CHAPTER 7
“Observasi Data”
“Kita sudah sampai. Its time to collect data”
Mataku kembali membelalak. Jadi, observasi data yang Vito maksud itu…
“Di sini lo bebas cari buku apa saja tentang diet, dari A sampai Z. Dan lo gak usah mikirin masalah biaya. Semua menjadi tanggungan gue, sebagai bentuk support gue sama program yang bakal dijalankan sama sohib kecil gue, Nandefa Anastasya”
“Tapi Vit…”
Tanpa sempat mendengar komentarku selanjutnya, Vito keburu menarikku keluar dari mobil. Dan detiknya…dia menggemgam tanganku menuju pintu masuk toko buku terlengkap dan termegah di kotaku. Tiba-tiba…aku jadi teringat saat..
Ayolah Defa…jangan pernah mengulangi lagi memori lo sama si cowok brengsek itu !
Aku menuruti saja kemanapun Vito membawaku. Oh ya, kok aku jadi pangling gitu sih ?Jalan sama cowok keren, yang padahal gak laen dan gak bukan sohib aku sendiri? Bukan karena Vito menggenggam tanganku loh…soalnya waktu kecilpun, Vito kecil sering menuntunku seperti ini, kalau lagi mendaki bukit . Tapi ini….
Ah…entahlah. Mungkin ini dikarenakan, sekarang Vito yang kukenal bukan lagi orang biasa kebanyakan. Tapi di adalah Andrea Vito Hariadi, artis muda yang saat ini tengah naik daun !.
Mataku tertuju pada sosok Vito di sampingku. Kalau diperhatikan dengan seksama, nih anak keren juga ya. Sekalipun dalam penyamarannya. Seperti yang saat ini tengah dilakukannya. Berpenampilan kayak wartawan, bawa kamera, jaket kulit berwarna lusuh, topi abang tukang becak dan…kaca mata hitam ! Penyamaran yang sempurna !. Siapapun gak bakal nyangka kalau sosok kucel yang berjalan disampingku ini adalah cowok keren, bintang film terkenal, yang keberadaannya selalu jadi inceran wartawan !.
“Jangan perhatikan tatapan orang-orang di sekitar. Cuek aja,oke ?”
Sambil tetap berjalan, menatap lurus ke depan, Vito berbisik ke padaku. Aku hanya mengancungkan jempol kananku.
Hi..hi…seru juga ikut terlibat dalam petualangan penyamaran Vito. Jadi ngerasa kembali ke masa-masa kecil dulu deh..
Ngumpet-ngumpet ke bukit belakang rumah, cari belalang, naek pohon buat cerita-cerita dan..Ah, mudah-mudahan aja ini awal dari semuanya. Semua yang akan terjadi ke depan. Yang tentunya pasti bakal seru dan penuh petualangan !
***
Aku membawa setumpuk buku yang ukurannya segede kamus umum kedokteran yang kerap dibaca papa. Gilla…sejaman berkutat, berburu buku, yang kesemuanya berisi tips-tips berhasil diet, akhirnya…gak sia-sia juga. Dari mulai diet kesehatan hingga prinsip diet yang “menyesatkan”, ku ambil semuanya.
“Udah selesai. Tinggal bayar aja”
Nafasku ngos-ngosan. Kurasa, tanpa olahraga pun, kalau tiap ari kayak gini, bisa kurusan deh. Capek banget…
“Cuma segitu ?!”
“Loh…ini tuh udah semua yang kudapet di bagian sini. Kamu ?!”
Tanpa sempat menjawab pertanyaanku, Vito segera menujuk tumpukan buku, yang kukira itu tumpukan buku yang sedang di diskon (banyak banget, kira-kira tiga tumpukan, dengan banyak buku 10 biji tiap-tiap tumpukan !).
“Lo nyuruh gue baca buku diet, atau nyuruh gue kuliah di jurusan ahli gizi sih ?”
Vito tertawa.
“Ya udah. Ntar, kalau lo males bacanya, biar gue aja yang bacain buat elo. Oke ?!”
Kembali aku memilih untuk diam saja. Mungkin…kalau suatu saat nanti, dietku gagal, dan kuputuskan untuk stop dari misi ini, aku akan banting stir jadi pustakawan. Iya, buka perpustakaan, atau mungkin rumah baca, atau kalau gak, tempat peminjaman buku, yang khusus memiliki buku-buku diet, lengkap, dari A sampai Z, dan dari yang “sehat” hingga “menyesatkan”. Semuanya ada…
Aku terkikik pelan. Memang selalu ada nilai alternative di setiap penyelesaian.
Dengan susah payah, aku mengangkat setumpukan buku (dengan di Bantu pelayan lainnya yang tak henti-hentinya memandangku heran).
Vito hanya menitipkan credit card kepadaku, sebelum pergi menuju mobil dan menungguku di sana.
***
Sabtu, 04 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "nonamelicious #7"
Posting Komentar