Senin, 05 November 2012

Teddy Bear






“lepasin”


Sekuat tenaga tiwoel berusaha melepaskan cengkraman kuat tangan kris terhadap pergelangan tangannya.


“woel, dengerin aku dulu. Jaebal..” ucap kris. Kris berusaha untuk mengimbangi langkah tiwoel yang berjalan cepat menjauhinya_ketika tanpa sengaja mereka berpapasan di depan kafe hello kitty di hongdae.


“apa lagi yang kamu mau perjelas ?? semua udah jelas kris. Kamu...” tunjuknya pada kris, tepat di depan kontak mata kris terhadap dirinya. “gag akan pernah bisa ngegantiin semuanya ! Gag akan !”
Teriak tiwoel. 

Dengan satu hentakan, ia akhirnya berhasil melepaskan genggaman tangan kris. Tiwoel berlari meninggalkan kris yang terdiam mematung. Hujan turun rintik-rintik di awal musim gugur ini. Kris menatap kosong pada punggung tiwoel yang kini telah meninggalkannya_untuk kesekian kalinya.


“woel, sampai kapanpun aku bakal terus nunggu kamu..” ucap kris pelan.


....

Satu bulan yang lalu...


“oppa” 
panggil sebuah suara. Yang dipanggil “oppa” menoleh ke arah sumber suara yang berdiri tak jauh dari dirinya. Yang dipanggil oppa itu tak lain adalah Kim Jejung..


Tiwoel berlari kecil menuju jejung yang telah menunggunya di tepi kolam inha university, tempat biasanya mereka bertemu. 


“oppa udah lama di sini ?” tanya tiwoel, mengambil tempat duduk tepat di sebelah jejung. Jejung melihat arloji dipergelangan tangannya.


“mianhae oppa...professor koo menyuruhku untuk datang ke kantornya setelah kelas selesai. Ada maket project yang harus aku selesaikan minggu ini” ucap tiwoel sembari memelas.


Melihat wajah lucu tiwoel, jejung pun tak mampu menahan tawanya. “tiwoel, tiwoel...” ucap jejung sembari mengacak-ngacak rambut tiwoel.


“kamu habis ini mau kemana ?” tanya jejung.


“sejauh ini sih..belum ada. Kenapa oppa ?”


Jejung tiba-tiba menutup kedua mata tiwoel dengan telapak tangannya. “kamu jangan liat dulu, ada sesuatu yang mau aku tunjukkan ke kamu” ucap jejung. Ia segera mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Tangan kirinya masih menutupi kedua mata tiwoel, dan tangan kanannya berusaha menjangkau tas yang tergantung di ujung bangku taman.


“taraaaaaaa....ini buat kamu “


Tiwoel membuka matanya. Betapa terkejutnya dia, sebuah boneka teddy bear lucu mengenakan hanbok berada persis di hadapan matanya.


“aa...a...untuk apa ini oppa ?” tanya tiwoel. Entah mengapa, ada sesuatu yang hinggap di ulu hatinya saat ini. 


“saengil chuka hamnida, tiwoel...selamat ulang tahun” ucap jejung sembari menyerahkan teddy bear itu dan kemudian mendekap tiwoel erat.


Tiwoel tak bisa berkata apapun untuk saat ini. Matanya tiba-tiba terasa basah.”o...oppa...gomawo..terima kasih banyak selama ini” ucapnya, tenggelam dalam dekapan hangat seseorang yang telah begitu baik padanya, Kim Jejung.


Jejung melepaskan dekapannya, “justru aku yang mestinya berterima kasih padamu, woel. Kamu semangatku”


Entah mengapa, begitu mendengar kalimat terakhir barusan, tiwoel kembali merasakan sesuatu yang lain, tapi perasaan yang sama yang dirasakannya setiap kali ia bersama jejung,dan tak bisa diungkapkannya.


“tapi oppa.,bukankah ulang tahunku masih minggu depan ?” ucap tiwoel.


Jejung menghela nafas panjang , “mianhae woel,minggu depan oppa sedang tidak berada di seoul. Jadwal syuting drama terbaru akan dimulai senin ini. Oppa harus ke busan selama seminggu penuh”


Tiwoel terdiam. Resiko yang sama dan kerap ia alami. Memiliki seorang teman dekat yang notabene adalah seorang aktor dan public figure,membuatnya harus rela memiliki sedikit waktu untuk bertemu. Oppa jejung adalah aktor korea dengan segudang kesibukan keartisannya. Bahkan, untuk bertemu pun, oppa jejung harus rela datang jauh-jauh dari seoul ke incheon. Dan itupun dalam sebuah pertemuan yang sangat rahasia. Akan banyak saessang fans dan paparazzi yang menguntit kemanapun oppa jejung pergi.


“gwenchana, oppa..oppa sudah datang ke sini saja, aku sudah sangat berterima kasih”


Tiba-tiba sebuah bunyi panggilan masuk terdengar dari saku jaket jejung. Jejung melepas kacamata hitamnya, memandangi layar ponsel yang dikeluarkannya dari dalam saku jaket.


“ne,hyungnim. Waeyo ?” ucapnya. Jong kook hyung, managernya menelponnya dari seoul.


“aa...ne. arasseumnida. Satu jam lagi aku akan tiba di sana..” ucapnya sembari mengakhiri pembicarannya. Jejung mematikan panggilan telpon di tabletnya.


“jeongmal mianhae tiwoel. Oppa harus balik ke seoul sekarang. Ada interview dadakan dari media jepang. Mianhae”


“gag ap2 oppa.nan halsuarrayo..fighting oppa !” ucap tiwoel sembari mengepalkan tangan boneka teddy bearnya.


Jejung tersenyum melihat tingkah tiwoel. Ia mengambil tasnya, untuk kemudian berdiri “annyeong tiwoel.. sampai jumpa lagi” ucap jejung. 

Tiwoel mengangguk dan mengucapkan kata yang sama, “annyeong oppa..”
Jejung berjalan meninggalkan tiwoel yang masih tediam di bangku tepi kolam. Tiwoel mengamati jejung yang berjalan meninggalkannya. Akan berapa lama waktu yang akan dilaluinya lagi.


“oppa..saranghae..” ucap tiwoel pelan. Nyaris tak terdengar. Satu kata yang sangat ingin diucapkannya kepada jejung.


Tiba-tiba jejung membalikkan tubuhnya menghadap tiwoel. Menatap tiwoel pelan, dan selanjutnya tanpa berkata apapun, jejung melambaikan tangannya pada tiwoel. Lalu berjalan meninggalkan areal taman kampus inha university incheon.


......

“woel, nan...nan nol saranghae” ucap seseorang. Seseorang itu tak lain adalah choi kris, alias kris. Teman sekelas tiwoel di jurusan arsitektur universitas inha.


Betapa terkejutnya tiwoel mendengar pernyataan dari kris barusan. Kris tak lebih adalah sahabatnya, sahabat yang telah lama dikenalnya sejak tahun pertama kuliahnya.


“mi...mianhae kris.. nan mothaeyo..aku gag bisa..”


......


Tiwoel mencorat-coret sketch booknya. Ia sedang berada di kafe hello kitty. Tempat yang sering dihabiskannya bersama jejung, setiap ia mengunjungi jejung ke seoul. Kafe itu terletak di kawasan hongdae, tak jauh dari hongik station. 


Ia datang sendiri ke tempat ini. Karena dengan beginilah caranya menghabiskan waktu weekendnya seorang diri. Bepergian ke seoul dengan menggunakan subway yang bisa ditempuh selama satu jam dari incheon.Duduk sendirian, sembari mengerjakan tugas kampus ditemani secangkir choco latte dan pancake berbentuk hello kitty yang didapatkannya dengan harga tak lebih dari 10.000 won.


Tiwoel memasang headset di telinganya. Jadwal siaran radio favouritenya dimulai 5 menit lagi. Radio yang sering menayangkan lagu-lagu dari soundtrack drama,baik drama lama maupun baru, sesuai request pendengar. Dan suara oppa jejung pasti akan ada di sana. Selain aktor, jejung adalah solois singer, dan kebanyakan dari lagu yang dinyanyikannnya adalah lagu pengisi drama-drama terkenal.


Sebuah musik pembuka diiringi suara berat dan renyah penyiar radio “sukira” baru saja terdengar di telinganya. Penyiar favouritenya, minjung onnie. Bersama program radionya “nyanyikan lagu kenanganmu...”


“Kenangan adalah hal yang tidak akan mati..Akan terus hidup di hati sanubari kita semua.. Bersama saya lee min jung, selama satu jam ke depan, saya akan mengajak anda bernostalgia dengan lagu-lagu drama kesayangan anda. Stay tune on 4,26 fm. Sebagai pembuka, “it has to be you” oleh yesung- super junior saya putarkan untuk anda semua. Selamat mendengarkan”


Sebuah melody masuk terdengar..melody yang sangat familiar. Lagu “it has to be you”, soundtrack dari drama terkenal “cinderella stepsister” yang dinyanyikan oleh yesung oppa, mengalir merdu ditelinga tiwoel. Lagu yang sesuai dengan apa yang dirasakannya saat ini...Bahwa tak ada orang lain yang bisa menggantikannya..




oneuldo nae gieogeul ttarahemaeda 
(Hari ini, aku hanyut ke dalam ingatanku)
i gil kkeuteseo seoseongineun na 
(Aku berputar seputar ini sampai akhir)
dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba 
(Kau masih menggenggam ku dengan erat, mesikpun aku tidak bisa melihatmu lagi)
naneun tto i gireul mutneunda
(Aku melihat arah ku)
neol bogo sipdago
(Aku memohon pada langit aku ingin melihatmu )
tto ango sipdago
(dan menahan mu lebih lama)
jeo haneulbomyeo gidohaneun nal
(Itu yang aku ingin melihat mu dan menahanmu lebih lama)
niga animyeon andwae
(Ini tidak bisa jika bukan kau)
neo eobsin nan andwae
(aku tidak bisa tanpamu)
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
(Tidak masalah jika aku terluka untuk sehari dan setahun seperti ini)
na apado joha
(Bahkan jika hatiku terluka)
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka
(Itu karena aku hanya mencintaimu)




Tetttttttt....sebuah suara tiba-tiba menghentikan lagu yang sedang diputar.

“kami mohon maaf untuk sementara waktu. Ada ..ada sebuah pengumuman penting yang baru saja kami terima”

Tiwoel menghentikan sketchingnya. Entah mengapa suara minjung onnie tidak seperti sebelumnya. Ad sebuah getar yang ia rasakan dalam suaranya. Tiwoel mendengar sebuah isak tangis kemudian.


“mi..mianhae.. kami harus menyampaikan berita ini. Lima belas menit yang lalu..sebuah kecelakaan baru saja terjadi dalam perjalanan menuju seoul dari busan. Mobil sedan hitam berplat kendaraan XXXXX, terbalik, menabrak trotoar pembatas jalan, tak jauh dari turunan jaedo-kam. Setelah menabrak trotoar, mobil itu terbalik dan terseret sejauh kurang lebih 200 meter. Dan..naasnya,diduga terjadi kebocoran slang bahan bakar akibat gesekan dan benturan mobil, mobil yang dikendarai oleh seorang penumpang tersebut terbakar di tempat. Dan...”


Deg. Tiwoel tanpa sengaja menyenggol cangkir lattenya. Pranggggkkk.. cangkirnya pecah. Buru-buru tiwoel mengambil cangkir yang sudah berserakan di lantai menjadi pecahan-pecahan kaca. Tiwoel mengambil satu pecahan itu, ,”auch” ucapnya. Tanpa sengaja, jari telunjukknya terkena ujung pecahan cangkir yang runcing dan lancip. Darah mengalir dari ujung jarinya. Tiwoel meringis kesakitan. Diisapnya darah yang mencoba keluar dari jemarinya. Menimbulkan rasa sakit yang lumayan. 


“dan..setelah dilakukan pengecekan, pemilik mobil yang ikut terbakar itu tak lain adalah, aktor sekaligus penyanyi yang sedang naik daun..Kim....kim..” 


Suara tangis minjung onnie semakin terdengar jelas dari balik headset yang masih mampu didengar tiwoel. Isak itu makin jelas dan makin jelas. Entah mengapa, tiwoel makin tak tenang. Sakitnya makin menjadi, lebih dari sekedar rasa sakit yang datang dari jemarinya yang terluka. Tapi..

“Kim...Kim Jejung...”


Dan terdengarlah suara jerit tangis dari dalam radio yang siarannya masih berlangsung on air.
Tiwoel terdiam di tempat. Pecahan-pecahan cangkir yang diambilnya, kembali terjatuh. Pecahan kaca itu menjadi pecahan-pecahan kecil. Berserakan. Tiwoel terduduk lemas. Tatapannya kosong. Suaranya tak keluar. Sesuatu yang panas memenuhi rongga matanya. 


Kecelakaan...mobil..terbakar...dan...


Tiwoel merasakan seluruh persendiannya melemah. Keramaian para pengunjung kafe yang silih berganti berdatangan, entah mengapa tak terdengar apapun di telinganya. Semuanya tak bersuara.


Teddy bear...Ucapan selamat ulang tahun..lambaian tangan..dan..dekapan terakhir yang dilakukan oleh oppa padanya.. ternyata adalah pertanda untuk kenangan terakhirnya bersama jejung.
Tangisnya pecah. Tiwoel terduduk, tubuhnya bergetar. Beberapa pengunjung yang merasa bingung terhadap tiwoel tampak melangkah menuju tiwoel.


Ditengah kekalutannya, tiwoel masih ingat bagaimana senyum terakhir yang dilihatnya dari jejung. Senyum yang selalu membuatnya luluh dan tak mampu berkata apapun.


“Maaf kalau lebih awal, aku khawatir tidak bisa bertemu denganmu minggu depan”


Ya,kalimat itu. Kalimat yang dibacanya di sebuah potongan kertas yang terselip di dalam saku hanbok boneka teddy bear yang diberikan jejung padanya. 


Detik berikutnya bayangan-bayangan kenangan yang dilaluinya bersama jejung tiba-tiba muncul sebagai sebuah kladioskop tak berwujud dalam pandangannya. Dari awal bertemu, hingga..hingga hari itu..
Potongan lagu yang bberapa menit lalu didengarnya dari siaran radio mengalun di telinganya..


na dasi sarado
(Jika aku menjalani hidup sekali lagi)
myeot beoneul taeeonado
(Jika aku lahir kembali lagi dan lagi)
harudo niga eobsi sal su eomneun na
(Aku tidak bisa hidup tanpamu)
naega jikyeojul saram
(Kau satu-satunya selalu)
naega saranghal saram nan
(Kau satu-satunya yang aku cinta)
geurae nan neo hanamyeon chungbunhanikka
neo hanaman saranghanikka
(Aku.. ya karena aku sangat bahagia jika bersamamu)

Tangisnya makin menjadi.






1 komentar on "Teddy Bear"

Hazelnutt on 5 November 2012 pukul 18.28 mengatakan...

Huwaaaaaaaa,, so sad.. Kasian tiwoel...

 

aku punya blog !!! Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez