My Love Twin : Part 1

Aku bertemu dengannya lagi siang ini.Secara tak sengaja.Dan itupun tidak melewati sebuah firasat.

"Aku gag nyangka kita bakal ketemu lagi di sini.Tempat yang sama"
ucapnya.Arga.Nama itu yang dulu ada ketika tiga tahun di kenangan ala anak esempe.Cinta Monyet.Tapi tak pernah terbalas.

"apa kabarmu ?"

"Baik.kamu ?"

ah,sangat formal!.Pertanyaan formalitas.Jelas aku tahun dia baik-baik saja sekarang.

"Sendirian ?"
aku mengangguk.

"Kebetulan lewat.Gag ada salahnya mampir ke sini.Sudah banyak yang berubah.Gag kayak belasan tahun lalu" kataku,sedikit hendak tertawa kecil.Bagaimana mungkin takdir mempertemukanku dengan lelaki bermata sayu di hadapanku ini.

"Papaaaa...."
sebuah suara membuyarkan lamunanku.Teriakan dari seorang anak laki-laki berumur 2 tahun.

Aku mencoba untuk tak merubah ekspresiku begitu tahu kalau saat ini arga justru tak seperti harapanku.

"ayo kenalan sama tante naira"
ucapnya luwes.Seolah tak ada yang terjadi yang membuat suasana jadi berubah 180 derajad.

Aku menyambut uluran tangan mungil kecil disampingku.

"Mirip kamu,ga..Persis"
ucapku berusaha untuk sama seperti beberapa menit yang lalu.

"oia ? Kamu orang pertama yang bilang begitu"

"lho kenapa ?"

"Hampir semua bilang kalau anakku ini nyaris mirip dengan om-nya"

Deg ! aku ingat seseorang.

"Apa kabar dengan arkha ?' tanyaku langsung.

"Satu jam lagi dia nyampe balikpapan." Jelas arga.

Ah,apa kabarnya arkha.Saudara kermbar berbalik kepribadian 180 derajad dengan arga,abangnya.

"oia,kalau mau,lusa ulang tahun anakku.Datanglah.Aku mengundangmu"

"Samarinda ?"
tanyaku.

"Tidak.Maksudku,masih dirumahku yang kau tahu,rumah keluargaku di balikpapan"

Dan aku menyanggupi.Setelah menerima sebuah kartu nama.Tertulis Arga Dewantara di sana.

Sepeninggalnya,ada rasa berkecamuk menjadi satu.Di satu sisi,aku senang bisa bertemu dengannya langsung pada akhirnya.Tapi di sisi lain,aku thau...itu tadi hanya sebuah reuni.Tak kan ada harapan berlanjut.

Oh,naira.Kalau ia,sadarlah ! Jelas dia sudah bukan hakmu lagi sekarang.

Aku melangkah gontau.Kenapa pertemuan ini terlalu terlmabat datang,Tuhan.Batinku.

-Bersambung-