Minggu, 04 November 2012

Bangkok Story








Bangkok International Senior High School,2012


“Boleh gw duduk disini ?” sebuah suara membuyarkan lamunan kaka. Ia nyaris tersedak dengan lemon squash_begitu ditengadahkannya pandangannya ke sumber suara.
Ma-ri-o Mau-rer.. eja kaka dalam hati begitu melihat nama di saku seragam anak laki-laki yang berbicara padanya.


“silahkan” ucap kaka singkat. Ia menggeser duduknya. 


“i’m sorry. Gag ada kursi kosong ditempat lain, jadi mau gag mau gw nebeng di sini” lanjut laki-laki yang bernama mario, “mm, gw mario,” anak laki-laki itu mengulurkan tangannya. 


Gw udah tau dan udah baca dari tadi dodol, batin kaka.


“kaka” jawab kaka sembari membalas uluran tangan mario, “tapi lo bisa panggil gw merry” lanjutnya.


“sendirian ?” tanya mario lagi. Kaka mengangguk. “lo sendiri ?” tanya balik kaka.


“nunggu sepupu. Janjian ketemu di sini”


Jawab mario. “tuh orangnya” lanjut mario sambil menunjuk seorang anak laki-laki yang tengah berjalan menuju mereka.


Kaka membelalakkan matanya.Jadi..?


“kaka ??” seperti yang sudah kaka duga barusan. “kamu sekelas sama mario ?” tanya anak laki-laki yang tak lain adalah top peach ithipat, alias top,mantannya kaka.


Kaka menggeleng, “gw baru aja kenalan sama sepupu lo” jawab kaka. “dan gw gag nyangka, kalo lo punya sepupu kayak dia” lanjut kaka. Kata “kayak dia” terdengar lain di telinga top. Sama persis dengan apa yang ingin dimaksud kaka. Meskipun baru mengenalnya, tapi setidaknya pribadi ramahnya mario berhasil membuat kaka kaget begitu mengetahui berita kilat kalau mario adalah sepupu top.


“tumben lo sendirian ?” tanya kaka lagi. “gag bareng cewek lo ?” entah mengapa, dengan begitu lancar dan mudahnya kaka menanyakan hal yang_setengah tahun lalu_sangat sulit untuk diucapkannya. Bahkan untuk sekedar menyapa top.


“dia lagi ada latihan basket” jawab top singkat.”by the way, sejak kapan kalian saling kenal ?”
Mario dan kaka saling melihat satu sama lain, dan dengan kompak jawab “barusan”, membuat top setengah berteriak dan mengeluarkan beberapa bahasa thailand, yang masih sulit dicerna maksudnya oleh kaka maupun mario.


Sedikit mengerti maksudnya, mario mulai menjelaskan singkat cerita bagaimana mereka bisa satu meja, dan menutup ceritanya dengan kata sederhana_”kebetulan”.


“kaka !” sebuah suara tiba-tiba memecahkan keheningan yang terjadi antara kaka-mario-dan top. 


Suara itu tak lain berasal dari seorang perempuan yang tengah berlari ngos-ngosan menuju mereka bertiga. Perempuan itu adalah Faza Kendall Munich. Teman satu geng kaka dari kelas seni 2A.


“ka...lo...lo mesti..dengar cerita gw” ucap faza dengan suara yang masih ngos-ngosan, efek lari-larian dari kelas ke cafetaria yang memang harus ditempuh turun tangga dua putaran.


“tenang, tenang..lo tarik nafas dulu za” ucap kaka,menenangkan sahabatnya yang memang kerap “impulsive” ini.


“oke...wait a minute”  faza membetulkan letak kacamata bingkai cokelatnya. Demam Kpop yang melanda thailand akhir-akhir ini memang membuat siapa saja mencoba dengan keras untuk terlihat layaknya korean idol lainnya, tak terkecuali faza. Kaca mata bingkai besar, headphone warna-warni yang tergantung dileher, dan sepatu sport merk nike colourful ala boyband korea, sukses bikin faza cukup berhasil dengan adaptasi fashionnya.


“lo tau gag ? kata rafa, ada anak baru di kelas sebelah pindahan jerman bo’” lanjut faza nyaris menjerit.”sumpahh...ganteng banget. Kata rafa sih....soalnya gw sendiri belum pernah ketemu sama anaknya” 


“anak baru ? kelas sebelah..berarti...kelas gw dong “ jawab kaka. Secara posisi, letak kelasnya dan kelas faza memang berdekatan. Faza satu kelas dengan top. Itu juga mengapa, ketika melihat bahwa top sedang berada bersama kaka_atas dasar solidaritas teman yang lagi ketemu mantannya_faza memutuskan untuk gag menyapa langsung ke top. Cukup menyunggingkan senyum singkatnya ke mantan sahabatnya itu.


“yupz. Bener banget” jawab faza singkat. “eh tunggu...kalau sekelas sama lo, lo harusnya udah ketemu dan lihat anak baru itu dong”


Kaka mencoba mengingat lagi ke beberapa jam yang lalu, dimulai sejak dirinya melangkahkan kaki memasuki gerbang sekolahnya. Sekolah yang mayoritas isinya adalah anak-anak multikultural kayak kaka, faza, rafa,dan..


“namanya siapa ?” tanya kaka memastikan. Dia baru ingat, bahwa sejak jam pelajaran pertama dirinya memang tidak masuk kelas. Mr. Pachara memanggilnya ke ruang guru, karena suatu dan lainhal_terkait kegiatan sekolah yang sebentar lagi akan dilaksanakan.


“aduh..gw rada lupa namanya..Bentar..coba gw ingat. Ma...ma...aduh, tadi sempat ingat banget dibilangin rafa..ada ma ma nya gitu.Ma..mario Maurer ! Iyak, mario maurer !” seru faza girang. Karena saking kerasnya ia berteriak menyebut nama yang dimaksud, beberapa siswa yang tengah asyik ngobrol dan makan sekitar mereka tiba-tiba menoleh ke mereka berempat. 


Kaka dan top kompak liat-liatan ke satu titik. Titik yang sama, mengarah ke seseorang yang sedari tadi kebanyakan diam,hanya mendengarkan.


“elo dong ?!” jawab kaka, membuat faza kali ini menoleh ke arah yang ditunjuk oleh kaka.


Dan, tiba-tiba faza mau pingsan saja. Rumor yang beredar selama satu jam terakhir yang menyebutkan  perihal ketampanan anak baru yang disebut-sebut akan mengalahkan Top selaku cowok paling populer di seantero BISHS (Bangkok International Senior High School) ini ternyata benar adanya. Bukan sekedar informasi gag valid yang biasa disampaikan rafa.


“ka..kamu...mario ?”tanya faza terbata-bata.


Mendapat teman baru lagi, mario mengangguk mantap. Aura bahagia terpancar di wajahnya, tak seperti yang dibayangkan, ternyata hari pertama di sekolah barunya ini berjalan dengan mulus. Tidak ada bully, tidak ada sorotan-sorotan aneh ala penghuni lama kepada pendatang baru layaknya tradisi di sekolah-sekolah negara barat.


“kenalkan, namaku mario maurer. Cukup panggil aku mario, karena maurer adalah nama keluarga daddy. Ibuku adalah wanita thailand , tapi aku lahir di canada. Senang bertemu denganmu” ucap mario, mengulurkan tangannya. Belum sempat membalas uluran tangan itu, entah mengapa faza merasakan penyakit asmanya kambuh. Segera dikeluarkannya inhaler dari saku seragamnya.


“naa....naaa...nice to meet you..shawadikab..”


.....



Berlima, mereka akhirnya jadi teman yang terbentuk dengan sendirinya. Lebih tepatnya mereka adalah 4 sekawan, optional dengan kehadiran rafa. Jadwal latihan belajar untuk persiapan menghadapi olimpiade sains international regional asia tenggara_mengharuskannya menghabiskan hampir seluruh jam sekolahnya dengan mendekam di ruang belajar khusus lantai atas gedung sains BISHS.


Berada di antara dua cowok ganteng di BISHS untuk saat ini, bikin siapa aja bakal melirik iri dengan dua cewek”super beruntung” seantero sekolahan saat ini juga_kaka dan faza. Terlebih faza. Bisa kemana-mana bareng mario aj, udah lebih dari yang diharapkannya. Mario juga yang membuat fokus “Kpop Fever”nya berhasil teralihkan. 


“aku gag nyangka kalau kalian dulunya..pernah pacaran” ucap mario suatu ketika mereka berempat sedang nongkrong bareng di lapangan bola sekolah. Mendengar statement mario, kontan kaka dan top yang saat itu tengah menghabiskan bekalnya_lantas tersedak parah.


“itu..itu udah lama kok” ralat kaka. 


“bener banget. Aku aja udah lupa saking udah lamanya” lanjut top.


Sementara faza, dia memilih untuk diam dan menyaksikan pembicaraan topik yang cukup sensitif ini.


“Kalau boleh tahu, kenapa kalian bisa putus ?” tanya mario. Entah karena saking polos atau karena rasa penasaran yang tinggi, pertanyaan barusan lebih terdengar seperti “interview press conference” bagi kaka. 


“simple sih..karena...karena kita udah gag cocok aja” jawab kaka.


“karena masing-masing dari kita sibuk banget sama kegiatan masing-masing” lanjut top.


“akan lebih baik kalau kita jadi temenan aja” sambung kaka kali ini.


“dengan begitu,kita bisa lebih fokus sama diri masing-masing” ucap top.


Kalau bukan karena mario si penanya, tentu hal seperti ini sebisa mungkin dijauhinya. Sekalipun oleh faza selaku saksi hidup kisah kaka dan top sebenarnya.


“well... kalau memang ketidakcocokan adalah hal yang bikin kalian bubar. Aku...aku..”


“aku rasa aku masih punya kesempatan” 


“apa ??” baik top, kaka maupun faza, ketiganya berteriak barengan.


“ma...maksdmu ..dengan punya..kesem..patan?” tanya top terbata-bata. 


Mario mengalihkan pandangannya kebawah ,ke arah rumput-rumput hijau lapangan sepak bola.Ia menghela nafas panjang.


“Sebenarnya..yang menjadi alasan kenapa aku pindah ke thailand, dan memilih sekolah ini.gag lain dan gag bukan, karena..karena kamu ka” ucap mario.


“what ? a...aku?” tanya kaka sambil mengarahkan telunjukknya ke hadapan wajahnya.


Mario mengangguk pasti. “mungkin kamu udah lupa,ka. Tapi..aku gag bisa lupa sampai saat ini”


Baik kaka, top, maupun faza..makin tidak mengerti dan belum bisa menangkap apa yang sebenarnya dimaksud oleh mario. Mengapa kaka yang menjadi alasannya pindah jauh-jauh dari jerman ke thailand ? lintas benua, lintas samudera, dan bahkan lintas budaya.


“kalau kamu masih ingat..tepatnya 6 tahun yang  lalu..waktu itu..di bumi perkemahan provinsi aran..ada seorang anak laki-laki..yang berhasil kamu tolong waktu insiden tenggelamnya di rawa-rawa di kegiatan lintas alam jambore international anak-anak sekolah dasar” cerita mario.


“Seorang anak perempuan yang jago renang dan nyelam.. berhasil menyelamatkan anak laki-laki itu. Waktu itu gag ada satu orang pembina atau panitia yang lewat disekitar mereka.Karena memang, kondisinya mereka berdua lagi tersesat ke hutan. Mereka berjalan keluar dari jalur yang ditentukan. Sementara hari sudah beranjak sore, sebentar lagi malam”


Entah mengapa, karena bayangan film-film horor yang kerap ditontonnya,tiba-tiba  faza merasa bergidik mendengar cerita dadakan dari mario.


“Kalau gag ada anak perempuan itu..bisa jadi..anak laki-laki itu akan tenggelam. Sejak saat itu, anak laki-laki itu terus mengingat kebaikan yang sudah dialaminya. Anak perempuan itu sudah seperti malaikat untuknya. Malaikat yang telah menyelamatkan hidupnya”


“Tapi..ternyata itu hari terakhir..mereka bertemu. Jambore selesai, mereka pulang ke negara masing-masing. Tapi anak laki-laki itu tidak akan pernah bisa melupakannya. Dan dia bertekad,suatu hari nanti dia bisa bertemu lagi dengan anak perempuan itu”


“dan sekarang..harapannya terwujud. Kaka Merryana Noer,ma...maukah kamu jadi pacarku ?”


Sontak kaka, top, dan faza terkejut bukan main. Tanpa ada tanda-tanda sebelumnya_selain pertanyaan-pertanyaan menyelidik tentang penyebab putusnya top dan kaka, tak ada hal yang menunjukkan bahwa ternyata diam-diam selama ini mario telah menaruh hati pada kaka, siswa international blasteran indonesia-thailand.


“kamu gag perlu jawab sekarang,ka” lanjut mario begitu melihat ekspresi kebingungan kaka.


“mm...mm...a..aku” jawab kaka.


“it’s okay. Aku bisa nunggu jawaban kamu sampai kapanpun kamu siap”


“mm..bukan, bukan itu..aku Cuma merasa..”


“merasa kenapa ? kamu gag enak sama top ? hanya karena top sepupuku ?” tanya mario, sembari menghela nafas pendek. “ka,sebelum ngomong ini, aku..aku udah pernah nanya ke top. Meskipun sampai saat ini top belum pernah jawab pertanyaanku. Tapi aku rasa..gag ada alasan buat top gag ngizinin aku. Lagian dia udah punya ayaz sekarang” jelas mario sembari menyebut sebuah nama seorang siswi blasteran perancis-thailand. Wanita itu tak lain tak bukan adalah ceweknya top sekarang.


Kaka menggeleng pelan. Keringat dingin mengucur di dahinya. Entah mengapa tiba-tiba langit yang tadinya terang benderang, tiba-tiba menjadi gelap.Mendung.Karena merasa gag punya waktu banyak sebelum mereka bakal kehujanan di lapangan bola, kaka memutuskan untuk mengatakan apa yang sebenarnya tengah dipikirkannya.


“mar..jawab dengan dengan jujur, darimana kamu kenal a..aku,mm.maksdku kenal yang namanya kaka merryana noer ?” tanya kaka nyaris setengah berbisik. Matanya memperhatikan kondisi sekitar.
“maksdmu ? bagimana aku bisa kenal denganmu ? dari hari pertama jambore international itu” jawab mario. Kali ini, dia yang merasa bingung dengan apa yang sedang terjadi saat ini. 


“hari pertama ?” tanya kaka lagi. Mario mengangguk pasti, dan berlanjut dengan pertanyaan , 

“memangnya kenapa ?”


Merasa bahwa saatnya menjelaskan apa yang menjadi kebenaran, kaka berusaha untuk mengatakannya pada mario.


“mario..aku tidak tahu apakah kau jujur dengan apa yang baru saja kau ceritakan. Anak perempuan yang menyelamatkanmu ketika kau tersesat di hutan dan nyaris tenggelam di rawa-rawa..itu.. itu ..”
Hening. Kilat tiba-tiba muncul dari balik awan hitam yang menimbulkan bunyi “ctarrrrr” yang keras.


“itu sebenarnya..bukan diriku”


“apa ?? apa maksdmu ? jelas..jelas aku masih sangat ingat dengan apa yang kualami ketika aku masih sd itu” 


Kaka menghela nafas panjang. Keringat dinginnya makin mengalir. Bulu kuduknya tiba-tiba merinding.


“Anak perempuan itu memang benar adalah Kaka Merryana Noer. Dan dia..dia adalah saudara kembarku...yang meninggal di tempat yang sama karena tenggelam di rawa-rawa, di jambore thailand..tepat satu tahun sebelum jambore angkatanmu”


“A..APA ?? “ mario bergedik ngeri. Hal yang sama dirasakan oleh top dan faza.


“dan aku..ini namaku ..”


Kaka menunjukkan kartu pelajar yang dikeluarkannya dari dalam dompet di saku seragamnya.
 Dan betapa terkejutnya mario,satu detik setelah melihat apa yang tertera di kartu yang diberikan oleh kaka.


Di kartu itu, tertera sebuah nama : Khanza Merryana Noer.


“kau memang bertemu dengan seseorang yang mirip denganku,sangat mirip. Tapi..itu adalah mendiang saudara kembarku.Kaka adalah panggilan kami berdua, Dan aku..aku tidak pernah mengikuti jambore sampai detik ini”


CtARRR !!!! Kilat menyambar di tengah mendung yang tak hujan-hujan.


Entah berhalusinasi atau apa..tiba-tiba mario melihat sesosok putih transparan muncul tepat di belakang kaka.Sosok itu menatapnya nanar, dan selanjutnya..tersenyum samar kepadanya...


-selesai-


 




0 komentar on "Bangkok Story"

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez