Aku selalu memperhatikannya dari kejauhan...entah dia siapa,yang jelas butuh keberanian untuk sekedar mengungkapkan kalau perasaan ini gag lebih dari...
lebih dari...
Sial!.
Tama mengumpat kecil.Meremukkan kertas yang sedari tadi telah ditulisinya.Diremasnya,membentuk bulatan-bulatan kertas yang untuk selanjutnya dengan manis dilemparkannya ke dalam tong sampah kecil di sudut ruangan.
Untuk kesekian kalinya..ia tidak tahu bagaimana harus mengeluarkan smeua yang saat ini tengah dirasakannya.
...
"Hari ini lo gag masuk lagi ??"
sebuah desahan nafas dari seberang pesawat telpon terdengar berat.Ada wening di sana.
"Kenapa c kamu selalu kayak gini,ning ? Hari ini ada presentasi bu yori.Yakin kamu gag bakal datang ?" Tama berusaha untuk mengatakannya sepelan mungkin.Takut bapak mendengar dari arah ruang tamu,gag jauh tama berada,memegang telpon rumah.Setelah bebrapa menit yang lalu,seperti biasa,dering telpon berbuny,dan itu untuk dirinya.dari penelpon yang sama.
"Aku mau datang.Tapi gag hari ini.Aku benar-benar ada urusan mendadak yang gag bisa aku tinggalin tam.Minggu depan,aku janji...aku pasti bakal masuk"
ucap wening dari sana.
Tama menghela nafasnya.
"Ya udah kalau gitu..Tapi kamu harus janji,mulai minggu depan..Kamu harus balik kayak dulu lagi.Datang kuliah setiap hari.Aku tahu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on " "
Posting Komentar