Cerita Akhir Sekolah
Letih menghampiri diri mei. Bulan april adalah bulan-bulan yang menegangkan baginya. Menjadi titik akhir dari hasil kerja kerasnya selama 3 tahun di bangku esema.Tidak mampu melewatinya sama saja kegagalan akan mimpi-mimpi yang selama ini dia rajut. Papa sudah berencana menyekolahkan mei ke australi begitu lulus SMA.Begitupun mama, sudah beberapa bulan ini mama telah bersibuk-sibuk ria mencarikan, mengatur lebih tepatnya_semua hal-hal yang nantinya berkaitan dengan yang diperlukan mei selama tinggal di australi. Tapi, sebenarnya bukan itu yang menjadi pemikiran mei akhir-akhir ini.
“Masa-masa SMA sebentar lagi usai. Masa sih gak ada something special yang bakal terjadi pada kita di penghujungnya ?” Dieara mencomot potongan besar popcorn ke dalam mulutnya. Bertanya pada diri sendiri lebih tepatnya.
Mei terbangun dari pikirannya. Dieara, sahabatnya sejak masih duduk di bangku esde ini pun ternyata berpikiran sama seperti dirinya. Catatan Akhir Sekolah Syndrome_begitu mereka menyebutnya, dan seperti yang siapapun tahu, hal ini terjadi setelah menonton film yang diperankan si ganteng marchel_yang membuat siapapun_anak EsEma tepatnya_ untuk membayangkan hal apa saja yang akan mereka lakukan di detik-detik menjelang akhir masa tugas mereka di sekolah. Happy Ending lah minimal,
“Hei, kok malah bengong sih Mei, aku tuh lagi ngomong ma kamu kali”
Dieara manyun.
“Iya, aku tahu kok..” Kali ini mei mencomot potongan besar popcorn di tangan diera, membuat dieara lebih tambah manyun lagi.
“Yang lebih parahnya lagi, kok di akhir-akhir gini, kita lewatin jadi jomblo sih ?! Prom Night-nya jadi kelabu banget…”
Mei mengangguk. Iya juga ya, mendingan pas awal masuk jadi jomblo, tapi pas akhirnya justru punya charming prince, duh so sweet…
“Apa kita balikan lagi ma mereka ?”
Mei terbatuk-batuk, bukan karena popcorn yang ditelannya terlalu kebesaran, melainkan begitu mendengar diera mengatakan hal barusan.
“Maksudmu aku minta balik ma Junot gitu ?! Ogah” Mei menolak mentah-mentah usulan diera. Balikan lagi sama mantan-mantannya, merupakan hal yang jelas tidak akan dilakukan seorang Mei. Apalagi ma junot, pacar terakhirnya mpe saat ini, yang ninggalin mei hanya karena seorang Ericha, teman sekelasnya_cewek tercantik di seantero sekolahan, tapi childishnya minta ampun.
“Kalau kamu mah enak..yang mutusin kan kamu duluan. Pa lagi mpe sekarang, yang aku tahu, si jojo masih asyik-asyik aja tuh ngejomblo”
“Iya sih…tapi kan kamu tahu sendiri, alasan aku mutusin dia itu karena ap coba ?! Cuma karena pengen serius ma ujian akhir aja”
Ooo… Kayaknya itu bukan alasan yang terbilang tepat dan sebenarnya deh, mengingat beberapa hari yang lalu,seingat mei, dieara pernah curhat kalau dia baru ja kagum_dieara menyebutnya sih, dengan istilah simpati, ma salah satu dari sekian hitungan jari cowok pinter di kelasnya, so….??? Mei menoleh kea rah dieara dengan tajam. Dieara Cuma cengengesan, begitu tahu arti dari sebenarnya tatapan mei, yang dirasa_atau lebih tepatnya_tatapan meminta penjelasan maksud dari yang diucapkannya barusan.
“hehehe…I mean, ya…lebih karena semakin hari tingkah jo terasa menyebalkan. Dan itu jelas bisa mengganggu konsentrasi belajarku”
Mei menimpuk bantal pooh-nya kea rah wajah sahabatnya itu.
“Huuu,Bilang aja dah bosen ma yang lama, trus cari yang baru…gitu kan maksudmu ?”
Dieara mengangguk dan lantas tersenyum.
“Ya hitung-hitung recharge semangat…Pa lagi, gebetanku yang baru lumayan wat diajak belajar bareng jelang ujian,he…”
“Yang ada kalian berdua pacaran”
Kali ini dieara membalas melemparkan balik pooh kea rah pemiliknya.Keduanya tergelak.
“Kalau ingat sisa waktu kita di sini, aku jadi pengen nangis. Emang benar yak, kalau masa-masa EseMa adalah masa yang paling berkesan. At least, kita jadi tahu gimana ngerasain senengnya berbagi ma sahabat ketika kita masih punya waktu ma mereka. Coba, kalau dah lepas dari sini, pa lagi kalau ntar kita kerja, berkeluarga, gak bakal bisa lagi ngerasain yang kayak gini. Ngerasain pacaran yang santai-santai aja, tanpa perlu terikat ma pikiran kapan kita mw married”
Mei mengangguk.
“Mas kiko juga ngeluh tuh, kalau pacaran pas kuliah bawaannya mau serius melulu. Padahal kan tahu sendiri, masih banyak hal yang mesti kita pikirkan.Belum pertanggung jawaban ke orang tua, masalah kuliah, masalah pekerjaan.Lagian mencari jodoh kan gak langsung nemuin Cuma dalam sekali pencarian doang”
“Berarti kalau gitu_waktu wat kita ngerasain pacaran yang fun n easy going dah mau habis dong ??’ dieara bertanya_mimik mukanya kelihatan serius.
“Gak semuanya gitu c…Tapi kebanyakan yang kudengar kejadiaannya kayak gitu. Bisa aja sih, tergantung ma kitanya. Tapi kalau dipikirin ya juga, pa lagi kalau ntar kita milih kuliah gak disini, jauh dari orang tua, behhh…males banget deh”
“Trus, kita nya mesti gimana dong ??”
Dieara manyun lagi.
“Baru pacaran nunggu habis dapet kerja gitu ??”
“Ya gak lha, keburu ubanan tau..hahaha…”
“So ??”
Mei mikir.
“Tunangan dari sekarang _ Trus ngelaba deh ke mana-mana. Kayak tren-tren anak muda jaman sekarang…”
Mei nyengir. Dieara langsung membalasnya dengan nyengir kuda polos, dan lantas menimpuk lagi pooh kea rah mei.
“Males banget…Ogah, mendingan jomblo ja kallee…Daripada harus udah punya ikatan di saat yang belum seharusnya punya ikatan. Kan_sesuatu itu bakal terasa indah saat datang tepat pada waktunya”
“ciee..tumben, bisa mikir”
Dieara manyun.
“Betewe, kok kita jadi mikirin ginian sih. Ujian aja belum lulus. Yang ada, mendingan kita pikirin yang pasti-pasti aja”
“Misalnya…?’
Mei tersenyum penuh arti.
“Mikirin…siapa yang nantinya bakal kita ajak ke prom !!!”Mei tergelak.
“Huuu…sama aja !”
Dieara dan mei tertawa. Masa-masa esEmA memang benar-benar menjadi masa yang paling berkesan, di mana kita bisa menjadi siapa sebenarnya kita, just go with the flow…tanpa harus mikirin hal-hal yang seharusnya belum saatnya wat kita pikirin. So, mumpung masa itu belum berakhir, mei dan dieara memilih untuk menikmatinya seindah mungkin, dengan cara dan pada waktu yang indah juga tentunya.
0 komentar on "too much i know"
Posting Komentar