Siapkan Strategi, Mainkan Yut-nori !
Rosita Bustami
SMA I Pemali, Bangka Belitung
Sudah pernah menonton serial drama Korea, Princess Hours ? Kalau memang anda benar-benar penikmat serial drama terlaris asia tersebut, pasti tak akan melewatkan satu episodepun dari setiap penayangangannnya. Baiklah, saya ingin mengajak anda mengulang kembali satu adegan dari serial yang dibintangi Joo Ji-Hoon tersebut. Coba anda kilas balik sebuah episode di mana tampak jageong, bersama Xin, ayah ibu, serta adiknya, tampak asyik memainkan sebuah permainan tradisional khas korea.
Adalah Yut-nori, seni permainan tradisional Korea yang mampu menarik minat saya untuk mengetahuinya lebih jauh lagi, yang akhirnya membuat sayapun tahu banyak tentang permainan ini. Yut-nori adalah sejenis permainan yang menggunakan papan yang dimainkan dengan tongkat-tongkat. Kata Yut-nori merupakan kombinasi dari 2 kata, yakni Yut dab nori. Yut merupakan salah satu istilah dalam permainan ini yang artinya empat (to, kae, kol, yut, dan mo) Sedangkan nori artinya memainkan sebuah permainan. Permainan ini selalu popular di kalangan anak-anak kecil Korea. Biasanya dimainkan selama berlangsungnya festival-festival besar, khususnya pada saat “solnal” (tahun baru). Hari istimewa ini merupakan salah satu di antara dua hari raya yang terbesar di Korea. Sebenarnya Korea merayakan Tahun Baru dua kali, pada tanggal 1 dan 2 Januari, serta pada Tahun Baru Kamariah, yang jatuh di akhir bulan Januari atau awal Februari.
Pada Hari Raya Solnal, setiap keluarga berkumpul, dari mulai yang kecil hingga yang tua. Dan salah satu kebiasaan yang sering dilakukan oleh keluarga Korea, khususnya anak-anak Korea pada saat libur tahun baru adalah bersama-sama memainkan Yut-nori.
Meskipun permainan Yut-nori ini sangat sederhana pada tingkat dasar, namun orang dewasapun dapat menghargai keterampilan dan strategi yang ditampilkan oleh orang-orang yang telah mahir. Bahkan di Korea, Yut-nori merupakan salah satu permainan yang paling efektif untuk meningkatkan kemampuan numerik dan strategi matematika anak. Permainan ini membuktikan bagaimana Yut-nori membantu pemerintah dalam meningkatkan kemampuan menghitung, menambah, melakukan konservasi angka-angka serta menerapkan strategi matematika anak-anak Korea.
Tertarik untuk mempelajari lebih jauh Yut-nori ? Mari simak penjelasan saya lebih jauh lagi
Yang harus pertama sekali anda lakukan adalah menyiapkan segala alat-alat yang digunakan untuk memainkannya. Pertama, empat buah tongkat. Tongkat-tongkat ini dibentuk seperti bentuk perahu kecil, rata pada satu sisi dan bulat pada sisi lainnya, dengan ujung-ujungnya yang runcing. Pada sisi bagian bawah dari tongkat itu, buat tanda khusus yang disebut “back-to”. Kedua, empat buah kepingan bulat (mals) untuk masing-masing kelompok, berwarna hitam atau putih. Keempat kepingan bulat dari salah satu warna harus dapat mengelilingi papan itu satu kali agar kelompok itu dapat memenangkan permainan ini. Dan yang terakhir adalah papan permainan (Yut Pan), yang berisi pola pergerakan keping-keping berwarna tersebut.
Selain dadu dan alat pengocok, kombinasi dari empat tongkat juga menentukan seberapa jauh anda dapat bergerak di papan. Anda dapat memberi tanda pada papan itu di manapun dengan menggunakan kapur tulis ataupun alat tulis lainnya. Makin besar papan, maka semakin memudahkan anda memainkannya.
Jumlah bulatan yang dapat Anda pindahkan, tergantung bagaimana tongkat-tongkat mendarat setelah dilemparkan. Apabila salah satu tongkat itu mendarat dengan posisi bagian yang bulatnya ada di atas (disebut naik)dan 3 tongkat lainnya bagian yang bulat ada di bawah (disebut turun), maka kombinasi seperti ini disebut “to”, yang membolehkan untuk maju satu langkah. Apabila dua tongkat pada posisi naik dan dua lainnya turun, maka ini disebut sebagai “kae”dan anda dapat maju dua langkah. Apabila tiga tongkat pada posisi naik dan satu turun, ini disebut “kol”, dan anda maju tiga langkah. Jika semua tongkat pada posisi turun, ini disebut “yut” , dan anda maju empat langkah. Yang terakhir, jika semua tongkat pada posisi naik, ini disebut “mo” yang berarti anda boleh maju lima langkah.
Anda dapat memindahkan kepingan anda secara terpisah, atau apabila kepingan itu berada pada tempat yang sama dengan kepingan anda yang lain. Anda dapat memindahkan kedua kepingan itu secara bersamaan. Anda dapat memilih untuk memindahkan keempat kepingan itu secara bersamaan, namun bahaya akan menghadang dan kepingan anda dimakan oleh kepingan-kepingan dari kelompok lainnya. Apabila kepingan anda menempati tempat yang telah terisi oleh kepingan dari kelompok lainnya, anda dapat mengusir kepingan dari kelompok lain tersebut untuk kembali ke tempat “start”.
Dan anda kembali mendapat giliran untuk melempar tongkat. Seandainya anda mendapatkan kombinasi tongkat yang bertanda “back-to”, itu artinya posisinya naik sedangkan tiga tongkat lainnya turun. Anda harus bergerak mundur satu langkah. Pada papan permainan ini dibuat dua jalan pintas. Normalnya, kepingan harus bergerak mengelilingi lingkaran yang searah jarum jam. Jika kepingan anda berada pada suatu lingkaran khusus, anda dapat saja mengambil jalan pintas yang diagonal, tergantung ada di mana posisi lawan anda.
Tidak menjadi masalah berapa banyak orang yang bermain., masing-masing kelompok hanya memiliki empat kepingan. Ketua dari masing-masing kelompok harus mengatur strategi untuk menghindar, menyerang dan menggandakan agar dapat membawa keempat kepingan mengelilingi lingkaran secepat mungkin.
Tidak seperti permainan orang dewasa lainnya, tidak ada taruhan uang dalam permainanan ini, namun pemenangnya boleh memakan kue beras yang lebih banyak. Namun, seiring waktu, permainan Yut-nori ini tak hanya dilakukan pada saat Hari Raya saja, namun kapanpun, dan ganjaran bagi yang kalahpun, dapat disesuaikan dan dikompromikan oleh tiap-tiap pemain sebelum memulai permainan.
Permainan ini memiliki manfaat dalam rangka menjalin keakraban antar tiap pemainnya. Satu benang merah yang dapat ditarik dari fenomena di mana masih diadakannya permainan Yut-nori pada saat festival-festival besar ini adalah penghargaan besar orang Korea terhadap tradisi yang turun-temurun dilakukan oleh nenek moyang mereka, meskipun kecanggihan tekhnologi telah berkembang pesat. Bangsa Korea telah sejak dulu memproduksi berbagai alat-alat canggih, termasuk permainan dengan tekhnologi tingkat tinggi. Akan tetapi, mereka tak langsung saja meninggalkan seni permainan tradisional yang telah turun temurun dilakukan dari generasi ke generasi. Fenomena ini dapat kita jadikan renungan.
Kalau Korea dapat memainkan Yut-nori di saat Hari Raya Tahun Baru mereka, mengapa tak kita coba memainkan congklak pada saat Hari Raya di Negara kita ?
Jadi, kalau anda tertarik pada seni permainan tradisional Korea ini, mari siapkan strategi dan mainkan Yut-nori !
Selesai
Sabtu, 28 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "Lomba Penulisan Esai Korea 2006"
Posting Komentar