“lepasin”
Sekuat tenaga tiwoel berusaha
melepaskan cengkraman kuat tangan kris terhadap pergelangan
tangannya.
“woel, dengerin aku dulu. Jaebal..”
ucap kris. Kris berusaha untuk mengimbangi langkah tiwoel yang
berjalan cepat menjauhinya_ketika tanpa sengaja mereka berpapasan di
depan kafe hello kitty di hongdae.
“apa lagi yang kamu mau perjelas ??
semua udah jelas kris. Kamu...” tunjuknya pada kris, tepat di depan
kontak mata kris terhadap dirinya. “gag akan pernah bisa ngegantiin
semuanya ! Gag akan !”
Teriak tiwoel.
Dengan satu hentakan, ia
akhirnya berhasil melepaskan genggaman tangan kris. Tiwoel berlari
meninggalkan kris yang terdiam mematung. Hujan turun rintik-rintik di
awal musim gugur ini. Kris menatap kosong pada punggung tiwoel yang
kini telah meninggalkannya_untuk kesekian kalinya.
“woel, sampai kapanpun aku bakal
terus nunggu kamu..” ucap kris pelan.
....
Satu bulan yang lalu...
“oppa”
panggil sebuah suara. Yang
dipanggil “oppa” menoleh ke arah sumber suara yang berdiri tak
jauh dari dirinya. Yang dipanggil oppa itu tak lain adalah Kim
Jejung..
Tiwoel berlari kecil menuju jejung yang
telah menunggunya di tepi kolam inha university, tempat biasanya
mereka bertemu.
“oppa udah lama di sini ?” tanya
tiwoel, mengambil tempat duduk tepat di sebelah jejung. Jejung
melihat arloji dipergelangan tangannya.
“mianhae oppa...professor koo
menyuruhku untuk datang ke kantornya setelah kelas selesai. Ada maket
project yang harus aku selesaikan minggu ini” ucap tiwoel sembari
memelas.
Melihat wajah lucu tiwoel, jejung pun
tak mampu menahan tawanya. “tiwoel, tiwoel...” ucap jejung
sembari mengacak-ngacak rambut tiwoel.
“kamu habis ini mau kemana ?” tanya
jejung.
“sejauh ini sih..belum ada. Kenapa
oppa ?”
Jejung tiba-tiba menutup kedua mata
tiwoel dengan telapak tangannya. “kamu jangan liat dulu, ada
sesuatu yang mau aku tunjukkan ke kamu” ucap jejung. Ia segera
mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Tangan kirinya masih menutupi
kedua mata tiwoel, dan tangan kanannya berusaha menjangkau tas yang
tergantung di ujung bangku taman.
“taraaaaaaa....ini buat kamu “
Tiwoel membuka matanya. Betapa
terkejutnya dia, sebuah boneka teddy bear lucu mengenakan hanbok
berada persis di hadapan matanya.
“aa...a...untuk apa ini oppa ?”
tanya tiwoel. Entah mengapa, ada sesuatu yang hinggap di ulu hatinya
saat ini.
“saengil chuka hamnida,
tiwoel...selamat ulang tahun” ucap jejung sembari menyerahkan teddy
bear itu dan kemudian mendekap tiwoel erat.
Tiwoel tak bisa berkata apapun untuk
saat ini. Matanya tiba-tiba terasa basah.”o...oppa...gomawo..terima
kasih banyak selama ini” ucapnya, tenggelam dalam dekapan hangat
seseorang yang telah begitu baik padanya, Kim Jejung.
Jejung melepaskan dekapannya, “justru
aku yang mestinya berterima kasih padamu, woel. Kamu semangatku”
Entah mengapa, begitu mendengar kalimat
terakhir barusan, tiwoel kembali merasakan sesuatu yang lain, tapi
perasaan yang sama yang dirasakannya setiap kali ia bersama
jejung,dan tak bisa diungkapkannya.
“tapi oppa.,bukankah ulang tahunku
masih minggu depan ?” ucap tiwoel.
Jejung menghela nafas panjang ,
“mianhae woel,minggu depan oppa sedang tidak berada di seoul.
Jadwal syuting drama terbaru akan dimulai senin ini. Oppa harus ke
busan selama seminggu penuh”
Tiwoel terdiam. Resiko yang sama dan
kerap ia alami. Memiliki seorang teman dekat yang notabene adalah
seorang aktor dan public figure,membuatnya harus rela memiliki
sedikit waktu untuk bertemu. Oppa jejung adalah aktor korea dengan
segudang kesibukan keartisannya. Bahkan, untuk bertemu pun, oppa
jejung harus rela datang jauh-jauh dari seoul ke incheon. Dan itupun
dalam sebuah pertemuan yang sangat rahasia. Akan banyak saessang fans
dan paparazzi yang menguntit kemanapun oppa jejung pergi.
“gwenchana, oppa..oppa sudah datang
ke sini saja, aku sudah sangat berterima kasih”
Tiba-tiba sebuah bunyi panggilan masuk
terdengar dari saku jaket jejung. Jejung melepas kacamata hitamnya,
memandangi layar ponsel yang dikeluarkannya dari dalam saku jaket.
“ne,hyungnim. Waeyo ?” ucapnya.
Jong kook hyung, managernya menelponnya dari seoul.
“aa...ne. arasseumnida. Satu jam lagi
aku akan tiba di sana..” ucapnya sembari mengakhiri pembicarannya.
Jejung mematikan panggilan telpon di tabletnya.
“jeongmal mianhae tiwoel. Oppa harus
balik ke seoul sekarang. Ada interview dadakan dari media jepang.
Mianhae”
“gag ap2 oppa.nan
halsuarrayo..fighting oppa !” ucap tiwoel sembari mengepalkan
tangan boneka teddy bearnya.
Jejung tersenyum melihat tingkah
tiwoel. Ia mengambil tasnya, untuk kemudian berdiri “annyeong
tiwoel.. sampai jumpa lagi” ucap jejung.
Tiwoel mengangguk dan
mengucapkan kata yang sama, “annyeong oppa..”
Jejung berjalan meninggalkan tiwoel
yang masih tediam di bangku tepi kolam. Tiwoel mengamati jejung yang
berjalan meninggalkannya. Akan berapa lama waktu yang akan dilaluinya
lagi.
“oppa..saranghae..” ucap tiwoel
pelan. Nyaris tak terdengar. Satu kata yang sangat ingin diucapkannya
kepada jejung.
Tiba-tiba jejung membalikkan tubuhnya
menghadap tiwoel. Menatap tiwoel pelan, dan selanjutnya tanpa berkata
apapun, jejung melambaikan tangannya pada tiwoel. Lalu berjalan
meninggalkan areal taman kampus inha university incheon.
......
“woel, nan...nan nol saranghae”
ucap seseorang. Seseorang itu tak lain adalah choi kris, alias kris.
Teman sekelas tiwoel di jurusan arsitektur universitas inha.
Betapa terkejutnya tiwoel mendengar
pernyataan dari kris barusan. Kris tak lebih adalah sahabatnya,
sahabat yang telah lama dikenalnya sejak tahun pertama kuliahnya.
“mi...mianhae kris.. nan
mothaeyo..aku gag bisa..”
......
Tiwoel mencorat-coret sketch booknya.
Ia sedang berada di kafe hello kitty. Tempat yang sering
dihabiskannya bersama jejung, setiap ia mengunjungi jejung ke seoul.
Kafe itu terletak di kawasan hongdae, tak jauh dari hongik station.
Ia datang sendiri ke tempat ini. Karena
dengan beginilah caranya menghabiskan waktu weekendnya seorang diri.
Bepergian ke seoul dengan menggunakan subway yang bisa ditempuh
selama satu jam dari incheon.Duduk sendirian, sembari mengerjakan
tugas kampus ditemani secangkir choco latte dan pancake berbentuk
hello kitty yang didapatkannya dengan harga tak lebih dari 10.000
won.
Tiwoel memasang headset di telinganya.
Jadwal siaran radio favouritenya dimulai 5 menit lagi. Radio yang
sering menayangkan lagu-lagu dari soundtrack drama,baik drama lama
maupun baru, sesuai request pendengar. Dan suara oppa jejung pasti
akan ada di sana. Selain aktor, jejung adalah solois singer, dan
kebanyakan dari lagu yang dinyanyikannnya adalah lagu pengisi
drama-drama terkenal.
Sebuah musik pembuka diiringi suara
berat dan renyah penyiar radio “sukira” baru saja terdengar di
telinganya. Penyiar favouritenya, minjung onnie. Bersama program
radionya “nyanyikan lagu kenanganmu...”
“Kenangan adalah hal yang tidak akan
mati..Akan terus hidup di hati sanubari kita semua.. Bersama saya lee
min jung, selama satu jam ke depan, saya akan mengajak anda
bernostalgia dengan lagu-lagu drama kesayangan anda. Stay tune on
4,26 fm. Sebagai pembuka, “it has to be you” oleh yesung- super
junior saya putarkan untuk anda semua. Selamat mendengarkan”
Sebuah melody masuk terdengar..melody
yang sangat familiar. Lagu “it has to be you”, soundtrack dari
drama terkenal “cinderella stepsister” yang dinyanyikan oleh
yesung oppa, mengalir merdu ditelinga tiwoel. Lagu yang sesuai dengan
apa yang dirasakannya saat ini...Bahwa tak ada orang lain yang bisa
menggantikannya..
oneuldo nae gieogeul ttarahemaeda
(Hari ini, aku hanyut ke dalam ingatanku)
i gil kkeuteseo seoseongineun na
(Aku berputar seputar ini sampai akhir)
dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba
(Kau masih menggenggam ku dengan erat, mesikpun aku tidak bisa melihatmu lagi)
naneun tto i gireul mutneunda
(Aku melihat arah ku)
neol bogo sipdago
(Aku memohon pada langit aku ingin melihatmu )
tto ango sipdago
(dan menahan mu lebih lama)
jeo haneulbomyeo gidohaneun nal
(Itu yang aku ingin melihat mu dan menahanmu lebih lama)
niga animyeon andwae
(Ini tidak bisa jika bukan kau)
neo eobsin nan andwae
(aku tidak bisa tanpamu)
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
(Tidak masalah jika aku terluka untuk sehari dan setahun seperti ini)
na apado joha
(Bahkan jika hatiku terluka)
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka
(Itu karena aku hanya mencintaimu)
Tetttttttt....sebuah suara tiba-tiba
menghentikan lagu yang sedang diputar.
“kami mohon maaf untuk sementara
waktu. Ada ..ada sebuah pengumuman penting yang baru saja kami
terima”
Tiwoel menghentikan sketchingnya. Entah
mengapa suara minjung onnie tidak seperti sebelumnya. Ad sebuah getar
yang ia rasakan dalam suaranya. Tiwoel mendengar sebuah isak tangis
kemudian.
“mi..mianhae.. kami harus
menyampaikan berita ini. Lima belas menit yang lalu..sebuah
kecelakaan baru saja terjadi dalam perjalanan menuju seoul dari
busan. Mobil sedan hitam berplat kendaraan XXXXX, terbalik, menabrak
trotoar pembatas jalan, tak jauh dari turunan jaedo-kam. Setelah
menabrak trotoar, mobil itu terbalik dan terseret sejauh kurang lebih
200 meter. Dan..naasnya,diduga terjadi kebocoran slang bahan bakar
akibat gesekan dan benturan mobil, mobil yang dikendarai oleh seorang
penumpang tersebut terbakar di tempat. Dan...”
Deg. Tiwoel tanpa sengaja menyenggol
cangkir lattenya. Pranggggkkk.. cangkirnya pecah. Buru-buru tiwoel
mengambil cangkir yang sudah berserakan di lantai menjadi
pecahan-pecahan kaca. Tiwoel mengambil satu pecahan itu, ,”auch”
ucapnya. Tanpa sengaja, jari telunjukknya terkena ujung pecahan
cangkir yang runcing dan lancip. Darah mengalir dari ujung jarinya.
Tiwoel meringis kesakitan. Diisapnya darah yang mencoba keluar dari
jemarinya. Menimbulkan rasa sakit yang lumayan.
“dan..setelah dilakukan pengecekan,
pemilik mobil yang ikut terbakar itu tak lain adalah, aktor sekaligus
penyanyi yang sedang naik daun..Kim....kim..”
Suara tangis minjung onnie semakin
terdengar jelas dari balik headset yang masih mampu didengar tiwoel.
Isak itu makin jelas dan makin jelas. Entah mengapa, tiwoel makin tak
tenang. Sakitnya makin menjadi, lebih dari sekedar rasa sakit yang
datang dari jemarinya yang terluka. Tapi..
“Kim...Kim Jejung...”
Dan terdengarlah suara jerit tangis
dari dalam radio yang siarannya masih berlangsung on air.
Tiwoel terdiam di tempat.
Pecahan-pecahan cangkir yang diambilnya, kembali terjatuh. Pecahan
kaca itu menjadi pecahan-pecahan kecil. Berserakan. Tiwoel terduduk
lemas. Tatapannya kosong. Suaranya tak keluar. Sesuatu yang panas
memenuhi rongga matanya.
Kecelakaan...mobil..terbakar...dan...
Tiwoel merasakan seluruh persendiannya
melemah. Keramaian para pengunjung kafe yang silih berganti
berdatangan, entah mengapa tak terdengar apapun di telinganya.
Semuanya tak bersuara.
Teddy bear...Ucapan selamat ulang
tahun..lambaian tangan..dan..dekapan terakhir yang dilakukan oleh
oppa padanya.. ternyata adalah pertanda untuk kenangan
terakhirnya bersama jejung.
Tangisnya pecah. Tiwoel terduduk,
tubuhnya bergetar. Beberapa pengunjung yang merasa bingung terhadap
tiwoel tampak melangkah menuju tiwoel.
Ditengah kekalutannya, tiwoel masih
ingat bagaimana senyum terakhir yang dilihatnya dari jejung. Senyum
yang selalu membuatnya luluh dan tak mampu berkata apapun.
“Maaf kalau lebih awal, aku khawatir
tidak bisa bertemu denganmu minggu depan”
Ya,kalimat itu. Kalimat yang dibacanya
di sebuah potongan kertas yang terselip di dalam saku hanbok boneka
teddy bear yang diberikan jejung padanya.
Detik berikutnya bayangan-bayangan
kenangan yang dilaluinya bersama jejung tiba-tiba muncul sebagai
sebuah kladioskop tak berwujud dalam pandangannya. Dari awal bertemu,
hingga..hingga hari itu..
Potongan lagu yang bberapa menit lalu
didengarnya dari siaran radio mengalun di telinganya..
na dasi sarado
(Jika aku menjalani hidup sekali lagi)
myeot beoneul taeeonado
(Jika aku lahir kembali lagi dan lagi)
harudo niga eobsi sal su eomneun na
(Aku tidak bisa hidup tanpamu)
naega jikyeojul saram
(Kau satu-satunya selalu)
naega saranghal saram nan
(Kau satu-satunya yang aku cinta)
geurae nan neo hanamyeon chungbunhanikka
neo hanaman saranghanikka
(Aku.. ya karena aku sangat bahagia jika bersamamu)
Tangisnya makin menjadi.
1 komentar on "Teddy Bear"
Huwaaaaaaaa,, so sad.. Kasian tiwoel...
Posting Komentar