Kamis, 12 Maret 2009


In d Crime

“Bagaimana ? Seharusnya kau mengetahui semuanya. Mengapa harus aku ?”

Kuap itu tak tergantikan sejenak. Malam kian larut, derai hujan masih meningkahi bunyi kodok sawah yang tak henti bernyaynyi, bersahut-sahutan, sekalipun rembulan telah beranjak dari peraduannya.

“Apa kau masih percaya pada keajaiban ?”

Tanya itu masih sama. Aku mengangguk. Jelas saja, bagaimana aku tak kan lupa betapa begitu antusiasnya kau menceritakan hal yang kau anggap sebagai keyakinanmu itu.

“Tuhan tak pernah salah waktu saat mendatangkan pertolongannya.Sekalipun otakmu hanya mengatakan hal tersebut sebagai keberuntungan hidupmu semata.Dan aku sampai kapanpun tak akan pernah percaya pada apa yang namanya keberuntungan

Ya, berkali-kali selalu kau katakan itu. Dan berkali-kali pula aku selalu meyakininya sebagai keyakinanku juga bahwa hukum sebab akibat selalu berlaku pada situasi apapun. Tuhan akan memberikan apapun yang pernah kau minta dengan pertimbangan bahwa kau telah melakukan sesuatu yang memang patut untuk dipertimbangkanNya. Kau melewati uji kualifikasi itu !. Tanpa kau sadari sama sekali !

“Tapi aku tidak pernah melakukan sesuatu hal yang menurutku terbaik dalam hidupku”

Aku mencoba membela diri. Setengah logikaku belum terlalu mau untuk kuajak berdamai dalam hal ini.

“Hawa nafsu masih menguasaimu, kawan”

Ah, shit !. Aku membenci kata-kata itu. Seolah apapun yang kucoba jadikan argument_kau selalu menganggapnya tak lebih dari luapan kepekaan perasaanku yang terlalu berlebihan.

“Terserah_”

Kau tertawa sejenak. Tawa yang lebih kudengar tepatnya seperti seringai.

“Aura positif belum mampu untuk kau hadirkan dalam sebagian pemikiranmu. Kau terlalu apatis dalam menyikapi semua yang terjadi dalam batinmu. Meskipun_aku tahu_bersikap jujur pada diri sendiri memang tidak akan pernah semudah ketika kau menghabiskan separuh isi kartu kreditmu”

Lagi-lagi kau tertawa_yang menurutku_lagi-lagi pula_bukan sesuatu yang patut untuk ditertawakan

“Cobalah untuk lebih mengakui semuanya_aku yakin_orang sepertimu tak mungkin tak begitu tahu jelasnya apa yang menjadi inti permasalahanmu”

Dan lagi-lagi kau tertawa.

….

Mata itu kini menusukku dari kedalaman. Hawa panas melingkari otakku. Entah apa yang kurasakan sekarang. Berawal dari sebuah tawa antara dua anak manusia yang kini berada tepat beberapa radius meter dari keberadaanku. Come on,They just act like normally !

Tak ada yang salah.Oh…tapi apa yang terjadi pada diriku ?

Benarkah tawa itu ? Aku membencinya.Tak lebih seperti yang kudengar dari mulut sam beberapa jam yang lalu.Semalam.

Benarkah apa yang dikatakannya bahwa aku terlalu angkuh untuk tak mengakui apa yang sebenarnya terjadi pada diriku. Bahkan terlalu pengecut untuk sekedar mengatakannya.

“Hawa nafsu masih menguasaimu, kawan”

“Cobalah kau lebih jujur dan mengakui semuanya”

Shit !

Kulemparkan gelas plastik yang berada di genggamanku ke arah yang sedari tadi kemana pandanganku bermuara.

“Shit ! Suck U !”

Yogyakarta, 1908 Des

Make me sure,God !

…Selesai…

0 komentar on " "

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez