Jumat, 07 Desember 2012

Wedding Dress






Tutttttttt....tuttttttt....

“mbak, kayaknya hapenya deh yang getar “ ucap seorang perempuan muda yang menggunakan kaos pink dan bercelemek cream bertuliskan “coffee theory” kepada seorang perempuan muda kantoran.

“oo..thank you” ucap perempuan muda yang dipanggil “mbak”. Ia tampak kerepotan dengan tumpukan map dan tas hermes dark brown yang terkalung di siku tangan kirinya. Sementara tangan kanannya tengah memegang setumbler kertas “green latte”. “bisa minta tolong pegangin ini bentar ?” ucapnya pada wanita di depannya, yang berdiri di meja kasir sebuah cafe di komplek perkantoran “buzz”.

“hallo..ia,kenapa ri ?” tanyanya begitu mengangkat panggilan dari tablet androidnya.

“za, lo dimana sekarang ?” tanya sebuah suara dari seberang telpon.

“di kafe sebelah. Emang kenapa ri ?”

“ya ampun...buruan za lo masuk kantor. Gw lupa ngingetin lo kalau hari ini first meeting lo sama klien baru kita.jam 9 ini” ucap riri terdengar terburu-buru. “nih lo keduluan sama cliennya. Dia udah nunggu 20 menit yang lalu”

Faza tersedak. “wait..” diliriknya arloji swissnya. Gosh ! jam set sepuluh !

Buru-buru faza ngeluarin dua lembar sepuluh ribuan dan memberikannya ke kasir yang sedari tadi megangin green lattenya.Dan selanjutnya lantas berlari menuju kantor yang terletak persis di samping kafe “coffee theory”.

“mbak, mbak...ini green lattenya ketinggalan”

...

“mm...sebelumnya saya minta maaf atas keterlambatan ini.actually i forgot about this appoinment,sorry..” ucapnya setelah menyalami dan menyilahkan duduk cliennya yang bernama azka. Seorang wanita muda yang baru saja pindah ke indonesia.

Azka melepas kaca mata hitamnya. “it’s okay.gag apa-apa kok. Santai aja. Ruangannya hommy, jadi aku gag berasa lagi nunggu” ucap azka pelan_ sembari tersenyum ramah. Tipikal cewek jawa_batin faza.
 

“oo...” balas faza. “waduh. Saya lupa baca berkas profil dress yang kamu mau nih, kalau gitu wait..aku ambil dulu di meja sekretarisku..”
“oh, kalau kamu mau, aku bawa copyannya kok” ucap azka_ Mengeluarkan sebuah map biru, dan menyerahkannya pada faza.

Faza membaca dan mengamati detail tertulis dari dress yang diinginkan cliennya ini. “blossom hanbok”. Ejanya.

“well..jadi ini tema pernikahannya, mixing dua kebudayaan ,indonesia samaaaa.....ko..korea ?” ucap faza, menggigit ujung kaca mata minusnya. Ingat korea, entah kenapa pikirannya tiba-tiba melayang ke seseorang. “mm, kalau boleh tau, ini calon mempelai laki-lakinya berkewarganegaraan korea ?” 

Azka mengangguk. “tapi pernah lama tinggal di indonesia. Jadi kurang lebih,tunangan saya tahu banyak tentang budaya kita” 

Faza mengangguk pelan mendengarkan jawaban azka. “rencananya acara resepsi akan dilaksanakan di mana ?” tanya faza lagi sembari Mencari detail informasi pendukung yang bisa digunakan untuk bahan ide rancangan wedding dressnya. 

“awalnya kami sepakat untuk menyelenggarakan pesta di korea saja..tapi orang tua pihak saya maunya, resepsi juga akan dilaksanakan di sini.maybe,..kita bakal pilih jogja. Banyak keluarga besar di sana” 

“kalau begitu..bagaimana kalau saya tambahkan corak batik jawa modern di detail kainnya” saran faza. Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam folder yang tersimpan di tabletnya. ‘seperti ini’ 

Faza memperlihatkan detail brokat putih bercorak batik jawa berwarna putih gading. “good..but i need the special one, the exclusive one” 

“oh, sebenarnya..itu rancangan gaun pernikahan saya..” lanjut faza. Suaranya memelan. 

“tapi batal saya gunakan..dan belum pernah saya gunakan di rancangan saya manapun..”lanjutnya. 

“kalau anda tak keberatan. .Saya setuju dengan corak ini..” lanjut azka. Entah mengapa dia begitu sangat tertarik pada gambar desain yang diperlihatkan padanya. “pardon, apakah anda juga memiliki tunangan dari negara yang sama dengan tunangan saya ?” 

Faza menggeleng tak yakin. “saya...saya hanya..menyukai semua yang berbau dengan korea..” ucapnya , sambil tertawa ringan. Dan lantas merapikan bagian atas rok hitamnya. Entah mengapa, telapak tangannya berkeringat basah. “well, kira-kira sampai kapan anda akan memberikan batas deadline desain jadi ini pada saya ? kalau anda fix dengan desain ini, saya dan team akan segera bisa mulai hunting bahannya” lanjutnya. 

“ri, tolong ambilkan buku catatan deadlinenya” ucapnya melalui telpon ke sekretarisnya_riri. 

“bagaimana dengan dua minggu lagi ? apakah terlalu cepat ? “ tanya azka.Dia mengeluarkan sesuatu dari dompetnya, dan menyerahkan selembar kartu nama bertuliskan “azka anita wijaya”. 

“well..oke. gag masalah. Begitu desainnya sudah selesai, saya akan memberitahukan anda sesegera mungkin” ucap faza. Berbarengan dengan masuknya riri, menyerahkan sebuah buku pada faza. 

... 

Dua minggu kemudian... 

“aku gag mau tau ri. Pokoknya..kamu kasih tau ke semua kru team yang bertugas di project kali ini, kalau kita mesti siap dan sanggup buat bikin busana mempelai prianya” 

Faza menyapu poni depannya yang kini sudah gag keruan. Faza menggigiti ujung kuku jempolnya. Tindakan yang kerap dilakukannya ketika berada di kondisi terdeadline seperti ini. 

“za.,kenapa gag kamu batalin aja sih projectnya. Untuk waktu satu minggu ke depan, kita gag mungkin bisa nyelesain semuanya.” Jawab riri.ia gag kalah gusar. “lagian kenapa sih itu cliennya maen request dadakan kayak gini. Dikira bikin baju tinggal asal jahit apa” 

Riri menegak habis seperempat cangkir kopinya. Baru saja semalam merayakan party karena baru saja menyelesaikan proyek wedding dress yang dipesan dua minggu yang lalu, dan pagi ini.. 

“gag bisa ri. Ini nyangkut professionalitas brand kita. Apa susahnya sih kalau seminggu ke depan kita fokus 101 % buat ngewujudin requestnya clien kita ? “ ucap faza, tangannya membolak balik kalender bulan februari yang akan berpindah tepat bulan depan. Dan melingkari angka 7 di atasnya. 

Riri menoleh ke arah faza. “aku pribadi..give up, za. Aku gag mungkin bisa, karena aku gag yakin. Aku aja, buat bikin dress nikahan ku kemaren, Cuma buat repairing jahitan korsase yang salah, itu butuh waktu seminggu lebih. Seminggu. Aku paham, karena Aku udah jalanin za” 

Hening seketika. Tepat saat riri merendahkan tone pada kalimat terakhirnya barusan. Bersamaan dengan disadarinya bahwa ia baru saja mengatakan sesuatu yang keliru. 

“za...aku..aku gag gag bermaksud buat ngomong kayak barusan..” ucap riri pelan. Ia menarik nafas panjang.
“gag...gag...gag apa-apa kok ri..” sekuat hati faza berusaha untuk tidak bereaksi apapun pada pernyataan riri beberapa detik yang lalu. Tapi tak alang, bahunya terguncang. Susah payah ia menahan agar pelupuk matanya tak mengeluarkan sesuatu apapun. 

“za..aku minta maaf kalau kata-kataku barusan bikin kamu inget sama masa lalu” 

Riri menggenggam tangan atasan sekaligus sahabatnya itu. 

Entah mengapa di saat-saat seperti ini, runtuh sudah pertahanan dinding kekuatannya sebagai seorang wanita. 

“gag apa-apa kok ri.gag ad yang perlu diingat lagi.semuanya udah lama lewat. Aku juga udah ngelupainnya” 

... 

“oke bu, ini semua berkas berkas profil clien kita ini” ucap kaka, asisten desain. Berkat dukungan riri, faza akhirnya memberanikan diri untuk menerima tawaran project pembuatan busana mempelai pria_ pasangan dari clien sebelumnya. 

Faza menerima tumpukan kertas pada sebuah map yang dipindah tangankan oleh kaka. “cliennya udah datang ya ?” tanya faza_sembari berusaha untuk memasangkan heels yang mengganti sneakers andalannya ke kantor. 

Kaka memandangi arloji di pergelangan tangannya “mmm...kira-kira baru lima menit yang lalu kok bu. Tapi kali ini cliennya datang sendiri. Gag sama pasangannya, gimana ?” tanya kaka. 

“gag apa-apa..yang penting kamu udah ngumpulin semua profilnya” ucap faza dan lantas berdiri merapikan ujung kemejanya yang dimasukkannya kedalam rok berwarna cream selutut. 

“beresss buu..semuanya udah fix..” ucap kaka sumringah. 

“oke, thank you ya. By the way, kamu udah ngontact agen tiket pesawat buat keberangkatan saya ke jogja tanggal 14 februari ?” 

“oo..buat ngehadirin resepsi pernikahan clien kita itu bu ?” tanya kaka lagi. “belum sih bu. Tapi pas makan siang nanti, rencananya saya bakal ke kantornya langsung. Legoo tour n travel kan bu ?” tanya kaka, memastikan bahwa tidak ada kekeliruan pada perintah atasannya ini. Faza mengangguk mantap. Setelah memastikan bahwa semua akan berjalan sesuai rencananya. 

Faza bergegas menaiki tangga menuju ruangannya yang terletak di lantai dua. Kali ini dia sudah siap sepenuhnya untuk mengerjakan sebuah proyek baru lagi. 

... 

Faza menatap dari balik pintu transparan ruangan kerjanya. Ada sesosok laki-laki yang tengah duduk di kursi di hadapan mejanya. Yang kini tengah membelakanginya. 

Pelan –pelan didorongnya pintu itu, dan memastikan dari balik kaca transparan itu_rambutnya sudah tertata dengan seharusnya. 

“pasangan saya ini pernah lama menetap di indonesia..jadi dia lumayan begitu tau banyak tentang budaya kita” 

Kata-kata dari cliennya yang bernama azka tiba-tiba terngiang di telinga . “so i dont need to talk in korean” ucap faza pelan dalam hati. 

“ehm..saya minta maaf telah membuat anda menunggu” 

Laki-laki yang tengah duduk membelakanginya, memutar kursinya 180 derajad menghadap faza. Dan, betapa terkejutnya faza ketika mendapati sosok yang telah menunggunya beberapa menit ini. 

Yang dilihat tak kalah kaget. Laki-laki itu buru-buru berdiri, Sejajar dengan arah tatapan faza. 

Ada keheningan yang menjalar ke seluruh penjuru ruangan. Sementara di luar, hujan yang sedari tadi tak berhenti mulai turun dengan derasnya. Membasahi kaca-kaca jendela gedung. 

“o...onew..kenapa kamu bisa ada di sini ..” ucap faza lirih. Dadanya sesak. Nafasnya memburu. Sekian tahun ia mencari sosok yang berada dalam jarak yang dekat dihadapannya ini/Desain gaun pengantin.pertemuan dua minggu yang lalu dengan klien bernama azka. Undangan yang belum sempat dibacanya. Reservasi tiket pesawat ke jogja. Resepsi 14 Februari.Semuanya memenuhi rongga pikirannya saat ini. 

“faza ?” 

... 

Incheon International Airport, 8 Tahun yang lalu... 

“kamu janji bakal nyusul aku ke indonesia ?” tanya faza. Dilihatnya papan jadwal keberangkatan. Setengah jam lagi dia harus segera masuk ke jalur pengecekan imigrasi keberangkatan luar negeri. Pesawat yang akan ditumpanginya ke tanah air akan berangkat tepat jam 9 pagi waktu setempat. 

“aku janji...nal kidarijuseyo” jawab onew, memeluk erat tubuh perempuan yang amat begitu dekat dengannya selama 4 tahun masa-masa kuliahnya di seoul national university. 

“aku bakal nunggu..” lanjut faza pelan_memperhatikan langit autumn korea yang berwarna kelabu.

... 

Jakarta, 6 Tahun yang lalu.. 

“bagaimanapun pernikahan ini gag bisa dilaksanakan , faza. Ini sudah menjadi keputusan keluarga besar. Tidak akan ada pernikahan beda agama” 

“tapi pa,.onew janji dia akan mengikuti keyakinan kita” 

Brakk.bunyi meja dipukul. 

“kamu berani melawan papa ?? melawan pakem keluarga besar hadiningrat ? Jauh-jauh kamu papa sekolahkan keluar negeri, hasilnya kamu malah seperti ini !” 

“pa...tenang pa..kita harus mendengarkan penjelasan faza dulu” 

“gag bisa ma. Apapun pertimbangannya, belum pernah ada sejarah dalam keluarga besar kita terjadi pernikahan seperti ini. Kamu bisa menjamin kalau dia benar-benar serius sama kamu ?? Dua tahun sejak kamu lulus dan kembali ke indonesia, belum pernah dia menampakkan mukanya kehadapan papa. Itu yang kamu katakan bahwa dia bisa ‘mengikuti’ kita ??” 

Brakk.lagi lagi meja digebrak. 

“pa..papa..tenang pa. Ya ampun Gusti Allah, .mbok nah tolong panggilkan ambulance secepatnya” 

Sesosok tubuh perlahan ambruk. Riuh suara di dalam ruang keluarga.Serta isak tangis sesosok tubuh yang sedari tadi hanya mampu menunduk dan terdiam. Menjadi satu di sore hari yang berhujan itu. 

Faza hanya mampu memandangi foto desain wedding dress yang nyaris selesai di layar ponselnya. Air matanya tumpah di sana. 


tamat


2 komentar on "Wedding Dress"

Anonim mengatakan...

Story yg menyentuh,..
i hope your love story not like this.
aja aja fighting!!!

Anonim mengatakan...

story yg menyentuh.
i hope your love story not like this.
aja aja fighting!!!

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez