumpuh telah menanti. Jalanan untuk mendaki itu lumayan curam. Hanya sebuah tangga kecil yang terbuat dari kayu yg dapat membantu perjalanan mereka ke atas. Kyuhyun bergidik ngeri, membayangkan celah sempit yang akan membuat claustrophobia-nya kambuh.


“percaya padaku..kau pasti bisa melewatinya. Atur nafasmu” ucap yesung. Dia mengambil posisi di belakang. Memastikan bahwa kyuhyun atau faza akan berjalan selamat dihadapannya. Jika terjadi apa-apa, dia akan dengan sigap menahan berat beban keduanya.

“berjalanlah pelan-pelan”

Faza melangkahkan kakinya. Dia tak berani melihat ke bawah. Terus menatap ke atas menjadi obat untuk setiap ketakutan akan tempat-tempat yang tinggi.

“arghhhh....” faza berteriak kencang. Sebelah kakinya gagal mencapai anak tangga setelahnya. Membuat badanya tergelincir. Beruntung dengan sigap, tangannya meraih anak tangga, dan berpegangan padanya.
Yesung menahan berat badan faza yang tertumpu padanya. “ulurkan tanganmu pada kyuhyun..”

Kyuhyun serta merta menarik tangan faza. Membuat faza kini kembali ke posisi semestinya.

“hati-hati dengan lumut. Lumut yang bercampur air hujan akan membuat kayu menjadi semakin licin. Kita sebentar lagi sampai ke atas”

“Hyung, sepertinya kita tidak bisa tiba di atas”

“wae ?” ucap faza dan yesung berbarengan.

“lihat di atas sana..” tunjuk kyuhyun ke arah langit yang gelap. Faza bergidik ngeri, menyaksikan putaran angin yang bergulung di atas langit. Dalam hitungan menit, pusaran itu bisa mendekat ke arah undakan batu yang bertumpu dan menyisakan celah untuk siapapun yang hendak mencapai atas.

“Kita mundur beberapa anak tangga. Dikhawatirkan angin itu akan menerbangkan apapun dan masuk ke lorong ini” ucap yesung yakin.

Mau tak mau kyuhyun dan faza mengikuti saran yesung. Dengan hati-hati mereka melangkah ke bawah. Faza menutup sebelah  matanya. Mereka telah berada posisi yang sangat tinggi dan curam. Sekali saja terpeleset ke bawah, entah tak bisa lagi dibayangkan bagaimana jadinya. Untuk pertama kalinya, faza merasa bahwa ia baru saja menantang dirinya sendirinya.Melewati batas kemampuannya selama ini.

...

“aku bersyukur bisa terlibat dalam proyek ini bersama orang-orang hebat seperti kalian” ucap faza. Tangannya dihadapkannya pada nyala api unggun yang membara, menimbulkan kehangatan di sekujur tubuhnya. Setelah melewati berbagai hal yang mereka alami dalam pendakian tadi, membuat faza yakin bahwa berjam-jam yang lalu, dirinya telah salah peniliaian terhadap dua orang laki-laki yang juga ikut duduk mengitari nyala api ini.

Malam ini mereka memutuskan untuk bermalam di puncak gunung api purba. Hujan yang telah reda sejak satu jam lalu membuat semuanya masih terasa dingin. Dingin yang berbeda dengan cuaca musim dingin di korea. Mereka akan memulai mengambil gambar puncak gunung api purba keesokan paginya, saat cuaca cerah, dan menangkap sunrise yang muncul dari balik gunung ini.

“setiap negara ternyata memiliki kelebihannya tersendiri. Semula jujur saja ,aku begitu underestimate dengan negaramu. Bukan sebuah negara maju, yang aku sendiri tak tahu bangunan apa yang bisa kusebut untuk melambangkan indonesia” ucap kyuhyun polos.

Yesung tersenyum menatap api unggun yang ditengahnya terdapat panci kecil berisi ari hangat yang diseduh untuk membuat kopi.

“ada hal yang belum kukatakan pada kalian..”

Kyuhyun dan faza sama-sama menoleh kearah yesung yang tengah menatap kosong.

“sebenarnya..indonesia bukanlah sesuatu yang baru untukku. Dulu, sewaktu SMA ,aku pernah  menetap di sini. Mengikuti ayahku yang bekerja di sebuah perusahaan milik korea di jakarta. ..”

“saat itu pula aku mengenal seorang wanita indonesia yang bagiku...ya dia wanita tercantik yang pernah kulihat. Lantas aku menyukainya. Namun...”

Yesung menghentikan kata-katanya.Mengangkat panci yang airnya tengah mendidih. Dan lantas menuangkannya ke dalam tiga cangkir alumunimum yang telah diisi kopi instan.

“dia meninggal pada saat perjalanannya ke himalaya. Itu juga yang menjadi alasan kuat, mengapa tawaran ini kuterima. Aku ingin mengenangnya dengan melakukan pendakian. Dia sangat suka sekali mendaki gunung..”
“hoekkkk” kyuhyun tiba-tiba muntah.

“kau..kenapa kyuhyun ? apakah kau baik-baik saja ?”

Serta merta yesung mendekati kyuhyun yang tampak pucat. “a...aku tidak apa-apa hyung...ini..ini hanya..”
“faza, tolong ambilkan obat-obatan yang ada di ransel di dalam tenda”

Tak ada suara.

“ya ! faza-ya, apakah kau mendengar arahanku ?”

Tetap tak ada jawaban.

Sakit kepala hebat tiba-tiba menyerang kyuhyun. Gejala yang sama jika “kemampuan”nya kambuh lagi.
“hyung...a...aku belum memberitahu kalian, kalau..kalau aku memiliki indera ke ..”

“apa ? berbicaralah yang jelas kyuhyun-a..”

“aa...aku..melihat sesosok tubuh yang bergelayut di pundakmu...sejak kita tiba di bawah kaki gunung tadi . Dan...sosok itu kini..” kyuhyun tersedak. Buru-buru yesung mengambil air mineral dari botol yang masih tersisa. Tapi kyuhyun menepisnya. Mengatakan hal ini secepatnya adalah hal yang jauh lebih penting dibanding dirinya sendiri.

“sudah berpindah ke tubuh faza nuna..”

Mata yesung terbelalak tiba-tiba. Bulu kudukknya terasa merinding. Dari balik sudut matanya pelan-pelan dilihatnya faza yang kini tampak terdiam menunduk. Rambut panjang faza menutupi kiri kanan wajahnya yang tampak pucat. Tak ada senyum di sana.. Semuanya dingin. Sedingin udara malam di atas puncak gunung api purba.

“fa...faza nuna tidak cukup kuat untuk itu..bisa dipastikan sebentar lagi, di....dia..dia bakal kesurupan”

“mwo ??”

---selesai--

0 komentar on "Fire Mount"

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez