Senin, 20 Januari 2014

"First Snow"





Cast :
Merry, Faza, Mario Maurer, Suho-Exo,Rafa,Danny Odonoghue
Origanl Soundtrack : 
First Snow by EXO






3 hari sebelumnya...

"Kamu yakin mau berangkat sendiri ?"
tanya rafa untuk kesekian kalinya pada Merry yang tak berkesudahan dengan kegiatan packingnya. Memasukkan satu persatu baju-bajunya ke dalam koper berwarna pink menyala. Ia lantas mengangguk.

"kok kamu tumbern sih Mer travelling dadakan kayak gini ? kamu tau sendiri kalau sekarang itu lagi high-season, harga tiket pesawat lagi tinggi-tingginya.Lagi kebanyakan duit lo ?!"

Rafa mengambil sesuatu yang tergeletak di samping koper.

"tuh kan, benar yang gw duga" lanjutnya setelah melihat digit angka fantastis untuk harga tiket pp.

"ya habisnya kamu_aku ajakin gag mau"
ucap Merry angkat bicara. Diambilnya beberapa botol kecil untuk kemudian dimasukkan ke toiletriesnya.

"aku gag bilang gag mau, cuma diundur sampai januari. lagian..Danny mau tahun baruan di sini. Gag mungkin kan kalau aku gag stay di Indonesia"

"ya sama aja dengan kamu gag mau, fa. kalau kamu mau bisa-bisa aja kan kamu ajak danny buat ikutan travelling. Itu pun kalau memang dia benar-benar...:

kata-katanya terputus.Dilihatnya raut wajah rafa yang seketika berubah. Sejujurnya tak ada biatnya untuk melontarkan kata-kata tadi. tapi toh semuanya keburu keluar begitu saja.

"mulai lagi deh. Jangan samain aku sama Mario, si your blind-date lover itu ya. lagian kamu mau-maunya aja diajak kenalan lewat email. Bisa aja kan dia cuma spamming ke random orang"

Merry-email nyasar dari Mario-Yahoo Messenger-merupakan hal yang gag bisa dipisahkan dari Merry dalam kurun waktu satu tahun ini.

"kalau dia serius tertarik ke kamu, yaaa...seenggaknya dia ngasih akun socmednya yang lain. Twitter kek, instagram kek, atau minimal facebook. Lagian hari gini, gag punya fb ?? tuh orang tinggal di belahan dunia mana sih sampe gag ngerti dan gag punya akun fb ??" cerocos rafa.

"He lives in China, fa.Remember that" potong Merry.

"So What ?!"

kali ini giliran Merry yang tertawa. Rafa jadi tidak mengerti. Masih belum bisa menemukan korelasi antara gag punya fb dan negeri tirai bambu itu.

"Sekarang giliran gw yang nanya ke lo, lo tinggal di zaman kapan sih sampai-sampai gag tau kalau facebook using is forbidden di China. Pemerintah RRC itu anti amerika, termasuk produk-produknya"

Rafa terdiam.bengong.tumben-tumbennya sahabatnya ini lebih pintar dibandingkan dirinya.

"Trus lo masih gag bisa ngelupain dia ?" tanya rafa ngalihin pembicaraan.

"gw gag tau kenapa gw kayak gini. Gw emang gag pernah ketemu dia di kehidupan nyata, tapi entah kenapa gara-gara dia gw ngerti gimana rasanya galau karena gag bisa move on"

"hmm...makanya Mer, kalau suka atau jatuh cinta sama seseorang itu jangan total. Jangan serahin semua rasa lo. Mesti sabar. Ibarat kayak makan permen, jangan langsung dihabisin semua. Karena kalau lo habisin langsung, lo gigit tuh permen tanpa diemut pelan-pelan, lo gag bakalan tau tingkat manisnya tuh permen"

Merry terdiam. Ya dia memang terlalu cepat untuk suka sepenuhnya sama Mario Maurer. Seseornag yang memberi perhatian padanya hanya lewat-lewat surat elektronik, seseorang yang dia hanya bisa tau rupanya lewat sebuah attachment foto, selebihnya...ia hanya hidup dalam bayang-bayangnya.

Rafa mengeluarkan sesuatu dari saku jinsnya. Sebuah amplop putih.

"apaan nih ?" tanya Merry penasaran.

"jangan dibuka sekarang. Memang gag seberapa, tapi suatu waktu nanti lo bakal ngebutuhinnya. Jaga diri baik-baik, Mer" ucap rafa sembari memeluk sahabatnya erat.


....

Dongdaemun, hari ke-3 di awal Desember..

Merry melilitkan syal warna pink lebih rapat lagi di lehernya. Angin akhir musim gugur menerpa tubuhnya. Sebuah awalan dan sambutan akan datangnya musim dingin di awal desember ini.

Dekorasi natal serba merah hijau sudah bertebaran di setiap sudut kota Seoul. Pohon natal raksasa yang bisa bergerak dan mengeluarkan butiran salju buatan berdiri kokoh di samping sebuah pusat perbelanjaan ternama di area ini. Menarik minat dan perhatian Merry sejak tiga puluh menit yang lalu berdiri sendiri di sini. Hal yang tentu tidak pernah ia temukan di Indonesia.  Beberapa orang lalu lalang di hadapannya. Entah mengapa , meskipun saat ini dia tengah berada di salah satu negara asia timur, tapi tak satupun dari hilir mudik orang-orang lokal ini yang bermata sipit. Kemajuan teknologi plastic surgery negara ini semakin berkembang pesat.

"Merry !!!!"
sebuah suara tiba-tiba terdengar begitu familiar dari arah belakang. Merry membalikkan badannya, dan benar saja,

"Onnie !!!!"

Merry bergegas berlari ke arah sumber suara yang tak lain adalah...

"Udah lama gag ketemu, bogosiphooooooo..."
ucap wanita yang tak lain adalah faza, sahabat Merry yang telah bermukin sekian tahun di negeri ginseng ini. Bersama mereka berangkulan.

"Nado. udah lama gag ketemu, jadi kurusan"
 Faza tersenyum.

"eh gimana si cowok korea yang sering lo ceritain itu ?" lanjut Merry.

Faza melirik arloji tangannya, mengarahkan pandangannya..

"Tuh orang yang lo tanyain" tunjuk faza pada sesosok laki-laki berkulit putih khas ornag lokal korea.

"Annyeong haseyoo.."ucapnya sembari membungkuk.

"Perkenalkan...ini..uri namdongsaeng" lanjut laki-laki yang bernama Kim Suho kepada seseorang yang ada di sampingnya.

"aa..arayo..nahante marhaessoo..huaa...jinjja jal saenggeotta"

laki-laki yang terlihat lebih muda itu membungkukkan badannya, sembari memperkenalkan dirinya yang bernama Yongdo-Kim Yongdo.

Sementara itu Merry hanya terdiam. Tak bisa berkata apa-apa..Sebuah wajah yang sangat amat familiar dalam ingatanyya.

"Mer, kenalin ini adiknya Suho..Yongdo-ya, iyojaneun naechinguyaa..Merry, Merry Mera Na"

"Ma...ma..mario..."ucap Merry lirih, nyaris tak terdengar.

....

"Ahjumma, berikan saya satu mangkuk jjampong lagi" teriak Yongdo.

Merry memperhatikan pria di hadapannya ini. Ia merasa seperti bermimpi. Tapi beberapa kali dicubitnya pergelangan tangannya, tetap saja terasa sakit. Dan sesuai penjelasan Suho, yongdo adalah adik kandungnya, masih tercatat sebagai seorang pelajar di Seoul Foreign Language High School, jadi tidak mungkin jika laki-laki ini sebenarnya adalah...

"Nuna-deul, manhi mogoooo..." ucap Yongdo, memberikan gelas kecil ke faza dan merry untuk selanjutnya mengambil sebotol soju dan menuangkannya ke masing-masing gelas tersebut.

"mm..bukankah yang menuangkan soju seharusnya mereka yang lebih tua. Seperti yang sering aku lihat di drama-drama korea ?" tanya Merry spontan.

Baik faza, yongdo maupun Suho, ketiganya sama-sama tertawa.

"wahh...Merry-nuna sepertinya sangat gemar menonton drama-drama lawas"
ucap Yongdo.

..mwo ?? Drama lawas? Good Doctor, The Heirs, Master Sun, bukankah mereka adalah drama-drama populer di tahun ini ? Aisss...kau saja yang tak pernah menonton TV, anak muda...
ucap Merry dalam hati.

"Seiring perkembangan waktu, banyak kebiasaan dan kultur orang korea yang telah berubah. Salah satunya hal yang demikian tadi. Jangan kaget Merry-ssi, jika kau menemukan bahwa last name orang korea tidak lagi mengikuti garis keturunan ayah. Seperti halnya kami berdua. Appa bermarga Choi, sedangkan Kim adalah marga keluarga uri omma" jelas Suho. Merry hanya bisa terdiam. Sebuah informasi baru yang tidak pernah didengarnya sebelumnya.

"Satu contoh lagi, kimchi yang kau makan tadi..tidakkah itu berasa terlalu manis ? sementara rasa otentik kimchi adalah asam dan pedas" tambah Yongdo, mengarahkan sumpitnya pada mangkuk kimchi yang telah habis tak bersisa.

Merry kaget, itu juga kenapa dia bisa melahap habis makanan iconic korea tersebut, hal yang jarang dia lakukan di restauran korea manapun di Indonesia.

"Tapi jangan khawatir, jika kau ingin merasakan kehidupan korea yang sebenarnya, ada sebuah desa terpencil di utara korea, tempat di mana kau masih bisa merasakan atmosfer kehidupan korea di masa kejayaan dulu. Dan itu adalah destinasi wisata yang akan kita kunjungi besok"

Merry teringat pada catatan itinerarynya.

"mm.. ya aku sangat menyukai wisata klasik. Banyak tempat yang ingin kukunjungi selama di sini. Namsan Tower, Cheonggyecheon Stream, City Hall,dan.."

"Tepat sekali, kau bisa menemukannya di sana"

Merry kaget. Bukankah..daftar nama-nama yang disebutkannya tadi adalah tempat-tempat yang bisa dikunjunginya di kota ini ? tanya Merry.

"Aa...satu lagi, ada satu hal yang sangat ingin kulakukan selama berada di sini" lanjut Merry.

"apa itu ?" tanya faza.

"Aku ingin datang ke konser idolaku"

Ketiganya terdiam. "si..sia..pa ?" tanya faza.

Merry mengambil sesuatu dari dalam dompetnya. Sebuah kartu pos yang dilipatnya , diselipkan di salah satu bagian dompetnya.

"Taraaaaaaa...Girls Generation !!!!" teriak Merry.

Suasana hening. Suho, yongdo, dan faza bergantian bertatapan.

"Me...merr, kau sedang tidak sakit kan ??" tanya faza hati-hati dengan mimik serius.

"ma..maksudnya ?"

Faza menarik nafasnya dalam.

"Itu...itu...kau akan tau jawabannya begitu kita tiba di tempat yang akan kita tuju besok. A..aku merasa, ada seuatu yang aneh di dirimu" ucap faza.

Merry semakin tidak mengerti.

-BERSAMBUNG-






2 komentar on ""First Snow""

Unknown on 21 Januari 2014 pukul 23.10 mengatakan...

Wohhhh asemmm jgn bil kl gk normal :p , ih ceritanya asik di kelilingin orang2 cakep haaaa

aku punya blog !!! on 22 Januari 2014 pukul 08.28 mengatakan...

hahaaaaa...tumben-tumbennya kan gw bikin lo sebagai tokoh utamanya

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez