Selasa, 09 Oktober 2012

Loveable Namsan (ep 3)






“oia, sally titip salam untukmu”

Kata langit singkat. Hampir lima belas menit mobil yang mereka kendarai berada dalam jalur antrian panjang mobil yang hendak menuju daerah yang sama. Seoul. Namun berkat kedisiplinan dan saling menghargai antar satu pengendara dan pengguna jalan lainnya, kemacetan ini tidak menguras hati dan energi positif. Semuanya berjalan semestinya.

Kwang jo menoleh ke arah langit. Ia memutar stir ke arah jalan dengan penunjuk jalan berwarna hijau dengan huruf putih. Dalam aksara hangul (aksara korea) dan latin. Tetap saja langit belum begitu ahli membacanya walaupun hanya sekilas. Meskipun penunjuk jalan ini tersedia dalam dua bahasa, mau tak mau matanya lebih tertarik untuk melihat tulisan dalam hangul ketimbang langsung membaca versi tulisan latinnya. Dibandingkan jepang dan mandarin, hangul lebih muda untuk dibaca, ditulis serta dihapalkan. Beruntung sebelum ke sini, langit sempat mengambil kursus bahasa korea, meskipun hanya empat bulan. Setidaknya ada beberapa kata simple yang bisa digunakan dalam percakapan sehari-hari, dan yang paling membantu adalah...langit bisa membaca huruf-huruf unik itu meskipun masih dengan cara mengeja.

“apa kabar sally ?” 
tanya balik kwang jo, setelah mobil mereka memasuki jalan yang lebih lenggang. Sebuah jalan yang berada di atas fly over. Kalau dilihat sekilas, fly over yang mereka lewati ini lebih kurang hampir sama dengan yang biasa ditemukan di jakarta atau kota-kota besar lainnya di indonesia.

“dia baik-baik saja. Mungkin nyaris sama dengan yang kau temui sewaktu dia masih study di sini”
Jawab langit. 

Langit mengalihkan pandangannya ke arah langit lepas. Tidak terasa ia berada di langit yang sama, namun berbeda posisi bumi saat ini dengan sally, dan satu orang lain lagi.

“mengapa dia tidak ikut bersamamu ke sini ?” 

“sally sedang sibuk menyiapkan suatu urusan yang penting saat ini. Kalau tidak, tentu kemanapun aku travelling, sally pasti akan ikut. Kami sudah nyaris seperti saudara kembar yang tak terpisahkan”

“well, dulu mengapa kau tidak ikut sally kuliah di seoul ?”

Kwang jo bertanya lagi. Meminjam istilah sepupunya yang masih di bangku sekolah, ini orang kepo juga_ batin langit.

“program beasiswa yang kami ikuti berbeda. Aku memilih untuk melanjutkan yang dekat dengan indoensia saja.singapura”

“wow, kau pernah menetap dan bersekolah di singapore ?” 
tanya kwang jo setengah berteriak , yang langsung dibalas dengan kalimat yang sama diucapkan oleh kwang jo ketika langit merespon setengah histeris begitu tau mereka akan berangkat ke seoul “aishhh...kau sama saja seperti sally “

Dan mereka berdua melebur dalam tawa yang lepas.

Langit mengangguk “ satu tahun yang lalu lebih tepatnya”

“Asia timur merupakan kawasan yang menghipnotisku untuk bisa kukunjungi selama hidupku. Jepang, korea, china adalah tiga di antaranya. Maybe someday aku harus mencoba bepergian ke maccau, taiwan atau hongkong”

“daebak..berarti kau sudah pernah menginjakkan kaki ke china ?”

Langit menggeleng. “ it’s my next destination. Korea selatan adalah negara kedua yang kukunjungi. Waktuku terlalu banyak kuhabiskan di singapore”

“sekarang aku tau, mengapa ketika libur natal, sally selalu memutuskan terbang ke singapore. Karena ingin mengunjungimu ?”
Langit mengangguk.

Mobil mereka kini mulai memasuki area kawasan pemukiman. Dengan tipologi jalan yang agak sedikit datar dibanding dengan kawasan pemukiman yang langit lihat sebelum memasuki kawasan ini. 

“welcome to seoul....”
Ucap kwang jo singkat.

Ada perasaan yang sedikit berbeda yang langit rasakan sekarang. Sedikit berbeda dengan apa yang ia rasakan, dan pikirkan satu jam yang lalu._Saat mobil yang mereka tumpangi melenggang meninggalkan incheon international airport.

Pertokoan dengan tulisan-tulisan hangul yang mencolok merupakan bangunan yang paling banyak ditemukan di sisi kiri dan kanan jalan. Kebanyakan dari pertokoan itu adalah restaurant, mini market bertuliskan “Family mart” (yang berhasil dibaca langit dengan sekilas, karena ditulis dengan aksara latin berwarna hijau dan dalam font yang lumayan besar), mungkin semacam “indomaret” ,”Circle K”, dan sebangsanya jika di indonesia_serta beberapa di antaranya adalah “noraebang” alias tempat karoeke yang notabene menjamur di korea selatan. Khususnya seoul, begitu yang langit baca dari sebuah buku travelling yang dibelinya satu minggu yang lalu. Noraehaeyo, yang artinya “bernyanyi” atau lebih tepatnya diartikan “ berkaraoke” merupakan hobby hampir semua masyarakat seoul. Jadi tidak heran jika tempat-tempat yang menyediakan fasilitas ini banyak ditemukan di kota ini. Dan suatu hari nanti, setidaknya langit sudah bertekad untuk mencobanya. Setidaknya sekali saja. Meskipun langit tau, apakah dia akan bisa membaca hangul secara cepat dan menyanyikannya. Kecuali untuk beberapa lagu yang memang sudah dihapalkannya luar kepala. Salah satunya lagu “S.E.O.U.L” milik super junior berkolaborasi dengan para member girl band terkenal korea selatan, Girls generation.

Wait...Seoul ? Here is Seoul ?

“se...oul ?” tanya langit pelan, nyaris berbisik ke kwang jo.
Kwang jo mengangguk mantap.

Jika ini seoul, ok..dirinya melihat lalu lalang orang-orang bermata sipit di trotoar jalan. Mereka memang sama persis dengan figuran-figuran yang sering dilihatnya di drama korea. Bahkan tidak sedikit diantara mereka menggunakan style dan warna rambut yang sama seperti tokoh utama kebanyakan. Dari belakang, jika tidak ingat bahwa orang korea adalah masyarakat yang peduli dan sadar dengan fashion alias stylish, tentu langit akan berpikir betapa mudahnya menemukan artis di negara ini. Cara berpakaian mereka tidak kalah dengan bintang drama ataupun idol lainnya.

Tapi..where’s Sejong The Great’s Statue yang tengah duduk disinggasananya dalam balutan warna emas di tengah-tengah jalan raya ? atau patung laksama_ yang langit lupa namanya_ berdiri kokoh di depan atraksi air mancur yang berlokasi tidak jauh dari patung King Sejong yang dilihatnya di music video part sunny dan shin dong ? di mana mereka ?

Ada sedikit kekecewaan, sedikit...yang dirasakan langit kini. Ternyata tidak di korea, di indonesia..realita tidak selalu sama dengan apa yang digambarkan di media seni, apalagi itu promosi !.
Summer kali ini semakin terasa panas bagi langit. Ia mengambil kipas kertas dari dalam tasnya. Peluh keringat membasahi dahinya. 

“hari ini dan kemaren merupakan hari terpanas di korea. Begitu juga yang dilaporkan oleh BMG kota seoul”
Langit hanya mengangguk singkat. Entah karena perasaannya sudah tak se-interest tadi atau memang kondisinya yang kurang fit, sehingga langit merasakan moodnya kurang terasa baik.

“kau..kau sakit langit-ssi ?” tanya kwang jo. “mengapa wajahmu terlihat pucat ?” tanyanya lagi.

“a..ani..aku mungkin hanya kelelahan setelah delapan jam berada dalam pesawat tanpa sempat tertidur” ucapnya.

“aa..i see. Mungkin begitu tiba di apartementku, akan lebih baik kalau kau langsung beristirahat. Bisa jadi kau menderita jetlag..kkkkk....meskipun perbedaan waktu antara indonesia dan korea hanya terpaut dua jam “

Entah mengapa, begitu melihat kwang jo tertawa lepas tadi, langit seolah melihat seseorang secara real. Yang tak pernah ditemuinya di kehidupan nyata. Lee Jin Kiiiiiiii...alias Onew, pentolan dari sebuah boy band asal korea selatan yang sudah digilai langit sejak tahun pertama dia kuliah. 

Bedanya wajah mereka beda, dan kesamaannya hanya satu..mereka sama-sama memiliki smilling eyes !. Dan tentu hampir semua orang korea memiliki hal yang sama. Langit tersenyum-senyum sendiri.

Mobil pun berhenti di traffic light yang tengah menyala di lampu merah. Hampir dipastikan tidak ada mobil yang mencoba menerobos lampu merah seperti yang biasa terjadi di detik-detik pergantian lampu kuning ke merah di indonesia. Segerombolan pejalan kaki menyerbu zebra cross dihadapan mobil _di mana langit dan kwang jo ada didalamnya. Beberapa diantara mereka ada yang fokus menatap ke depan, sebagian ada yang sambil berbincang kecil, dan sebagian lagi yang tengah seru dengan headset yang tersambung dengan gadget yang mungkin berisi playlist lagu yang tengah mereka dengarkan. Tapi kesamaan mereka juga satu...sama-sama berjalan cepat !

Lampu hijau kembali menyala. Mobil pun berbelok ke arah kanan. Langit sempat membaca tulisan di penunjuk arah berbunyi “jaegi-dong”. Mungkin nama kawasan, atau bisa jadi berarti “turn right” atau dalam bahasa indonesianya “belok kanan ikut lampu pill “ begitu yang kerap ditemukannya di setiap perempatan lampu merah.

“well, kita sebentar lagi akan tiba di apartementku”
Ujar kwang jo.

“apa nama daerah ini ?”

“jaegi-dong” jawab kwang jo singkat yang diikuti ucapan “ooo..” oleh langit. Dia baru saja keliru. Kursus super kilat empat bulan tidak cukup membuat langit ingat bahwa “turn right” adalah “eoreuncok-ero” dalam bahasa koreanya. Bukan “jaegi-dong”.

Jalan kembali menanjak. Kali ini mereka memasuki jalan dengan ukuran yang lebih kecil. Satu dua mobil terparkir di badan jalan. Mungkin karena keterbatasan lahan, membuat parking on the street juga terjadi di kota ini. Hanya saja tidak sebanyak di indonesia, dan kondisi jalan serta trotoarnya dalam keadaan bersih. Tanpa sampah, limbah ataupun aksi vandalisme yang kerap ditemukan di jalan-jalan di kota-kota besar di indonesia.

Jalanan ini tampak sepi. Tak terlalu banyak orang lalu lalang. Bisa jadi karena cuaca panas begini membuat siapapun enggan untuk beraktivitas di luar ruangan.

Dan akhirnya..mobil pun memasuki halaman kecil yang menanjak naik tepat di sebuah gedung berlantai 4.

“ini apartementku. Lebih tepatnya gedung kecil dimana aku dan teman-temanku tinggal”

Kwang jo mematikan mesin mobil. Langit menatap ke depan. Ada rasa lega yang dirasakannya sekarang. Setidaknya, bangunan yang dihadapannya ini bukanlah bangunan apartement dengan berpuluh-puluh lantai yang hanya akan membuat “phobia”nya kambuh.

Kwang jo membuka pintu mobil, “ ok, selamat datang..”

Ucapnya singkat. Dan langitpun mengikutinya. Membuka pintu mobil, dan mengeluarkan barang bawaannya. Koper merah maroonnya.

Welcome to korea,langit... welcome to seoul (?)....




0 komentar on "Loveable Namsan (ep 3)"

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez