Senin, 08 Oktober 2012

loveable namsan (ep 1)


 
Incheon International Airport

Seorang wanita muda tergesa-gesa menyeret koper berwarna merah menyala keluar dari pintu kedatangan lantai 1 bandara incheon. Ia tampak kesulitan menarik koper yang beratnya lumayan untuk ukuran badannya yang kurus kering.

 Sesekali wanita itu membenarkan posisi kaca mata besarnya yang terkadang melorot di batang hidungnya yang nyaris tak nampak. Ia sepertinya telah salah kostum, di cuaca terik di kisaran 27 derajad celcius tentu tidak ada kecocokan dengan syal rajut yang melingkar di lehernya, sweater warna pucat senada, serta rok tumpuk semata kaki berpadu dengan sepatu boot warna merah menyala.

 Ya, merah menyala adalah warna favoritnya. Untung saja, dia tak kepikiran untuk menggunakan warna tersebut di bibirnya.

Ruang kedatangan luar negeri nyaris tampak sepi. Entah karena dia yang sedikit terlambat atau malah kewalahan mengimbangi gerak penumpang lainnya yang jauh lebih gesit dibanding langkahnya sendiri. Jam di board menunjukkan pukul 12 siang waktu setempat. Dilihatnya ke sekeliling, tak ada tanda-tanda seseorang memegang karton putih bertuliskan namanya.

“Begitu tiba di sana, nanti akan ada mr.lee kwang yang akan menjemputmu. Dia teman kuliah ku sewaktu di seoul”
kata-kata terakhir dari sally sahabatnya masih terngiang-ngiang di kepalanya. Bagaimana bisa menemukan seseorang yang dimaksud di tengah-tengah penjemput yang baginya berwajah nyaris sama.

“Lalu bagaimana dia bisa mengenaliku ?” tanyanya sesaat setelah mereka tiba di pintu keberangkatan bandara soekarno hatta. Sally mengantarnya hari itu.

 “Hei langit, kau pikir aku akan membiarkanmu tersesat tak tau arah begitu saja begitu sampai dsana, ha ?? Aku sudah mengirimkan fotomu ke emailnya”
 Sally memasukkan beberapa bungkus roti ke dalam tas tangan langit. Berharap tak dilihat petugas yang berdiri di sebelah mesin x-ray. Mengirimkan foto tetap saja tidak banyak membantunya sekalipun dia telah tiba di negeri ginseng ini.

Perutnya tiba-tiba berbunyi. Sudah sejak subuh tadi ia tak menyantap makanan apapun selama di pesawat. Entah karena pengalaman pertama berada di ketinggian beratus-ratus mil di atas permukaan laut, sehingga membuat tubuhnya terasa menggigil. Ia nyaris demam. Dan sisa-sisa nyeri itu masih dirasakannya hingga sekarang. Cuaca panas summer di korea membuatnya makin merasa seperti habis berjalan kaki berjauh-jauh jaraknya.

Langit kelelahan. Brukkkk.. Tubuhnya menabrak sesuatu.
“Owchhh...mianhae..” Sebuah suara terdengar dari arah sampingnya. Dekat sekali, sampai ia lupa, bahwa ia tengah jatuh terduduk berhadapan_dekat sekali dengan orang asing.

 “It’s okay...aa....i am not hurt at all” Langit membenarkan posisi kaca matanya yang semakin turun dari pandangannya.

“ You ?? Are you..chankanmaneyo..” Lelaki yang ditabraknya itu buru-buru mengeluarkan sesuatu dari balik saku celananya. Android tablet. Ia terlihat beberapa kali menyentuh mobile phonenya, mencocokan seseorang yang ada dihadapannya ini dengan gambar yang ada di handphonenya.

 “Are you langit-ssi ?” tanya lelaki yang bernama kwang jo, lee kwang jo.

 “Yes..finally...” Langit membenarkan letak tas tangannya yang terjatuh karena tertabrak kwang.

 “aku sudah menunggumu sejak 30 menit yang lalu..mm..tapi maaf, sayangnya sally tak memberikanku fotomu”

 “ya, dan aku...maaf juga, karena terburu-buru dari kantor, aku..aku lupa membawa kertas atau..sejenisnya, sehingga aku bisa menulis namamu”

 “mm,oke. It’s okay. Kita sudag bertemu sekarang”
langit menarik ujung bibirnya, dan buru-buru mengulurkan tangannya.

“i’m langit. Langit Lazuardia. Tapi kau cukup memanggilku ..langit.nice to meet you” Tak lupa langit membungkukkan badannya..”bangawoyo..” lanjutnya.

 Kwang jo tertawa kecil, “Hei kau sudah mengucapkan dua kata berbeda, yang artinya sama”

Menyadari kebodohan kecilnya, langit membenarkan letak kaca matanya yang selalu melorot. “mianhae..” ucapnya sambil tersenyum meringis.

 “O..no..no.. gwenchanayo. Kau tak perlu minta maaf. “ Kwang jo mengulurkan tangannya lagi sembari mengucapkan nama koreanya

“lee Kwang Jo,jangan panggil aku lee. Karena itu nama keluargaku” Ucapnya sembari mengakhiri dengan kata yang sama,_bangawoyo.

“mm...well, kita ke mana nih selanjutnya ?” Langit menarik kopernya setelah perkenalan singkat yang diawali dengan sebuah insiden kecil.

 Kwang Jo mengamati ke arah koper langit, “kau hanya membawa satu ini ?” tanyanya sembari menunjuk koper maroon bertuliskan : Langit_Indonesia-Seoul

 Langit mengangguk, “ sebenarnya aku hanya ingin membawa tas ransel. Tapi..karena waktuku akan lama disini, jadi..aku memutuskan membawanya”

“wow..kau akan bekerja di sini ?” tanya kwang jo, dijawab dengan gelengan kepala langit.

“aa,kau akan melanjutkan studi di sini ?” tanya kwang jo dengan sedikit antusias “dae..”

“mm..no,” langit tersenyum singkat,

 “mm..tunggu, sally tak memberitahukanmu sebelumnya ?” ”

0 komentar on "loveable namsan (ep 1)"

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez