
Krieett
Seorang wanita yang masih menggunakan celemk bergambar santa tampak terengah-engah menarik keping papan untuk disatukannya menjadi penutup pintu,hingga menyatu_membentuk tulisan CLOSE.
Topi santanya masih melekat di kepalanya,sedikit basah oleh butiran-butiran putih dari atas langit,yang kemudian mencair tak lama.Wanita itu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celemeknya,sebuah kertas.Untuk kemudian membacanya,sesaat.Ia tersenyum,da lantas,tak berapa lama memasukkan kembali ke tempat semula.
Dipandanginya sekelelilingnya.Jalanan tertutup salju tebal setinggi mata kaki.Sementara,cuaca di tempatnya berada,sedikit membuatnya sebenarnya malas untuk pergi kemana-mana.Baru saja,di stasiun televisi setempat mengabarkan bahwa malam hari ini akan terjadi badai salju.
“Alma,kau sudah menerima undangan makan malam oleh kim ?”
Seorang wanita berambut ikal,lengkap dengan mantel tebalnya muncul dari arah sebuah van yang terparkir di depan toko bernama “Belle Cup of Cake”.Sedikit tampak kelelahan membawa beberap kantong kertas berisi roti,sayuran,kentang,selai.
“Kau sendiri, akan memasak apa untuk malam ini ?”
Wanita yang dipanggil alma itu balik bertanya.Dari radius berapa meter,sudah dapat tercium bahwa yoona akan memasak seperti biasanya.Hidangan di malam natal.Spesial kimchi yang diracik dari bumbu ginseng yang sengaja diimportnya dari pasar lokal khusus menjual ginseng-ginseng terbaik di negeri ini.
“Sini,biar kubantu” alma mengambil satu kantong kertas berisi buah-buahan.
Berdua,berjalan menuju sebuah pintu yang mengarah ke gudang depan,dan berujung ke arah dapur.
Yoona meletakkan barang belanjaannya ke sebuah wastafel.Melepaskan mantel tebalnya dan menggantungkannya di gantungan berbentuk tanduk rusa yang terletak di belakang pintu yang didepannya berhiaskan gantungan lonceng besar yang di tengah lingkaran serabut rotan yang diberi hiasan daun mapple kering berwarna maroon.
“Aku akan menyiapkan semuanya kalau kau tak jadi memenuhi undangan kim”
Ucapnya pada alma yang tampak sibuk mengeluarkan satu persatu apel dari kantong kertas belanjaan.
Alma menoleh ke yoona.Sejam yang lalu ia ingat,bahwa kim sendiri telah mengantar undangan itu,sejam sebelum alma menyudahi kegiatannya di toko.
“Mrs.Lee telah memintaku untuk datang ke panti malam ini..”
Ucap alma,sambil tak beranjak dari apel-apel yang kini telah habis dikeluarkannya.
“Sejak seminggu yang lalu”lanjutnya.
Yoona menatap alma.Menarik nafas dalam,untuk kemudian mulai merasakan hal yang sama akan terjadi lagi.
“Berarti,kau tak akan pergi memenuhi undangan jamuan kim untuk tahun ini ?”tanya yoona,tak lepas matanya dari alma yang kini tak bergeming sedikitpun dari keadaan semula,padahal kantong kertasnya telah menyusut,kosong.
Dan mungkin untuk selamanya,lanjutnya dalam hati.
Lonceng yang berdentang,
Malam Natal,
Nyanyian misa di malam sunyi,
Dan...
Semuanya terekam jelas kembali di benak alma.
Tahun ini akan menjadi malam natal yang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Ya”
Ucapnya singkat,untuk kemudian kembali larut dalam keheningannya.Sembari memandangi bayangan yoona di kaca jendela yang tampak masih memandanginya heran,untuk lantas kembali beranjak pergi meninggalkan alma,terpaku sendirian.
***
..Ma,jangan bunuh aku..
Biarkan aku hidup,
Mama.....
Degga,
Alma terbangun dari mimpinya.Peluh keringat membasahi dahinya.Detak jantungnya berdegup kencang.
Ia baru saja bermimpi.Mimpi yang sama,setiap malam-malamnya.
Putih,sayap malaikat,anak kecil.Entah apa maksud semua itu.
Ruangan kamarnya gelap.Hanya sorot lampu dari arah lorong yang memisahkan ruangan,menjadi sekat bercahaya yang memantulkan penglihatannya,jam berapa tepatnya saat ia terbangun sekarang.Pukul satu dini hari.
Seorang anak kecil perempuan,yang bergandengan tangan bersamanya,menghampiri seseorang yang ia sendiri tidak tahu siapa.
Mungkinkah,ini menjadi kunci dari semuanya ??
***
“Merry Christmas nona alma..”
Seorang wanita paruh baya yang malam itu menggunakan terusan merah mememeluk alma yang baru saja melangkahkan kaki memasuki pintu aula besar yang kini tampak meriah dengan hiasan warna-warni,berikut kerlap-kerlip pohon natal besar yang terletak di tengah ruangan.
“Selamat natal juga mrs.lee..Terima kasih atas undangannya”
Ucap alma sembari membungkukkan badannya.
“Kak alma !!!”
Serombongan suara dari arah yang berlawanan tampak bergegas berlari kecil menghampiri alma.Peri-peri kecil bersayap tercantik malam ini,pikir alma.
“Malam ini kami akan bernyanyi,sudah siapkah kau akan mengiringinya ?”
Tanya seorang anak perempuan berusia lima tahunan yang malam itu menggunakan sayap dengan warna yang sedikit berbeda dari yang lainnya.
“Tahun ini dia terpilih karena dia yang memenangi lomba telur paskah,kak”
Jawab seorang anak perempuan yang sedikit lebih tinggi ketika alma menanyakan mengapa anak permpuan itu menggunakan sayap berwarna pink,berikut tongkat peri yang dipegangnya dengan anggun.
“Tahun depan,yang lainnya harus lebih berusaha lagi dari ini,ok ? Kak alma sudah membawa hadiah-hadiah manis untuk semua peri-peri manis ini”
Alma kemudian mengeluarkan sesuatu dari balik kantong besar yang sengaja disiapkannya satu hari sebelumnya.Tiga belas kotak kado merah emas berpita hijau yang berisi 12 cake mungil rasa strowberry yang dibuatnya sebagai hadiah natal untuk semua anak –anak panti.
Sorak kegirangan memenuhi alma.Saling berebutan menerima kado masing-masing.
Dari kejauhan mrs.lee tersenyum ke arah alma
0 komentar on "Cerpen Tak Bernama : Episode 1"
Posting Komentar