Tutttttttt....tuttttttt....
“mbak, kayaknya hapenya
deh yang getar “ ucap seorang perempuan muda yang menggunakan kaos
pink dan bercelemek cream bertuliskan “coffee theory” kepada
seorang perempuan muda kantoran.
“oo..thank you” ucap
perempuan muda yang dipanggil “mbak”. Ia tampak kerepotan dengan
tumpukan map dan tas hermes dark brown yang terkalung di siku tangan
kirinya. Sementara tangan kanannya tengah memegang setumbler kertas
“green latte”. “bisa minta tolong pegangin ini bentar ?”
ucapnya pada wanita di depannya, yang berdiri di meja kasir sebuah
cafe di komplek perkantoran “buzz”.
“hallo..ia,kenapa ri ?”
tanyanya begitu mengangkat panggilan dari tablet androidnya.
“za, lo dimana sekarang
?” tanya sebuah suara dari seberang telpon.
“di kafe sebelah. Emang
kenapa ri ?”
“ya ampun...buruan za
lo masuk kantor. Gw lupa ngingetin lo kalau hari ini first meeting lo
sama klien baru kita.jam 9 ini” ucap riri terdengar terburu-buru.
“nih lo keduluan sama cliennya. Dia udah nunggu 20 menit yang
lalu”
Faza tersedak. “wait..”
diliriknya arloji swissnya. Gosh ! jam set sepuluh !
Buru-buru faza ngeluarin
dua lembar sepuluh ribuan dan memberikannya ke kasir yang sedari tadi
megangin green lattenya.Dan selanjutnya lantas berlari menuju kantor
yang terletak persis di samping kafe “coffee theory”.
“mbak, mbak...ini green
lattenya ketinggalan”
...
“mm...sebelumnya saya
minta maaf atas keterlambatan ini.actually i forgot about this
appoinment,sorry..” ucapnya setelah menyalami dan menyilahkan duduk
cliennya yang bernama azka. Seorang wanita muda yang baru saja pindah
ke indonesia.
Azka melepas kaca mata
hitamnya. “it’s okay.gag apa-apa kok. Santai aja. Ruangannya
hommy, jadi aku gag berasa lagi nunggu” ucap azka pelan_ sembari
tersenyum ramah. Tipikal cewek jawa_batin faza.
“oo...” balas faza.
“waduh. Saya lupa baca berkas profil dress yang kamu mau nih, kalau
gitu wait..aku ambil dulu di meja sekretarisku..”
“oh, kalau kamu mau,
aku bawa copyannya kok” ucap azka_ Mengeluarkan sebuah map biru,
dan menyerahkannya pada faza.
Faza membaca dan
mengamati detail tertulis dari dress yang diinginkan cliennya ini.
“blossom hanbok”. Ejanya.
“well..jadi ini tema
pernikahannya, mixing dua kebudayaan ,indonesia samaaaa.....ko..korea
?” ucap faza, menggigit ujung kaca mata minusnya. Ingat korea,
entah kenapa pikirannya tiba-tiba melayang ke seseorang. “mm, kalau
boleh tau, ini calon mempelai laki-lakinya berkewarganegaraan korea
?”
Azka mengangguk. “tapi
pernah lama tinggal di indonesia. Jadi kurang lebih,tunangan saya
tahu banyak tentang budaya kita”
Faza mengangguk pelan
mendengarkan jawaban azka. “rencananya acara resepsi akan
dilaksanakan di mana ?” tanya faza lagi sembari Mencari detail
informasi pendukung yang bisa digunakan untuk bahan ide rancangan
wedding dressnya.
“awalnya kami sepakat
untuk menyelenggarakan pesta di korea saja..tapi orang tua pihak saya
maunya, resepsi juga akan dilaksanakan di sini.maybe,..kita bakal
pilih jogja. Banyak keluarga besar di sana”
“kalau
begitu..bagaimana kalau saya tambahkan corak batik jawa modern di
detail kainnya” saran faza. Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam
folder yang tersimpan di tabletnya. ‘seperti ini’
Faza memperlihatkan
detail brokat putih bercorak batik jawa berwarna putih gading.
“good..but i need the special one, the exclusive one”
“oh, sebenarnya..itu
rancangan gaun pernikahan saya..” lanjut faza. Suaranya memelan.
“tapi batal saya
gunakan..dan belum pernah saya gunakan di rancangan saya
manapun..”lanjutnya.
“kalau anda tak
keberatan. .Saya setuju dengan corak ini..” lanjut azka. Entah
mengapa dia begitu sangat tertarik pada gambar desain yang
diperlihatkan padanya. “pardon, apakah anda juga memiliki tunangan
dari negara yang sama dengan tunangan saya ?”
Faza menggeleng tak
yakin. “saya...saya hanya..menyukai semua yang berbau dengan
korea..” ucapnya , sambil tertawa ringan. Dan lantas merapikan
bagian atas rok hitamnya. Entah mengapa, telapak tangannya
berkeringat basah. “well, kira-kira sampai kapan anda akan
memberikan batas deadline desain jadi ini pada saya ? kalau anda fix
dengan desain ini, saya dan team akan segera bisa mulai hunting
bahannya” lanjutnya.
“ri, tolong ambilkan
buku catatan deadlinenya” ucapnya melalui telpon ke
sekretarisnya_riri.
“bagaimana dengan dua
minggu lagi ? apakah terlalu cepat ? “ tanya azka.Dia mengeluarkan
sesuatu dari dompetnya, dan menyerahkan selembar kartu nama
bertuliskan “azka anita wijaya”.
“well..oke. gag
masalah. Begitu desainnya sudah selesai, saya akan memberitahukan
anda sesegera mungkin” ucap faza. Berbarengan dengan masuknya riri,
menyerahkan sebuah buku pada faza.
...
Dua minggu kemudian...
“aku gag mau tau ri.
Pokoknya..kamu kasih tau ke semua kru team yang bertugas di project
kali ini, kalau kita mesti siap dan sanggup buat bikin busana
mempelai prianya”
Faza menyapu poni
depannya yang kini sudah gag keruan. Faza menggigiti ujung kuku
jempolnya. Tindakan yang kerap dilakukannya ketika berada di kondisi
terdeadline seperti ini.
“za.,kenapa gag kamu
batalin aja sih projectnya. Untuk waktu satu minggu ke depan, kita
gag mungkin bisa nyelesain semuanya.” Jawab riri.ia gag kalah
gusar. “lagian kenapa sih itu cliennya maen request dadakan kayak
gini. Dikira bikin baju tinggal asal jahit apa”
Riri menegak habis
seperempat cangkir kopinya. Baru saja semalam merayakan party karena
baru saja menyelesaikan proyek wedding dress yang dipesan dua minggu
yang lalu, dan pagi ini..
“gag bisa ri. Ini
nyangkut professionalitas brand kita. Apa susahnya sih kalau seminggu
ke depan kita fokus 101 % buat ngewujudin requestnya clien kita ? “
ucap faza, tangannya membolak balik kalender bulan februari yang akan
berpindah tepat bulan depan. Dan melingkari angka 7 di atasnya.
Riri menoleh ke arah
faza. “aku pribadi..give up, za. Aku gag mungkin bisa, karena aku
gag yakin. Aku aja, buat bikin dress nikahan ku kemaren, Cuma buat
repairing jahitan korsase yang salah, itu butuh waktu seminggu lebih.
Seminggu. Aku paham, karena Aku udah jalanin za”
Hening seketika. Tepat
saat riri merendahkan tone pada kalimat terakhirnya barusan.
Bersamaan dengan disadarinya bahwa ia baru saja mengatakan sesuatu
yang keliru.
“za...aku..aku gag gag
bermaksud buat ngomong kayak barusan..” ucap riri pelan. Ia menarik
nafas panjang.
“gag...gag...gag
apa-apa kok ri..” sekuat hati faza berusaha untuk tidak bereaksi
apapun pada pernyataan riri beberapa detik yang lalu. Tapi tak alang,
bahunya terguncang. Susah payah ia menahan agar pelupuk matanya tak
mengeluarkan sesuatu apapun.
“za..aku minta maaf
kalau kata-kataku barusan bikin kamu inget sama masa lalu”
Riri menggenggam tangan
atasan sekaligus sahabatnya itu.
Entah mengapa di
saat-saat seperti ini, runtuh sudah pertahanan dinding kekuatannya
sebagai seorang wanita.
“gag apa-apa kok ri.gag
ad yang perlu diingat lagi.semuanya udah lama lewat. Aku juga udah
ngelupainnya”
...
“oke bu, ini semua
berkas berkas profil clien kita ini” ucap kaka, asisten desain.
Berkat dukungan riri, faza akhirnya memberanikan diri untuk menerima
tawaran project pembuatan busana mempelai pria_ pasangan dari clien
sebelumnya.
Faza menerima tumpukan
kertas pada sebuah map yang dipindah tangankan oleh kaka. “cliennya
udah datang ya ?” tanya faza_sembari berusaha untuk memasangkan
heels yang mengganti sneakers andalannya ke kantor.
Kaka memandangi arloji di
pergelangan tangannya “mmm...kira-kira baru lima menit yang lalu
kok bu. Tapi kali ini cliennya datang sendiri. Gag sama pasangannya,
gimana ?” tanya kaka.
“gag apa-apa..yang
penting kamu udah ngumpulin semua profilnya” ucap faza dan lantas
berdiri merapikan ujung kemejanya yang dimasukkannya kedalam rok
berwarna cream selutut.
“beresss buu..semuanya
udah fix..” ucap kaka sumringah.
“oke, thank you ya. By
the way, kamu udah ngontact agen tiket pesawat buat keberangkatan
saya ke jogja tanggal 14 februari ?”
“oo..buat ngehadirin
resepsi pernikahan clien kita itu bu ?” tanya kaka lagi. “belum
sih bu. Tapi pas makan siang nanti, rencananya saya bakal ke
kantornya langsung. Legoo tour n travel kan bu ?” tanya kaka,
memastikan bahwa tidak ada kekeliruan pada perintah atasannya ini.
Faza mengangguk mantap. Setelah memastikan bahwa semua akan berjalan
sesuai rencananya.
Faza bergegas menaiki
tangga menuju ruangannya yang terletak di lantai dua. Kali ini dia
sudah siap sepenuhnya untuk mengerjakan sebuah proyek baru lagi.
...
Faza menatap dari balik
pintu transparan ruangan kerjanya. Ada sesosok laki-laki yang tengah
duduk di kursi di hadapan mejanya. Yang kini tengah membelakanginya.
Pelan –pelan
didorongnya pintu itu, dan memastikan dari balik kaca transparan
itu_rambutnya sudah tertata dengan seharusnya.
“pasangan saya ini
pernah lama menetap di indonesia..jadi dia lumayan begitu tau banyak
tentang budaya kita”
Kata-kata dari cliennya
yang bernama azka tiba-tiba terngiang di telinga . “so i dont need
to talk in korean” ucap faza pelan dalam hati.
“ehm..saya minta maaf
telah membuat anda menunggu”
Laki-laki yang tengah
duduk membelakanginya, memutar kursinya 180 derajad menghadap faza.
Dan, betapa terkejutnya faza ketika mendapati sosok yang telah
menunggunya beberapa menit ini.
Yang dilihat tak kalah
kaget. Laki-laki itu buru-buru berdiri, Sejajar dengan arah tatapan
faza.
Ada keheningan yang
menjalar ke seluruh penjuru ruangan. Sementara di luar, hujan yang
sedari tadi tak berhenti mulai turun dengan derasnya. Membasahi
kaca-kaca jendela gedung.
“o...onew..kenapa kamu
bisa ada di sini ..” ucap faza lirih. Dadanya sesak. Nafasnya
memburu. Sekian tahun ia mencari sosok yang berada dalam jarak yang
dekat dihadapannya ini/Desain gaun pengantin.pertemuan dua minggu
yang lalu dengan klien bernama azka. Undangan yang belum sempat
dibacanya. Reservasi tiket pesawat ke jogja. Resepsi 14
Februari.Semuanya memenuhi rongga pikirannya saat ini.
“faza ?”
...
Incheon International
Airport, 8 Tahun yang lalu...
“kamu janji bakal
nyusul aku ke indonesia ?” tanya faza. Dilihatnya papan jadwal
keberangkatan. Setengah jam lagi dia harus segera masuk ke jalur
pengecekan imigrasi keberangkatan luar negeri. Pesawat yang akan
ditumpanginya ke tanah air akan berangkat tepat jam 9 pagi waktu
setempat.
“aku janji...nal
kidarijuseyo” jawab onew, memeluk erat tubuh perempuan yang amat
begitu dekat dengannya selama 4 tahun masa-masa kuliahnya di seoul
national university.
“aku bakal nunggu..”
lanjut faza pelan_memperhatikan langit autumn korea yang berwarna
kelabu.
...
Jakarta, 6 Tahun yang
lalu..
“bagaimanapun
pernikahan ini gag bisa dilaksanakan , faza. Ini sudah menjadi
keputusan keluarga besar. Tidak akan ada pernikahan beda agama”
“tapi pa,.onew janji
dia akan mengikuti keyakinan kita”
Brakk.bunyi meja dipukul.
“kamu berani melawan
papa ?? melawan pakem keluarga besar hadiningrat ? Jauh-jauh kamu
papa sekolahkan keluar negeri, hasilnya kamu malah seperti ini !”
“pa...tenang pa..kita
harus mendengarkan penjelasan faza dulu”
“gag bisa ma. Apapun
pertimbangannya, belum pernah ada sejarah dalam keluarga besar kita
terjadi pernikahan seperti ini. Kamu bisa menjamin kalau dia
benar-benar serius sama kamu ?? Dua tahun sejak kamu lulus dan
kembali ke indonesia, belum pernah dia menampakkan mukanya kehadapan
papa. Itu yang kamu katakan bahwa dia bisa ‘mengikuti’ kita ??”
Brakk.lagi lagi meja
digebrak.
“pa..papa..tenang pa.
Ya ampun Gusti Allah, .mbok nah tolong panggilkan ambulance
secepatnya”
Sesosok tubuh perlahan
ambruk. Riuh suara di dalam ruang keluarga.Serta isak tangis sesosok
tubuh yang sedari tadi hanya mampu menunduk dan terdiam. Menjadi satu
di sore hari yang berhujan itu.
Faza hanya mampu
memandangi foto desain wedding dress yang nyaris selesai di layar
ponselnya. Air matanya tumpah di sana.
tamat
2 komentar on "Wedding Dress"
Story yg menyentuh,..
i hope your love story not like this.
aja aja fighting!!!
story yg menyentuh.
i hope your love story not like this.
aja aja fighting!!!
Posting Komentar