Langit tidak yakin apakah keberadaannya
di sini, adalah hal yang tepat. Kalau bukan karena keterbatasan biaya
akibat minimnya persiapan, tentu langit akan memilih untuk tidak
merepotkan kwang jo sebagai pemilik rumah.
Sama hal seperti kejadian tadi siang,
saat tanpa sengaja langit membuka kamar kwang jo, dan karena
kecerobohannya, kwang jo marah-marah.
“aa..mianhae,jeongmal mianhae. Aku
hanya ingin menanyakan dimana aku bisa menjemur pakaian dalamku “
ucap langit sambil membungkukkan badannya hampir 90 derajad.
“yaa ! kalau kamu ingin bertanya
padaku harusnya kau mengetuk pintu terlebih dahulu” ucap kwang jo.
Suaranya terdengar sedikit meninggi.
“aa...maaf, aku melihat pintunya
sedikit terbuka sebelum aku masuk. Sekali lagi aku minta maaf”
Langit mengedarkan pandangannya ke
sekeliling. Mencoba untuk tidak kepikiran tentang kejadian tadi,
langit memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar tempat tinggalnya
sekarang. Tiba-tiba matanya tertuju pada spanduk besar yang terpasang
di sebuah tiang menuju komplek bangunan besar bergaya eropa, mirip
seperti film-film barat klasik.
"Korea University"
Langit mengamati sekali lagi tulisan
yang terdapat di tempat lain, sebuah papan pengumuman berisi peta
area.
Dan, betapa terkejutnya dia, langit
kini tengah berada di suatu tempat yang sangat ingin dikunjunginya,
“omooo...ini kan kampus tempat lokasi
syuting drama-nya kim tae hee ??” langit menutup mulutnya yang
membesar.
Dia berlari menuju sisi dalam dari
pintu masuk.
“kyaaaaaa.....”
Langit melompat kegirangan, salah
satu drama favouritenya pernah mengambil scene di sini.
Korea University, merupakan salah satu
dari universitas bergengsi di korea. Meskipun berstatus private
university, tapi kualitasnya bisa disejajarkan dengan universitas
negeri ternama lainnya semacam Seoul National University ataupun
KAIST.
Memiliki bangunan-bangunan berasitektur
unik karena meskipun terletak di kota seoul, namun ketika
menginjakkan kaki di area ini, kita seperti sedang berada di
kota-kota di eropa. Hal ini dikarenakan hampir semua gedung di kampus
ini didesain dengan gaya arsitektur eropa, menyerupai kastil kastil
kuno.
Langit mengeluarkan DSLRnya, mengambil
spot-spot unik yang sayang jika dilewatkan begitu saja. Matanya
tertuju pada sebuah bangunan yang mirip seperti gereja kuno.Dia
sangat ingin berfoto di sana.Tapi, arghhhh...langit lupa kalau dia
tidak sedang membawa tripod. Beginilah salah satu hal yang tidak
dsukainya dari solo travelling. Partner in Crime-nya sedang tidak ada
dalam travellingnya kali ini. Tiba-tiba dia jadi kangen sally...
Langit mengeluarkan tablet androidnya,
memfoto bangunan yang ada dihadapannya, dan kemudian menguploadnya ke
dalam akun twitternya, dengan caption : “i miss you @miss_lolol
already, TT. Bagaimana persiapanmu di sana ? ^^ “
Miss lolol tak lain adalah nama akun
twitter sally. “lolol” sendiri diambil dari kecintaan sally pada
salah satu member reality show Running Man,_Garry Oppa , yang kerap
mengucapkan kata “lolol”.
“jogiyo...”
Sebuah suara membuyarkan lamunan
langit. Langit menoleh ke sumber suara berlangsung,
“sajinhaeyo, juseyo ??”
Ucap Seorang laki-laki yang sedang
menenteng ransel berukuran sedang di belakang punggungnya. Membawa
kamera yang sama, tapi beda tipe sepertinya.
“aa...hanguk saram aniyeyo..i’m not
korean”
jawab langit dengan menggunakan dua kalimat yang berarti
sama “ maaf, bukan orang korea”, jadi please...pake bahasa yang
mudah dimengerti saja.pikir langit.
Laki-laki itu melepaskan kaca mata
hitam yang sedari tadi menutupi kedua matanya.Matanya sipit, tapi
dari warna kulitnya, langit bisa menyimpulkan kalau dia juga bukan
orang korea, sama seperti dirinya.
“aa..sorry., i didn’t know if you
can speak english.” Ucapnya sambil tersenyum untuk pertama
kalinya.
Senyum yang memperlihatkan deretan behel di kedua barisan
gigi atas bawahnya. Dan lagi-lagi, langit jadi ingat sally.
Sahabatnya itu memilih menggunakan behel bukan karena giginya
bermasalah, tapi hanya karena dia ingin terlihat kurus dan tirus
menjelang hari H-nya. Ingat itu, bisa-bisa langit tertawa pada saat
ini.
“hello.,”
Laki-laki itu melambaikan tangan
kanannya searah pandangan langit. Langit terkejut, betapa malunya dia
kalau baru saja dia tertangkap jelas sedang menghayal.
“sorry..by the way, what can i do for
you ?” tanya langit.
“o, can you take photo this one for
me,please ?”ucapnya sambil menunjuk ke arah bangunan yang sama.
Bangunan yang menyerupai gereja klasik abad pertengahan.
Langit mengangguk , “ sure..”
Laki-laki itu menyerahkan kameranya
pada langit. Dan kemudian berjalan menuju pintu bangunan yang siap
untuk difoto oleh langit.
“well.,ready, one...two...”
Pada hitungan ke tiga, langit menekan
tombol di kamera. Satu jepretan baru saja dilakukan.
“hanbonman juseyoo..”
Ucap laki-laki itu sambil mengacungkan
jari telunjuknya. Mengerti maksudnya, langit mengangguk. Dan kemudian
melakukan hal yang sama, satu kali lagi.
Laki-laki itu berjalan ke arah langit.
Langit menyerahkan kameranya., “thankyou so much.,do you want it
too ?”
Langit tidak yakin apakah jika ia
mengiyakan,justru akan menyusahkan orang yang baru dikenalnya ini.
“oh come on., it’s
okay.gwenchanayo, i’ll take the nice picture for you” ucapnya.
Dan langit pun berjalan menuju posisi
yang sama. “lets say...kimchiiiiiii...” instruksinya pada langit.
Langit menarik kedua sudut bibirnya.
Memasang pose andalannya, dengan dua jari_telunjuk dan jari
tengah_membentuk huruf V.Jprettt!
“nice...”
Ucap laki-laki itu. Sesi saling foto
berakhir. Langit berjalan menuju laki-laki yang kemudian menyerahkan
kameranya.
“do you study here ?” tanyanya pada
langit. Logat bahasa inggrisnya begitu kental. Tapi dari wajahnya,
langit tau kalau dia bukan bule. Dan juga bukan orang asli sini.
Meskipun matanya sipit.
“no.,i just walk around here. And
then i found this place., how about you ?”
“nado.,i want to meet my friend
here.,she’s student at korea university. My senior high school
friend in singapore”
Mendengar sebuah nama negara
disebutkan, langit sedikit terkejut.
“wow., do you come from singapore ?”
tanyanya. Laki-laki itu mengangguk, “and you too ?”
Dengan nada yang lebih mirip
“jangan-jangan kamu juga ??”
Langit mengangguk, “actually, i come
from indonesia, but i lived in singapore almost 5 years.,i studied
there, at NUS”
“wow...really ?? i studied there
too..”
“mwo ??” kali ini langit
benar-benar berteriak. Menyebabkan orang-orang yang tengah lalu
lalang di kiri kanan mereka, kontan menoleh ke sumber suara berasal.
Mereka berdua tertawa.
“thanks God i found you”ucapnya.
Pembicaraan semakin bergulir. Menemukan
laki-laki ini membuatnya seperti menemukan teman travelling. Tuhan
ternyata “mengirimkan sally “ melalui laki-laki yang tak lain
adalah teman satu almamaternya di Nanyang.
Cerita pun bergulir dari saling tanya
jawab mengenai jurusan yang mereka ambil , Tidak heran jika mereka
tidak pernah bertemu, karena mereka berada di jurusan yang berbeda.
“aku pernah juga ke indonesia, ke
batam” ucapnya dalam logat bahasa indonesia yangs sedikit terdengar
aneh. “kakeknya dari kakekku adalah orang indonesia, jadi aku masih
ada darah indonesia”
“oia ?? wow..tapi caramu berbicara
jelas menunjukkan kau tidak terlalu tahu banyak dengan indonesia”
Laki-laki itu tertawa.”lahir dan
besar tidak di indonesia membuatku tidak tau banyak dengan tanah
leluhurku” ucapnya. Langit tersenyum.
Mereka memutuskan untuk berbicara
sambil melanjutkan berjalan-jalan mengitari kampus KU (korea
university). Laki-laki itu bertanya banyak hal pada langit, dan
langit membalas dengan menanyakan hal yang sama.
“i am on my summer holiday here.
Since i am so bored in my office, so i decided to take a breaktime
for one week.how about you ?”
“its almost same. I never thought to
travel to south korea before. But...my friend suggested me to come
here, she knew i need a holiday”
“how long will you be here ?”
tanyanya pada langit,”one month” ucap langit yang membuat
laki-laki itu berdecak, “its gonnna a long time. Do you have a plan
to looking for a job in seoul ?”
Langit berpikir, sejujurnya istilah
“mencari pekerjaan” akan sangat mungkin dilakukannya, mengingat
keterbatasan budget yang tengah dialaminya. Tapi tidak mungkin
menceritakan hal tersebut kepada orang yang baru pertama kali
ditemuinya. Langit tidak ingin menyebutkan hal itu sebagai clue untuk
orang lain tahu lebih banyak tentang masalahnya.
“mm..i think no. I just want to travel
here..” ucap langit sambil tersenyum singkat.
“well, where’s your friend ?”
tanya balik langit.
“i dont know..i think she will be
late.,so, maybe i stay to wait her “ ucapnya sambil melihat ke arah
ponselnya.
Matahari mulai semakin turun, langit
melirik arlojinya. Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Musim panas membuat “siang” menjadi lebih panjang. Pantesan saja
langit tidak merasakan waktu telah berjalan semakin lama, jam 8 malam
di korea nyaris sama dengan jam 6 di indonesia.
“sorry,.aku harus segera kembali ke
tempat tinggalku, aku khwatir temanku akan mencariku” ucap langit.
Ia jadi ingat kwang jo, tapi langit tak yakin bahwa kwang jo memang
benar akan mengkhawatirkannya karena tidak pulang sementara malam
sudah beranjak turun.
“oo.,ok. Aku juga senang bisa bertemu
denganmu..semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi”
Langit mengangguk. Dan kemudian
melambaikan tangannya “annyeong...”
Laki-laki itu melambaikan tangannya
juga. Langit memutar balik badannya, dan kemudian memutuskan untuk
setengah berlari. Kekhawatirannya berubah jadi rasa takut, takut
kalau begitu tiba di flat nanti, akan didapatinya kwang jo akan marah
padanya lagi. Di sisi lain, langit tidak ingin menjadi orang yang
selalu menyusahkan lagi. Menyusahkan orang yang barus saja
dikenalnya.
0 komentar on "Loveable Namsan (ep 5)"
Posting Komentar